Wahyu 19:7 “Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia”
Hari Minggu pagi saya terlambat bangun. Matahari telah tinggi di awan baru, sinarnya sudah memenuhi sebagian kamar saya. Saya bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar. “Selamat pagi mam…! Wah, harum sekali masakan pagi ini !”, ucap saya sambil memuji istri yang tengah masak di dapur. “Selamat pagi ! Iya dong, mama bikin masakan yang spesial pagi ini. Kita semua sudah renungan pagi loh…”, jawab istri saya sambil tersenyum. Saya masuk lagi ke kemar untuk membaca Alkitab dan berdoa. Setelah itu saya kembali merebahkan tubuh di atas ranjang karena seluruh badan terasa pegal. Perjalanan yang saya lakukan ke ujung Timur Indonesia kemarin terasa sangat melelahkan. Tiba-tiba pintu rumah kami diketuk. “Tante…! Tante…!”, teriak seseorang di balik pintu itu. Ibu saya yang sedang berada di rumah kami membukakan pintu. “Eh…, ayo masuk. Ada apa pagi-pagi sudah datang?”, sambut ibu saya sambil mempersilahkan masuk. Ternyata sepupu saya yang perempuan datang pagi itu. Dia tinggal di kota yang sama dengan kami. Saya keluar dari kamar dan bercerita panjang lebar.
Hari sudah semakin siang ketika kembali terdengar ketukan di pintu rumah kami. Ada seorang pria yang datang. “Saya adalah teman dari sepupu abang ini…”, kata dia memperkenalkan diri. Saya lihat sepupu saya tersenyum penuh arti. “Loh, kok tumben nih, kalian janjian datang berdua ke sini ya ? Ada apa nih?”, tanya ibu saya ingin tahu. Mereka berdua melempar senyum pada kami. “Tante…, rencana kedatangan kita hari ini adalah untuk minta restu dari tante, abang dan kakak. Bulan depan kami akan melangsungkan pernikahan di kampung.”, kata sang calon pengantin pria. “Syukurlah…, kami semua senang mendengar rencana kalian !”, sahut ibu saya sambil langsung memeluk mereka berdua. Siang itu kami sibuk membantu mereka melakukan perencanaan. Satu per satu kebutuhan untuk acara pernikah didaftarkan. Persiapan yang harus dilakukan, apa saja yang harus dibeli, siapa yang diundang hingga hal terkecil pun kelihatannya tidak terlewatkan. Tidak terasa sudah tengah malam. Kita semua senang dengan perencanaan yang sudah kita buat dan yakin pesta itu akan berlangsung dengan baik dan meriah.
Di pagi yang cerah ini ayat renungan kita mengajak kita untuk bersukacita dan bergembira, karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba. Pernikahan adalah bagian dari tahapan kehidupan manusia. Setiap orang sangat menantikan saat yang berbahagia itu tiba bagi dirinya masing-masing. Semua persiapan akan dilakukan dengan matang dan sebaik mungkin. Calon pengantin akan memperhatikan setiap detil acara, pakaian, ruangan dan tamu yang akan diundang. Mereka harus memastikan semua persiapan dilakukan dengan matang, agar hari yang dinantikan menjadi sukacita bagi semua. Kita yang hidup di dunia diumpamakan seperti pengantin wanita yang tengah menantikan saat yang membahagiakan, yaitu kedatangan Yesus yang kedua kali. Sementara menanti saat yang berbahagia, kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin agar siap bertemu dengan Yesus. Tuhan akan menolong kita dalam mempersiapkan hati dan pikiran kita, menolong kita membuang tabiat lama yang tidak berkenan kepada-Nya, membangun kita untuk memiliki iman yang teguh. Marilah kita mengajak Tuhan mempersiapkan diri kita untuk menyongsong kedatangan Yesus yang segera akan datang.
Have a blessed day !