“Waduh…! Handphone ku kok nggak ada…!!”, ucap saya terperanjat setibanya di rumah. “Jangan-jangan dicuri orang lagi nih !”, gerutu saya kesal tapi tidak berdaya. Inilah kali yang kedua saya kehilangan handphone. Kejadiannya yang pertama dulu sama juga, yaitu dalam bis kota yang tengah melaju pada jam pulang kantor. Di tengah-tengah padatnya penumpang itulah, tanpa terasa HP saya telah berpindah tangan tanpa terasa sama sekali. “Handphone-ku dicuri orang lagi nih di bis kota…”, ujar saya kepada teman-teman. “Kalau handphone hilang yang jadi masalah bukan pada harga telepon-nya, tapi repotnya kita kalau mau menghubungi orang-orang yang penting kita hubungi. Semua nomor-nomor telepon kan ada di situ…!”, demikian komentar seorang teman. “Iya, belum lagi kita suka simpan nomor-nomor penting seperti nomor rekening bank, kartu kredit dan lain-lain dalam hape kita.”, seorang teman lain menimpali. Saya hanya terdiam, menyetujui pendapat mereka.
Beberapa hari kemudian saya mendapatkan telepon genggam pengganti. Masalah komunikasi untuk sementara teratasi. Meskipun masih sedikit repot, karena ketika saya mau menghubungi seseorang, nomornya belum tersimpan dalam handphone baru itu. “Wah siapa nih yang sms saya ya …”, pikir saya bingung tidak mengenali nomor yang masuk, karena memori nomor telepon sudah hilang. “Waduh…, banyak sekali missed call ya…! Rupanya tadi itu nada dering telepon saya sendiri toh …!”, ucap saya dalam hati sambil menggaruk kepala. Bukan saja saya tidak mengenali nomor telepon yang memanggil atau membuat pesan kepada saya, saya juga tidak mengenali bunyi nada dering telepon saya sendiri. Maklumlah karena masih baru dan belum terbiasa. Itu sebabnya banyak telepon gagal panggil karena saya tidak mengangkatnya. Karena saya tidak kenal suara handphone sendiri, saya memiliki masalah dalam berkomunikasi.
Ayat renungan kita pagi ini mengingatkan kepada kita betapa pentingnya kita mendengar baik-baik suara Tuhan. Kita mengenal suara seseorang karena terbiasa mendengarkan suaranya. Walaupun kita tidak melihat orang itu, tapi ketika kita mendengar suaranya kita akan langsung mengenali siapa orang itu. Ini bisa kita lakukan karena kita sudah terbiasa bergaul dan bercakap-cakap dengan orang tersebut. Sebaliknya, suara seseorang kita tidak kenal, cenderung kita abaikan, terlebih di tengah kesibukan kita. Kita perlu berkomunikasi dengan Tuhan setiap hari agar kita mengenal Tuhan kita. Dengan kita berkomunikasi erat dengan Tuhan setiap hari, maka kita akan dapat mengenali suara Tuhan dalam hati kita, mengetahui apa yang Tuhan inginkan bagi kita, dan mendapatkan nasehat dari Tuhan untuk setiap keputusan yang kita akan ambil. Komunikasi dengan Tuhan kita jalin dengan membaca firman-Nya setiap hari, menyampaikan doa kepada-Nya setiap waktu, dan membiarkan Tuhan berbicara di dalam hati kita. Bila kita mengenal suara Tuhan, maka tidak ada panggilan Tuhan yang gagal kita dengarkan. Bila kita kenal suara Tuhan dan menurut semua firman-Nya, maka kita akan mendapatkan berkat dan sukacita besar dalam hidup kita.
Have a good day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.