Thursday, November 05, 2009

Percaya Tuhan Mendengar

Matius 6 : 9 “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu”






Melihat anak kami yang sudah berusia 4 tahun rasanya sudah pantas jika dia memiliki adik, agar dia ada teman bermain di rumah. “Pa, bulan ini sepertinya ada sesuatu yang terjadi dengan kandungan saya…”, kata istri saya ketika kami pulang kerja. “Wah, mungkin si abang akan segera punya adik ma…”, jawab saya penuh harap. “Entahlah pa, sebaiknya kita ke dokter saja supaya tahu apa yang sebenarnya terjadi.”, katanya dengan senyum gembira. Tanpa pikir lagi kami pun segera meluncur menuju dokter kandungan yang sudah menangani kehamilan yang pertama. Ketika bertemu dengan dokter kami ceritakan apa yang dirasakan oleh istri saya. “Mari bu…, saya periksa dulu ya.”, katanya. Beberapa saat saya melihat beberapa hal dilakukan untuk mengetahui secara tepat keadaan kandungan istri saya. “Wah pak…, selamat ya ! Bapak akan punya bayi lagi. Sekarang usianya kira-kira sudah 2 minggu. Saya akan berikan resep obat serta vitamin agar kandungan bisa terjaga dengan baik!“, kata dokter sambil menyalami kami satu persatu. Setibanya kami di rumah, tidak sabar lagi kami sampaikan berita sukacita ini kepada si sulung. “Abang mau punya adik loh…., senang enggak?”, tanya saya. “Senang dong pa…, adiknya apa nih pa?’, wajahnya terlihat begitu menggemaskan. “Abang maunya apa?”, tanya saya, “Abang maunya laki-laki supaya bisa punya teman main sepak bola, berantem-beranteman…, pokoknya asyik deh…!”, katanya sambil tertawa. “Kita berdoa saja ya bang… Apapun nanti itu adalah yang baik buat kita. Yang penting nanti adik bisa lahir dengan sehat.”, kata saya lagi. Malam itu terasa begitu menyenangkan buat kami. Saya pun segera memberitahukan berita ini kepada kedua orangtua dan mertua saya agar mereka mengetahui berita gembira yang kami rasakan saat itu.

Hari demi hari kehamilan istri saya berjalan dengan baik. Tidak ada keluhan apa pun. Suatu hari bapak dan ibu pendeta datang berkunjung ke rumah kami. Kami ceritakan berita gembira ini kepada mereka. “Kalau semua berjalan baik, kira-kira apa yang ibu ingin untuk kita doakan untuk kehamilan kedua ini?”, tanya pendeta kepada istri saya. “Ohhh…, kalau Tuhan berkenan saya ingin bisa melahirkan di hari Sabtu”, katanya. “Baiklah kita doakan apa yang menjadi keinginan hati ibu. Biarlah Tuhan saja yang mengatur yang terbaik.”, jawab pendeta dan memulai doa berkat untuk kami sekeluarga. Seiring waktu kehamilan ini tiba saat yang sudah diperkirakan untuk kelahiran anak kami. Semua perlengkapan sudah kami siapkan agar jika terjadi sesuatu kami bisa segera berangkat ke rumah sakit. Pagi itu hari masih menunjukkan pukul 03.30 wib, istri saya membangunkan saya. “Pa…, perut saya sakit sekali. Kelihatannya akan segera melahirkan. Kita kerumah sakit saja sekarang pa…”, ajaknya sambil menahan sakit. Kami langsung berangkat menuju rumah sakit. Setibanya di sana dokter kandungan yang menangani sedang tidak bertugas. Perawat pun segera memeriksa. “Kelihatannya tidak sempat menunggu dokter lagi, bayinya sudah mau keluar…!”, kata seorang bidan yang ada di situ. Istri saya segera dibawa ke ruangan persiapan dan tidak berapa lama kemudian, seperti apa yang diidamkan oleh istri saya, pagi itu lahirlah seorang bayi lelaki yang sehat dan sangat sehat. Kami begitu bersyukur karena dia lahir sempurna. Apa yang diimpikan istri saya akhirnya terwujud.

Ayat renungan pagi ini mengajak kita memulai doa dengan kata-kata Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Kita diajak untuk menghampiri tahta surga dengan keyakinan bahwa kita adalah anak Allah. Saat yang sama kita menyadari bahwa kita tengah menghampiri kesucian Bapa di surga. Kita juga akan menghampiri Allah yang Maha Kuasa, yang sanggup memberikan apa yang kita minta. Namun kalau pun kita belum mendapatkannya, Allah sanggup memberikan kita kebijaksanaan untuk memahaminya. Tuhan siap untuk mendengar permohonan kita, betapapun itu sangat sederhana sekali pun menurut kita. Tuhan juga siap mendengar permohonan kita yang besar dan berat menurut ukuran manusia sekali pun. Kita punya Allah yang sanggup, berkuasa dan penuh kasih. Mari kita sampaikan permohonan dan kerinduan kita kepada-Nya setiap hari.

Have a wonderful day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.