Setelah melalui bangku Taman Kanak-kanak, tiba saatnya anak kami masuk ke Sekolah Dasar. Kesulitan yang sama kami alami seperti saat memilih sekolah Taman Kanak-kanak yang lalu. “Sekolah swasta sekarang mahal-mahal ya mam…, padahal budget kita tidak terlalu besar.”, kata saya kepada istri. “Bukan hanya itu pa, letaknya juga jauh-jauh… kasihan anak kita terlalu lama dalam perjalanan. Waktu bermainnya juga jadi berkurang. Tapi kita harus segera mencari yang lain pa…”, jawabnya pada saya. “Baiklah, kita ambil cuti saja ma agar dalam satu hari kita bisa segera mendapat dan memilih sekolah yang tepat untuk anak kita!”, ujar saya yakin. Akhirnya kami menemukan sekolah yang kami idam-idamkan. Budgetnya mencukupi kemampuan, jarak tidak terlalu jauh dan kwalitasnya cukup baik. “Ayo abang, ikut mama dan papa membeli seragam serta peralatan sekolah. Mama dan papa sudah menemukan sekolah untuk abang jika sudah tamat TK nanti”, ajak saya. “Wah abang senang pa, berarti abang punya sekolah baru dan teman baru lagi dong pa…!”, serunya riang. Hari yang ditunggu tiba. “Papa dan mama di sini saja, tidak usah mengantar sampai ke kelas. Abang kan sudah biasa…”, bujuknya kepada kami. “Ya, oke deh kalau begitu. Selamat belajar ya nak!”, pesan kami bersamaan sambil mencium dia dan segera berangkat kerja. Hari-hari kami lalui dengan tenang.
“Bulan depan kita akan mulai ada masalah ma…, papa diminta untuk meeting dahulu setiap pagi di kantor, jadi papa tidak bisa lagi mengantar abang ke sekolah…”, kata saya berbagi masalah kepada istri. “Kalau begitu kita terpaksa mencari mbak khusus untuk mengantar abang ke sekolah dong pa…”, jawab istri saya. “Mungkin itu jalan keluarnya ma…”, jawab saya mulai sedikit tenang. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya kami mendapat orang yang kami maksudkan. Orangnya terlihat lumayan baik dan menyenangi apa yang menjadi tugasnya. Tetapi hanya beberapa hari kami sudah menemukan masalah yang baru. “Mbak yang mengantar anak ibu kelihatannya kurang baik!”, kata tetangga kami yang kebetulan anaknya bersekolah ditempat yang sama dengan anak kami. “Memangnya kenapa bu?”, tanya saya ingin tahu. “Mbak itu sibuk ngobrol dengan temannya bu, tidak memperhatikan anak ibu!”, katanya memberi informasi. Karena merasa bersalah akhirnya mbak kami berhenti. Berat rasanya hati karena kami mengalami kesulitan lagi. Tetapi kami juga tidak ingin kalau anak kami tidak diperhatikan. Setelah berdiskusi kami akhirnya mendapat informasi dari petugas keamanan bahwa ada tetangga kami yang bekerja khusus mengantar jemput ke sekolah anak kami. Saya datangi rumahnya “Maaf pak, apakah betul bapak yang mengantar jemput anak sekolah?”, tanya saya. “Oh, betul sekali pak….!”, jawabnya. “Wah, kalau begitu kebetulan sekali pak, saya mau berlangganan dengan bapak untuk antar jemput ke sekolah ”, kata saya dengan lega. ,“Baik pak, besok pagi saya mulai menjemput!”, jawabnya dengan ramah. Saat itu juga saya bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan jalan keluar untuk kesulitan yang kami hadapi.
Pagi ini kita diingatkan untuk senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia senantiasa berdiri di samping kita, dan selalu menopang kita. Kita hidup dimasa sekarang atau akan datang tentunya menghadapi berbagai masalah, yang silih berganti datang dan pergi. Mulai dari masalah yang kecil hingga yang besar kita hadapi. Setiap masalah menolong kita untuk menjadi lebih bijaksana, membimbing kita lebih sabar dan mengarahkan kita untuk siap menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Setiap masalah membukakan mata hati kita untuk memandang kepada Tuhan, yang senantiasa berdiri di samping kita untuk memberikan kita kekuatan dalam menghadapi setiap masalah. Tuhan akan menopang kita, agar kita tidak goyah dalam iman kepadaNya, melainkan lebih teguh percaya kepadaNya. Marilah kita memandang kepada Tuhan setiap hari dan melalui setiap perkara yang kita hadapi dengan penuh percaya, sebab Ia di samping kita.
Have a great day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.