Saturday, November 07, 2009

Tanda Kedatangan Yesus

Tepat jam 19:30, Ibu Shally Tambunan menyapa jemaat yang hadir dalam perbaktian Rabu Malam ini, tanggal 4 November 2009. Lagu pembukaan dari Lagu Sion nomor 212, “Betapa Manisnya Kabar Yesus” dinyanyikan sebagai lagu pembukaan. Setelah doa pembukaan yang dilayangkan oleh saudari Yoan Hutauruk, keluarga Jamesson Silitonga membawakan lagu pujian yang berjudul “The Christian Creed”. Rabu malam ini, Pdtm. Yehezkiel Sababalat membawakan renungan mengenai tanda-tanda kedatangan Yesus yang kedua kali. Renungan ini merupakan bagian ketiga dari satu seri pekabaran mengenai tanda-tanda kedatangan Yesus yang kedua kali yang dibawakan oleh pembicara.

Dalam kitab Maleakhi pasal 3, kita menemukan konsep persembahan dan hubungannya dengan kedatangan Yesus. Menurut ayat ini, ada seorang yang diutus untuk memberitakan pekabaran kepada umat Tuhan. Isi pekabarannya adalah bahwa Dia akan datang menghakimi bumi. Dia akan memurnikannya supaya persembahan yang Dia bawa akan diterima oleh Tuhan. Disini kita melihat peranan Yesus Kristus sebagai Imam Besar. Dalam Ibrani 8:3 dikatakan setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.”. Dan di dalam Ibrani 9:9-10, dijumpai “Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan. Ayat 14 selanjutnya mengatakan, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Lalu ayat 21menyebutkan, “Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.” Dan di ayat 22 dikatakan “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” Ayat ke 22 inilah berhubungan dengan penyucian yang tercantum pada Maleakhi 3.

Dalam proses pembenaran iman, ada 3 hal yang kita percayai: Yang pertama dibenarkan, kedua disucikan, dan yang terakhir adalah dimuliakan atau diubahkan. Pada saat kita menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi dan menerima baptisan, maka selesailah proses pembenaran. Setelah proses baptisan, maka akan ada tahapan selanjutnya, yaitu penyucian. Pertanyaannya, penyucian seperti apa? Roma 15:16, ” yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.”. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memiliki satu pekabaran yang khusus, yaitu roh nubuat. Umat yang sisa adalah umat yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus (Wahyu 12:17). Dan kesaksian Yesus adalah roh nubuat (Wahyu 19:10).

Efesus 5:2 menyebutkan, ”dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Yang dikerjakan oleh Yesus saat ini adalah membawa darahNya ke bilik yang Maha Suci sebagai persembahan. Dan persembahan itu diterima Bapa karena karena darah Kristus itu kudus. Setelah penyucian atau pemurnian itu, setelah tirai dibersihkan oleh darahNya, kemudian Yesus keluar untuk menghimpun umat-umatNya. Persembahan yang dibawa oleh Yesus di dalam tangannya adalah orang-orang percaya. "Orang-orang yang mempercayai bahwa darah Yesus telah memurnikan hidup mereka lewat sebuah proses penyucian. Inilah umat yang menjadi persembahan Yesus kepada Bapa. Umat yang telah disucikan oleh darah Yesus Yang Kudus.", ucap Pdtm. Yehezkiel mengakhiri renungan malam ini. Pokok doa pada malam hari ini meliputi orang-orang yang sakit, seperti Timothy Purnama, Ibu Tobing, orangtua dari bapak Erhat Tobing, dan Ibu Tina Wira. Tidak lupa juga didoakan KPA-KPA yang sedang berjalan dan orang-orang yang sedang belajar alkitab. Setelah doa syafaat secara bekelompok dua atau tiga orang, perbaktian Rabu Malam ini ditutup dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 226, ”Bukit-bukit Permai”. Doa penutup dilayangkan oleh Pdtm. Yehezkiel. Tuhan Yesus memberkati.