Hari Rabu 18 November, tepat jam 19:30 jemaat Kemang Pratama memulai kebaktian Permintaan Doa. Pendeta Richard Y. Hutauruk yang memimpin kebaktian mengundang semua untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 113, “Tuhan Batu Karang Kita”. Timotius Tambunan melayangkan doa pembukaan. Lagu pujian malam ini dibawakan oleh keluarga Willy Wuisan yang berjudul “I know The Lord Has Made The Way For Me”. Bapak Jamesson Silitonga, yang membawakan renungan malam ini mengambil pembahasan dari buku “Kerinduan Segala Zaman” atau “Alfa dan Omega Jilid V” Pasal 35, yang berjudul “Diam! Tenanglah!”.
Setelah mengajar banyak orang dan menyembuhkan orang-orang sakit, Yesus merasa lelah dan ingin beristirahat. Ia mencari tempat yang sunyi, yaitu di daerah Timur Genesaret, yaitu Gerasa. Walaupun agak sulit untuk membubarkan orang banyak, namun akhirnya Yesus dan murid-muridNya dapat masuk ke dalam perahu dan berangkat. Mereka tidak bertolak sendirian. Banyak perahu nelayan lainnya, dan orang banyak segera memenuhi perahu itu karena kerinduan mereka untuk tetap dekat dengan Yesus. Saat itu hari sudah mulai petang dan cuaca sangat baik untuk berlayar. Karena Yesus merasa lelah, maka Ia tertidur. Tiba-tiba, awan gelap muncul menutupi langit dan cuaca yang tadinya begitu baik, berubah menjadi tidak bersahabat. Badai mulai mengamuk. Angin menderu dan ombak yang bergelora memukul perahu sehingga menyebabkan perahu terombang-ambing dan mengancam untuk menelannya. Para murid telah biasa menghadapi badai di laut, namun kali ini mereka ketakutan. Mereka tidak dapat mengendalikan perahu mereka. Mereka tidak berdaya dan harapan mereka hancur ketika melihat perahu mulai dipenuhi air. Di tengah keputusasaan dan hilangnya harapan, mereka mengingat Yesus. Mereka berteriak memanggil Yesus, namun suara mereka tertelan oleh deru angin dan ombak yang dasyat. Berulang-ulang mereka berseru, dan ketika kilat menembus kegelapan, barulah mereka melihat Yesus sedang tertidur dengan wajah yang penuh damai sorga. Akhirnya mereka membangunkan Yesus, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?". Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu, "Diam! Tenanglah!". Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Yesus lalu menegur murid-muridNya atas ketidak percayaan mereka (Markus 4:40). Dan orang banyak yang ada di perahu-perahu lain menjadi heran dan berkata, "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Ketika mereka tiba di Gerasa, mereka disambut oleh dua orang yang kerasukan setan. Kedua orang ini berteriak-teriak sehingga para murid ketakutan. Wajah orang yang dirasuk setan itu sangat buas dan menyeramkan. Para murid lebih takut pada kejadian ini dibandingkan dengan kejadian badai yang baru saja dialami. Namun, Yesus mengusir
Setelah mengajar banyak orang dan menyembuhkan orang-orang sakit, Yesus merasa lelah dan ingin beristirahat. Ia mencari tempat yang sunyi, yaitu di daerah Timur Genesaret, yaitu Gerasa. Walaupun agak sulit untuk membubarkan orang banyak, namun akhirnya Yesus dan murid-muridNya dapat masuk ke dalam perahu dan berangkat. Mereka tidak bertolak sendirian. Banyak perahu nelayan lainnya, dan orang banyak segera memenuhi perahu itu karena kerinduan mereka untuk tetap dekat dengan Yesus. Saat itu hari sudah mulai petang dan cuaca sangat baik untuk berlayar. Karena Yesus merasa lelah, maka Ia tertidur. Tiba-tiba, awan gelap muncul menutupi langit dan cuaca yang tadinya begitu baik, berubah menjadi tidak bersahabat. Badai mulai mengamuk. Angin menderu dan ombak yang bergelora memukul perahu sehingga menyebabkan perahu terombang-ambing dan mengancam untuk menelannya. Para murid telah biasa menghadapi badai di laut, namun kali ini mereka ketakutan. Mereka tidak dapat mengendalikan perahu mereka. Mereka tidak berdaya dan harapan mereka hancur ketika melihat perahu mulai dipenuhi air. Di tengah keputusasaan dan hilangnya harapan, mereka mengingat Yesus. Mereka berteriak memanggil Yesus, namun suara mereka tertelan oleh deru angin dan ombak yang dasyat. Berulang-ulang mereka berseru, dan ketika kilat menembus kegelapan, barulah mereka melihat Yesus sedang tertidur dengan wajah yang penuh damai sorga. Akhirnya mereka membangunkan Yesus, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?". Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu, "Diam! Tenanglah!". Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Yesus lalu menegur murid-muridNya atas ketidak percayaan mereka (Markus 4:40). Dan orang banyak yang ada di perahu-perahu lain menjadi heran dan berkata, "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Ketika mereka tiba di Gerasa, mereka disambut oleh dua orang yang kerasukan setan. Kedua orang ini berteriak-teriak sehingga para murid ketakutan. Wajah orang yang dirasuk setan itu sangat buas dan menyeramkan. Para murid lebih takut pada kejadian ini dibandingkan dengan kejadian badai yang baru saja dialami. Namun, Yesus mengusir
roh jahat tersebut, namun kedua orang itu berkata, "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Maha Tinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!". Roh jahat itu bernama Legion karena mereka banyak. Dan roh jahat itu meminta agar mereka jangan diusir namun diperbolehkan pindah kepada babi-babi. Setelah Yesus mengabulkan permohonan mereka, maka roh jahat masuk kepada babi-babi itu dan babi-babi itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau. Ada kira-kira dua ribu babi yang akhirnya mati lemas di dalam danau. Orang yang tadinya dirasuk setan itupun akhirnya memuji-muji nama Tuhan dengan wajah yang berseri-seri. Melihat hal tersebut, para penjaga babi menceritakan hal tersebut kepada orang di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Ketika Yesus akan bertolak kembali, dua orang yang telah sembuh itu memohon agar mereka dapat diperkenankan ikut. Namun, Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu, "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!". Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”, kata Bapak Jamesson mengutip ayat dalam kitab Yohanes 5:30. “Kita dapat mendapat pelajaran bahwa kita tidak dapat berbuat apa-apa sendiri. Kita perlu bersandar pada Tuhan, seperti Yesus yang selalu bersandar kepada Allah Bapa.”, ucap Bapak Jamesson di akhir renungan malam ini. Pada bagian kesaksian, Bapak Jamesson bersyukur atas dikaruniai seorang bayi laki-laki dan memohon agar jemaat tetap mendoakan kesehatan ibu dan anaknya. Usulan doa juga datang dari bapak Agustinus Silalahi yang memohon agar kita mendoakan abang dari Bapak Siregar (guru sekolah Darma Putra Advent) yang menderita kanker lever. Pokok doa yang lain adalah untuk Opa dan Oma Wira, Ferry yang sedang memohon ijin agar diperbolehkan libur pada hari Sabat, keluarga Anjuan Sibuea yang berduka, KPA yang berjalan, rencana retreat gereja pada tanggal 26-28 November, keluarga Munas Tambunan yang menjadi fokus doa bulan ini (Family of the Month), keluarga masing-masing, dan orang-orang yang sedang belajar Firman Tuhan. Setelah doa syafaat yang dilakukan perkelompok 2-3 orang, acara kebaktian Rabu Malam ini diakhiri dengan menyanyi dari Lagu Sion nomor 24, “Iman Orang Saleh Kekal”. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Jamesson Silitonga. Puji Tuhan untuk malam kebaktian yang penuh berkat.
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”, kata Bapak Jamesson mengutip ayat dalam kitab Yohanes 5:30. “Kita dapat mendapat pelajaran bahwa kita tidak dapat berbuat apa-apa sendiri. Kita perlu bersandar pada Tuhan, seperti Yesus yang selalu bersandar kepada Allah Bapa.”, ucap Bapak Jamesson di akhir renungan malam ini. Pada bagian kesaksian, Bapak Jamesson bersyukur atas dikaruniai seorang bayi laki-laki dan memohon agar jemaat tetap mendoakan kesehatan ibu dan anaknya. Usulan doa juga datang dari bapak Agustinus Silalahi yang memohon agar kita mendoakan abang dari Bapak Siregar (guru sekolah Darma Putra Advent) yang menderita kanker lever. Pokok doa yang lain adalah untuk Opa dan Oma Wira, Ferry yang sedang memohon ijin agar diperbolehkan libur pada hari Sabat, keluarga Anjuan Sibuea yang berduka, KPA yang berjalan, rencana retreat gereja pada tanggal 26-28 November, keluarga Munas Tambunan yang menjadi fokus doa bulan ini (Family of the Month), keluarga masing-masing, dan orang-orang yang sedang belajar Firman Tuhan. Setelah doa syafaat yang dilakukan perkelompok 2-3 orang, acara kebaktian Rabu Malam ini diakhiri dengan menyanyi dari Lagu Sion nomor 24, “Iman Orang Saleh Kekal”. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Jamesson Silitonga. Puji Tuhan untuk malam kebaktian yang penuh berkat.