Sunday, September 13, 2009

Semua Baik


Efesus 5:20 “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.”







“Kemarin mantan bos kita telepon aku. Dia sekarang lagi di Indonesia, katanya lagi liburan.”, kata teman saya di telepon siang itu. “Kok bisa tiba-tiba telepon kamu?”, tanya saya heran. “Katanya sih mau sharing dengan kita-kita, istrinya sedang mengandung. Ngomong-ngomong, lumayan lama juga ya baru bisa hamil istrinya…”, katanya balik heran. “Iya juga sih, sepertinya hampir enam tahun. Dia pasti happy banget tuh !”, jawab saya. “Memang iya, kemarin dia bicara begitu. Siap-siap saja, dia juga mau telepon kamu loh !”, katanya. “Siiip deh….! Nanti aku ucapin selamat. Dia pasti jadi tambah semangat. “, kata saya lagi sambil tersenyum. “Oke deh, sudah dulu ya…aku mau kerja lagi nih!”, teman saya menutup telepon siang itu. Sambil melakukan aktifitas hari ini, saya jadi teringat masa-masa ketika saya masih bekerja dulu. Karena si bos sering sekali melakukan perjalanan dinas, sebagai seorang sekretaris otomatis pekerjaan saya lumayan santai. Yang menyibukkan hanyalah harus tiba lebih pagi, karena harus cepat memeriksa pesan yang dia kirimkan. Maklum ketika itu belum ada SMS seperti sekarang. “Ibu ada telepon…tidak tahu dari mana. Ngomongnya tidak jelas bu…”, kata si mbak menyerahkan telepon. “Ya..hallo mau bicara dengan siapa?”, tanya saya. “Kamu sudah menjadi nyonya besar sekarang ya…”, suara yang khas bernada berat menyapa di ujung telepon. “Hai..bos ! How are you? Surprise banget nih…!! Kangen ya dengan Jakarta?”, tanya saya sambil tertawa. “Tentu saja…! Kamu tahu, istri saya sedang mengandung dan dia ingin sekali untuk ke Jakarta. Saya tidak tahu apa itu hal biasa jika orang sedang mengandung.”, katanya terdengar bingung. “Ohhh…, itu namanya sedang mengidam bos. Kadangkala seorang wanita harus melalui hal seperti itu,tapi kamu pasti happy kan?”, tanya saya. “Tentu saya happy ! Ini saat yang sangat saya nantikan karena akan ada penerus nama saya.”, katanya terdengar gembira sekali.

“Kamu sudah tahu bayinya nanti seorang laki-laki?”, tanya saya ingin tahu. “Dia harus seorang lelaki…! Supaya nama keluarga saya tidak hilang. Saya sudah siapkan nama seperti saya dengan Junior di belakangnya !”, katanya dengan semangat. “Semoga apa yang kamu harapkan terjadi ya! Tetapi kalau saya boleh bicara, sebaiknya kamu menerima saja apa yang Tuhan berikan, apakah nanti itu bayi laki-laki atau perempuan. Bukankah memiliki anak adalah hal yang sangat kamu inginkan? Yang penting dia bisa lahir dengan sehat dan sempurna.”, jawab saya berpendapat. “Tapi saya harapkan anak laki-laki. It’s very important for me, you know.”, jawabnya serius dengan aksen Amerika yang kental. “Sorry bos, saya hanya mencoba kasih pendapat. Yang penting adalah kamu mensyukuri berkat Tuhan untuk itu. ”, jawab saya tidak kalah serius. “Oke…, oke…, saya akan coba untuk merubah cara saya berpikir. Kamu membuat saya jadi berpikir keras, tetapi saya mungkin salah.”, katanya mulai menyadari. “Oke, kapan kita bisa bertemu bersama dengan keluargamu?”, tanyanya dengan nada yang lebih rileks. ”Kelihatannya belum bisa saat ini, karena suami saya sedang tugas keluar.”,jawab saya. “It’s okay. Next time saya datang sudah membawa anak saya, kalian harus berikan waktu untuk bertemu ya!”, katanya sambil tertawa. “Oke bos ! Jangan lupa kasih tahu kalau anakmu sudah lahir ya…”, kata saya menitip pesan. “Pasti saya akan kasih tahu!”, katanya sambil menutup telepon. Itulah akhir pembicaraan kami saat itu. Enam bulan setelah pembicaraan itu, saya mendapat post card yang mengatakan bahwa anak mereka telah lahir dengan selamat. “Putri kami sehat, sempurna dan sangat cantik. Dan kami sangat berbahagia.”, kalimat itu tertulis di atas post card.

Ayat renungan pagi ini mengingatkan kita agar senantiasa bersyukur di dalam Tuhan. Kita patut bersyukur kepada Tuhan untuk apa yang kita miliki dan nikmati setiap hari. Semua adalah pemberian dan karunia Tuhan agar kita berbahagia. Namun terkadang kita lupa untuk merasakan kebahagiaan dengan apa yang kita miliki, hanya karena apa yang kita miliki tidak seperti yang kita harapkan. Sebagian orang merasa berbahagia, jika semua yang diinginkan bisa terwujud. Baru merasa bahagia bila materi sudah berkecukupan, akan bahagia bila memiliki karir yang bagus, akan senang bila yang kita harapkan dan impikan terwujud. Terkadang kita mungkin lupa melihat segala yang kita terima sebagai sesuatu hal yang baik, yang bisa membuat kita bahagia. Banyak hal yang mungkin tidak kita syukuri sebagai sesuatu hal yang membahagiakan. Kita sudah memiliki posisi yang baik dalam pekerjaan, tetapi kita tidak berbahagia dengan yang kita punya karena melihat orang lain mencapai posisi yang lebih baik dari kita. Kita memiliki rumah yang cukup baik untuk tidur dan beristirahat, tapi tidak merasa bahagia dengan yang kita miliki karena orang lain mungkin memiliki rumah yang lebih megah dan luas. Tuhan memberikan apa yang kita miliki saat ini agar kita berbahagia. Semua pemberian Tuhan itu baik bagi kita. Kita nikmati, kita bersyukur kepada Tuhan untuk apa yang kita dapatkan, dan rasakan kebahagiaan.

Be grateful for everything that God has given to you and be glad !