Wednesday, November 04, 2009

Menghadapi Konflik Dengan Rendah Hati

Efesus 4 : 2 a “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.”











Saya sudah bekerja cukup lama di salah satu perusahaan asing di Jakarta, maka tidak heran jika saya memiliki banyak teman. Tidak hanya di bagian keuangan tempat saya bertugas, tetapi juga di bagian marketing. Saat makan siang, kami biasa berangkat bersama-sama untuk menuju tempat makan. Berbagi cerita tentang keluarga ataupun pekerjaan merupakan hal yang biasa kami lontarkan. “Kok muka loe jelek banget hari ini?”, tanya saya ingin tahu melihat wajah teman yang kelihatannya agak kusut. “Gue lagi pusing nih…!”, jawabnya malas, “Pusing apalagi bos?”, tanya teman saya yang lain menimpali. “Biasalah…, gue ribut lagi dengan istri ! Dia enggak pernah bisa mengerti gue! Lama-lama gue jadi bosan dan malas ketemu dia deh!”, sahutnya dengan wajah yang mulai memerah menahan marah. “Sudahlah santai saja…, loe musti sabar dong ! Setiap rumah tangga pasti ada masalah, jadi jangan cepat menyesal bro….!”, himbau teman saya yang satu lagi. “Enggak tau deh, gue enggak janji…!”, katanya datar. ”Ayo ahh…, kita makan dulu. Nanti keburu enggak enak nih makanannya!”, kata saya karena melihat suasana yang mulai terasa tidak menyenangkan.

Suatu hari di lain kesempatan untuk makan siang bersama lagi, di tengah-tengah perjalanan teman saya yang punya masalah itu memulai pembicaraan. “Kayaknya gue sudah akan segera mencari pengganti istri gue tuh!”, katanya dengan tenang. “Loh kamu kok begitu sih, tega sekali ! Memangnya dengan kamu bersikap seperti itu masalah akan selesai?”, ujar teman saya emosi. “Habisnya aku sudah ikutin saran kalian untuk bersabar dan mencoba mengerti, tetapi kelihatannya istri gue tidak ada perubahan, dia malah semakin bersikap aneh!”, jawabnya membela diri. “Sekedar mengingatkan saja, ketika kamu menikah dengan dia kamu kan masih biasa-biasa saja. Sekarang kamu sudah berhasil seperti sekarang ini, kamu lupa yah bahwa dia selalu setia mendampingi kamu di saat susah dulu?”, tanya saya berusaha menyadarkan. “Benar banget ! Istri kamu sudah selama ini selalu sabar dan ikut sama-sama menderita bersama kamu. Sekarang ketika kamu berhasil, masa kamu mau meninggalkan dia…”, kata teman saya yang lain mengingatkan. “Tapi gue bosan setiap hari berantem dengan dia, lagi pula kasihan anak-anak melihat pertengkaran kita…!”, jelasnya lagi, “Tapi lebih kasihan lagi jika anak-anakmu kehilangan kamu ! Coba pikirkan baik-baik dulu deh. Sebaiknya kamu ambil waktu bicara saja dari hati ke hati, siapa tahu berhasil. Istrimu mungkin tidak tahu kesalahannya”, kata teman saya hati-hati. “Jangan lupa berdoa meminta kekuatan dari Tuhan, karena Dialah yang Maha Kuasa!”, tambah saya menguatkan hatinya. “Walaupun berat, tetapi akan gue coba. Semoga saja apa yang kalian sampaikan bisa membantu.”, ucapnya dengan wajah yang terlihat letih. Setelah perbincangan kami siang itu, walaupun belum terlihat berhasil sepenuhnya, tetapi kami bersyukur karena paling tidak sudah ada perubahan yang terjadi. Saya dan teman-teman terus mendukungnya agar sabar melalui semua masalah yang terjadi.

Ayat renungan kita pagi ini mengingatkan kita untuk memiliki kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Kesulitan dan masalah akan dihadapi oleh setiap rumah tangga. Salah mengerti, kurangnya waktu untuk berkomunikasi, kurang kesabaran, dan kesibukan setiap hari, membuat masalah dalam keluarga sepertinya sulit untuk diatasi. Kurangnya kesabaran dan kerendahan hati antara satu dengan yang lain untuk duduk bersama mencari akar permasalahan dan jalan keluar yang baik, dapat mengundang keretakan rumah tangga. Kita diingingatkan untuk memiliki kerendahan hati satu dengan yang lain. Rendah hati berarti kita mau mendengar akan keluhan pasangan kita, mengesampingkan kepentingan kita yang semu, mengutamakan kebahagiaan pasangan kita seperti saat kita menerimanya di awal pernikahan. Dengan kita mendahulukan kesabaran, kerendahan hati dan roh yang mendengar dengan sabar, maka tidak ada masalah yang tidak dapat teratasi. Mari kita undang Tuhan memimpin kita dan memberi kita kesanggupan untuk memiliki kerendahan hati dan kesabaran dalam rumah tangga kita setiap hari. Kita akan merasakan sukacita dalam keluarga kita.

Have a good day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda, mereka akan turut berbahagia.