Kebaktian Vesper di setiap Jumat terakhir dari satu bulan diadakan di UKSS masing-masing yang ada di jemaat Kemang Pratama. Hari Jumat 25 September 2009, UKSS Kemang Pratama 2 dan 5 mengadakan kebaktian Vesper di tempat kediaman Vivi. Di UKSS ini, Vesper yang dimulai sekitar pukul 19:30 dipimpin oleh Podo Praktino. Hadir dalam UKSS ini adalah Pendeta R.Y. Hutauruk, Ibu Dahlia Hutauruk, Bapak Sulasta, Robert Rihihina, Pratikno, Daniel, Iin, Ibu Tina Wira, Friska, Sari, Joan, Vivi, Vira dan Sam. Ada dua orang tamu yang datang yaitu Bapak Uut dan Dini. Sebuah lagu istimewa dinyanyikan dengan merdu oleh orang muda. Bahan bacaan yang akan didiskusikan dalam Vesper secara bergilir dibacakan oleh setiap anggota yang hadir. Usai materi diskusi dibacakan, Pendeta R.Y. Hutauruk memimpin jalannya diskusi pada malam ini.
Pembahasan tentang raja Nebukadnezar yang memimpin saat itu dan mengeluarkan titah pada rakyat untuk menyembah patung buatannya. Tetapi TUHAN bekerja dengan cara yang tidak diketahui oleh manusia. Ketika Sadrak, Mesakh dan Abednego diperintahkan untuk masuk ke dalam dapur api, karena tidak mau menyembah patung itu, kuasa Tuhan memelihara mereka bertiga. Mereka tidak terbakar sama sekali. Ini adalah pemeliharaan Tuhan bagi mereka bertiga yang tidak ragu-ragu untuk menunjukkan iman mereka pada Tuhan Allah, di hadapan semua orang termasuk raja saat itu. Sadrak, Mesakh dan Abednego bisa saja tidak dihukum saat itu kalau mereka berpura-pura menyembah patung. Tetapi mereka memilih untuk berpegang pada imannya. Dan terbukti, iman itu yang memelihara mereka selamat dari dapur perapian. Walaupun mereka bertiga tergolong minoritas saat itu di tengah-tengah mayoritas yang menyembah patung saat itu, mereka tidak ragu menujukkan kesetiaannya pada Tuhan. Kuasa Tuhan memelihara mereka yang setia kepada-Nya.
Pendeta Hutauruk menyimpulkan hal ini patut diaplikasikan dalam hidup kita. Kita jangan ragu dan malu untuk memperlihatkan iman kita, walau kita berada dalam kelompok yang kecil di antara kelompok yang besar. Setan mempunyai banyak cara untuk menjatuhkan iman kita, yang dapat membuat kita tergoda untuk menyangkal iman kita seperti yang dialami oleh Petrus dengan menyangkal Yesus. Tapi Petrus saat itu memilih untuk menyadari kesalahannya, sehingga dia tetap menjadi pengikut Yesus yang setia. Tidak selamanya kita bisa sadar untuk memilih sikap yang benar seperti Petrus. Apalagi kalau kita tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan Tuhan. Untuk itu kita harus membiasakan diri untuk setia dalam perkara–perkara kecil, sehingga pada saat kita mengalami perkara–perkara besar maka kita akan diberikan kesanggupan untuk mengatasinya. Mengakhiri renungan yang baik malam ini, Pendeta Hutauruk mengutip ayat dalam Matius 10:39 “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Puji Tuhan untuk renungan yang baik malam ini. Usai menyanyikan doa tutup, Ibu Tina Wira melayangkan doa di akhir kebaktian Vesper ini.