Sunday, November 29, 2009

Perjalanan Yang Panjang

Matius 7:14 “karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”




“Wah, sekarang kawan kita ini senyum-senyum terus nih…! ”, goda seorang teman kepada kawan pria kami. “Iya deh, yang sudah mau nikah lain sekali nih…! Hahaha…!”, ujar teman yang lain lagi. Kawan kita ini memang akan melangsungkan pernikahan di kampung istrinya sebentar lagi. Letak kampungnya di Jawa Timur, cukup jauh dari tempat kami tinggal. Semua rekan-rekan di kantor sepakat untuk menghadiri pernikahan ini. Kebetulan pimpinan perusahaan kami berencana akan melakukan meeting perusahaan di Yogyakarta, jadi semua bisa ikut. Semua rencana perjalanan diatur oleh pegawai yang ditugaskan. Kita semua berangkat dengan bis pariwisata. Tiba di hari yang ditentukan, tepat pukul 4:00 pagi semua pegawai kantor beserta keluarga telah berkumpul di kantor. Bis yang kami sewa sudah siap berangkat. Tepat pukul 5:00 pagi, rombongan berangkat menuju Kediri lewat jalur Pantai Utara Jawa.

“Eeh..., lihat tuh ! Sepertinya dia senang sekali jalan-jalan ya…!”, kata atasan kami menggoda salah satu pegawai yang sejak awal perjalanan terlihat gembira. Yang digoda tampak senyum-senyum. “Waduh, bagus sekali pemandangan di sini ya… sekarang kita sudah di mana nih pak supir ?”, tanya seorang pegawai yang duduk di depan, terlihat antusias mengajak supir untuk mengobrol. Sepertinya perjalanan yang diperkirakan memakan waktu 15 jam akan bertambah. Hampir 3 jam lebih kami menghadapi kemacetan di jalan. Terlihat wajah-wajah yang sudah mulai letih dan tidak bersemangat. “Kita berhenti dulu di depan. Kita istrahat sejenak sambil makan.”, usul atasan kami yang segera disambut oleh semua. Usai makan, kami melanjutkan perjalanan. Semua kembali memiliki tenaga baru. “Ayo…, kamu nyanyi dong, jangan diam saja !”, kata satu orang teman mengajak yang lain untuk mengisi waktu dalam perjalanan. Semua mulai menyanyi lagu-lagu nostalgia dengan semangat. Perjalanan terus berlangsung, kota demi kota dilalui. Hampir tengah malam kota tujuan belum juga tampak. Semua penumpang sudah merasakan kelelahan yang sangat. Di tengah keletihan yang sudah semakin berat, terlihat sebuah gerbang besar bertuliskan, “Selamat datang di kota Kediri.” Semua penumpang terlihat bersemangat. Akhirnya kami tiba dan semua akan mengikuti upacara pernikahan esok pagi dengan gembira, walaupun kami telah lelah sekali karena waktu yang di tempuh sekitar 21 jam perjalanan.

Pagi ini ayat renungan kita mengatakan bahwa jalan menuju ke surga adalah sempit, tetapi orang yang memilih di jalan itu akan memperoleh keselamatan. Perjalanan menuju ke surga adalah perjalanan yang panjang untuk sebuah perayaan besar. Tapi itu bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak tantangan yang menghadang kita, banyak godaan, banyak cobaan, tidak sedikit ujian yang merintangi perjalanan. Sering kali ujian dan tantangan ini membuat perjalanan terasa berat dan membuat kita lelah, payah dan terkadang tergoda untuk menyerah. Kita tidak dapat berjalan sendirian. Kita perlu kekuatan dan penghiburan dari Tuhan selama perjalanan. Bila kita letih dan merasa beban berat, kita bicara kepada Tuhan, meminta Dia memberi kita semangat dan penghiburan. Kita datang pada Tuhan memohon kasihNya mengangkat kita kembali untuk tegak berdiri dan melanjutkan perjalanan menuju surga. Jangan kita menyerah. Bila nafiri dikumandangkan, kita akan disambut untuk masuk ke negeri yang telah lama kita rindukan. Mari kita terus berjalan dengan penuh sukacita dan semangat hingga tiba di negeri yang Tuhan janjikan, surga yang mulia.

Have a nice holiday !