Ibu Poppy menggantikan Pendeta Lubis dalam membawakan firman Tuhan di hari Rabu 2 September malam ini. Pembahasan kali ini berjudul “Harapan Hidup Makmur”. “Di dalam taman Eden, buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat adalah lambang dari kepemilikan Allah. Saat ini, lambang kepemilikan Allah adalah Perpuluhan.”, kata Ibu Poppy mengawali firman Tuhan yang dibawakan. Imamat 27:30 dan 32 tertulis, “Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN. Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.”
“Allah ingin menguji kita, apakah kita setia kepada Tuhan dengan mengembalikan milikNya. Pada suatu waktu ada seorang anak merengek meminta coklat. Lalu anak itu diberi uang oleh ibunya untuk membeli coklat. Anak itu sangat senang. Ia makan dan menikmati coklat tersebut. Ketika ibunya meminta sedikit dari coklat tersebut, anak itu tidak mau memberikannya. Padahal, coklat itu sebenarnya adalah milik dari ibunya. Namun, anak itu tidak mau memberikannya kepada ibunya. Terkadang, kita juga sama seperti anak itu. Kita tidak mau mengembalikan berkat itu kepada Tuhan.”, terang Ibu Poppy lagi memberi ilustrasi sikap kita terhadap milik Allah.
Allah yang menciptakan segala sesuatu seperti yang tertulis di dalam Keluaran 20. Dia-lah pemilik segala sesuatu. Mazmur 24:1 menuliskan, “Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya”. “Segala apa yang kita miliki adalah milik Tuhan. Mobil, rumah, sertifikat berharga, dan bahkan tubuh kita ini, adalah milik Tuhan. Tuhan memberikan kuasa kepada kita untuk memperoleh kekayaan”, lanjut Ibu Poppy menjelaskan siapa pemilik diri kita ini. Di dalam Ulangan 8:18 diingatkan kepada kita bahwa Tuhan senantiasa meneguhkan janji-Nya bagi kita, itu sebabnya kita harus ingat kepada Tuhan. Tuhan juga akan melunasi kembali segala sesuatu yang telah hilang.
“Apa yang mesti kita bawa kepada Tuhan sebagai perpuluhan ? Di dalam Ulangan 26:2 dikatakan kita harus membawa hasil pertama dari yang telah kita peroleh. Bila kita setia, maka Tuhan akan setia memberkati kita. Tuhan juga menginginkan orang-orang muda untuk belajar mengembalikan perpuluhan untuk Tuhan.”, terang Ibu Poppy tentang prinsip dari perpuluhan dan berkat Tuhan bagi yang setia dalam perpuluhan. “Abraham dan Yakub diberkati dengan limpah karena mereka setia dalam membayar perpuluhan mereka. Dengan tidak membayar perpuluhan kita, maka kita dikatakan menipu Allah, seperti yang dikatakan dalam kitab Maleakhi 3:8 ”, jelas Ibu Poppy. "William Colgate (pendiri perusahaan pasta gigi Colgate), James L. Kraft (pendiri perusahaan keju Kraft), dan Chan Shun (pendiri perusahaan garmen Crocodile) adalah sebagian orang-orang yang telah membuktikan bahwa dengan setia mengembalikan perpuluhan dan persembahan kita, maka Tuhan akan memberkati kita dengan lebih limpah lagi. Tuhan itu baik. Ajaib dalam kehidupan kita. Makin banyak kita memberi, makin banyak berkat yang akan kita terima. Jangan seperti danau laut Mati yang hanya menerima aliran sungai, namun tidak pernah mengalirkannya lagi. Dia menjadi danau mati, dimana tidak ada kehidupan yang ada disana. Tuhan itu baik. Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setianNya.”, kata Ibu Poppy memberikan contoh orang-orang yang sukses dan terus setia dalam membawa perpuluhan dan persembahan kepada Tuhan.
“Ada empat prinsip yang harus kita ingat saat memberikan persembahan kepada Tuhan. Dalam memberikan persembahan, ada prinsip-prinsip yang harus kita ingat. Yang pertama, kita menerima dari Tuhan dengan cuma-cuma. Contohnya, nafas hidup kita peroleh dengan cuma-cuma. Yang kedua, tentunya lebih berbahagia bilamana kita dapat memberi dibandingkan dengan menerima. Ketiga, bila kita menabur banyak, maka kita akan menuai banyak pula. Dan yang terakhir, tujuan memberi adalah untuk memberitakan injil kebenaran, seperti yang diamarkan dalam 1 Korintus 9:13-14”. Ibu Poppy kemudian memanggil tiga orang ibu-ibu yang hadir untuk maju ke depan. Yang pertama adalah Ibu Samosir. Ibu Poppy memberikan kepada Samosir satu kotak pasta gigi merek “Colgate”. Ibu Poppy mengajak Ibu Samosir untuk setia seperti William Colgate dalam mengembalikan perpuluhan pada Tuhan. Lalu dipanggil Ibu Manulang. Kepadanya diberikan satu bungkus keju merek “Kraft”. Ibu Poppy mengajak Ibu Manullang untuk setia membawa perpuluhan seperti James L. Kraft yang setia dan diberkati dengan kemakmuran. Terakhir, Ibu Poppy memberikan seperangkat pakaian dalam pria merek “Crocodile” kepada Ibu Heste untuk diberikan kepada suaminya. Kembali Ibu Poppy menganjurkan Ibu Heste untuk menikmati berkat Tuhan dengan mengembalikan perpuluhan dengan setia seperti yang dilakukan oleh Chan Sun pemilik perusahaan pakaian “Crocodile” ini.
“Seorang anak kecil bernama John harus bekerja membantu ibunya. Dari upahnya yang hanya 1.5 dollar, dia belajar memberikan perpuluhan. Akhirnya, ia menjadi seorang jutawan. Dia adalah John D. Rockefeller, tetap setia dalam memberikan perpuluhan dan persembahannya. Anak-anak kita harus dididik sejak dini untuk memberikan perpuluhan. Allah akan memberikan berkat yang berkelimpahan bagi orang yang setia dalam mengembalikan milik Tuhan. Di akahir pekabaran ini, ibu Poppy Lubis menantang semua yang hadir untuk mengangkat tangan sebagai komitmen untuk mau memberikan perpuluhan dan persembahan. Semua yang hadir mengangkat tangan mereka tanda mereka akan setia dalam membawa perpuluhan kepada Tuhan.
Sambil tangan semua yang hadir tetap diangkat, Pendeta E.H. Tambunan diundang untuk mendoakan komitmen dari yang semua yang hadir. Pendeta Tambunan mendoakan tiap-tiap anggota keluarga yang hadir agar diberikan sukacita saat mengembalikan milik Tuhan dalam bentuk perpuluhan. Mereka didoakan agar menikmati berkat sukacita, kebahagiaan dan kemakmuran dari Tuhan, bilamana mereka setia. Sukacita terbayang di wajah setiap yang hadir atas pengharapan baru untuk menikmati kemakmuran yang mereka peroleh pada malam ini. Puji Tuhan !
Mengakhiri KKR malam ini, sebuah lagu yang merdu berjudul “Di Tempat Yang Lebih Tinggi” dinyanyikan dengan kompak oleh paduan suara pemuda-pemudi jemaat Jakasampurna sambil diiringi oleh pianist Bapak Edwin Panjaitan. Sementara lagu dinyanyikan, pundi-pundi persembahan diedarkan oleh para diakon. Masing-masing yang hadir memberikan dengan sukacita persembahan kepada Tuhan. Semua percaya bahwa Tuhan akan memberikan berkat yang limpah bagi mereka yang setia membawa persembahan dan persepuluhan kepada Tuhan. Doa persembahan dilayangkan oleh Pdtm. Linton Hutagaol. Satu per satu jemaat dan tamu-tamu keluar ke rumah masing-masing pada pukul 21:00 malam. Anda ingin mendapatkan berkat pengharapan bagi diri anda dan keluarga ? Datanglah ke KKR wilayah 4 malam ini di GMAHK Kemang Pratama !