Memulai khotbahnya dengan mengutip sebuah peristiwa dalam Lukas 7:36, Pendeta Hutauruk menyampaikan saat Yesus diundang makan oleh seorang bernama Simon. Simon ingin bersyukur karena dia telah sembuh dari penyakit kusta dan ia mengundang banyak orang datang ke rumahnya. Di tengah-tengah acara, ada seorang wanita bernama Maria yang juga hadir dan duduk dekat Yesus. Sementara orang-orang sibuk berbicara satu dengan yang lain, Maria datang mendekat kepada Yesus, ia membawa sebuah minyak wangi yang tergolong mahal, yang ia beli dengan hati yang penuh sukacita. Maria menyadari bahwa Yesus tidak lama lagi akan mati. Selain dia bersyukur untuk pengampunan yang ia terima, Maria sebetulnya tengah memberikan yang terbaik bagi Yesus, mengangkat pujian bagi Dia, sebelum Yesus mati. Maria dipenuhi syukur yang sangat besar, karena dosanya yang besar telah diampuni.
Saat dia melakukan itu, banyak orang yang tidak senang karena menganggap ia menghamburkan uang. Termasuk diantara yang tidak senang adalah Simon sang tuan rumah dan Yudas, salah satu murid Yesus. Maria dikritik oleh mereka, pada saat dia tengah melakukan yang terbaik kepada Yesus sang Juruselamat manusia. Maria tidak perduli dengan kritikan itu. Dia tetap berbuat yang terbaik dan menghormati Yesus karena apa yang Yesus telah berikan bagi dirinya yaitu pengampunan dan keselamatan yang kekal. Pendeta Hutauruk mengingatkan bahwa pada saat kita menunjukkan kasih kepada Yesus, jangan ragu untuk memberikan yang terbaik kepada Yesus. Anak kecil dengan 5 roti dan dua ikan di tangan, memberikan semua yang dia miliki kepada Yesus. Maria dengan uang tabungan yang ia miliki semua, memberikan yang terbaik kepada Yesus. Pendeta Hutauruk mengajak kita semua untuk memberikan yang terbaik bagi Yesus. Puji Tuhan untuk firman yang baik pada sabat ini ! Semua jemaat bersiap-siap untuk mengikuti upacara perjamuan suci.