Monday, November 16, 2009

Dua Jalan

Hari Jumat 13 November 2009, hujan membasahi perumahan Kemang Pratama, Bekasi, sejak sore hari. Jam sudah menunjukkan pukul 19:30, di luar gereja angin bertiup memberikan kesejukan bagi setiap orang yang datang di kebaktian Vesper malam ini. Pendeta R.Y. Hutauruk membawakan renungan Vesper yang berjudul “Dua Jalan”. Mengutip ayat dalam kitab Matius 7 : 13 dan 14, Pendeta Hutauruk menyebutkan bahwa ada dua jalan yang dapat dipilih oleh manusia. Jalan yang lebar menuju kebinasaan, tetapi banyak orang memilih jalan ini. Sementara jalan yang satu terasa sesak dan sempit, hanya sedikit orang yang menempuh jalan ini, tetapi inilah yang menuju kepada kehidupan. “Di antara dua jalan ini, manakah yang menjadi pilihan kita ?”, tanya Pendeta Hutauruk di awal renungan.

“Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. Kita harus menjaga kewaspadaan dalam perjalanan di dunia ini. Bila kita mengantuk dan lengah dalam perjalanan, maka iblis akan menggoda kita.”, lanjut Pendeta Hutauruk. Ada beberapa ciri-ciri orang yang memilih jalan yang lebar. Diantaranya adalah tidak ada kehadiran Allah di jalan itu, orang yang berjalan di sana berseteru dengan Allah, mereka tidak mau meninggalkan kegelapan, tidak ada penyangkalan diri dan menuruti hawa nafsu. “Mereka lebih menjaga perasaan hati sendiri daripada menjaga perasaan hati Tuhan. Akhir jalan ini adalah kebinasaan.”, ungkap Pendeta Hutauruk tentang ciri-ciri orang yang memilih jalan lebar beserta upahnya. “Sebaliknya orang yang berjalan di jalan yang sempit selalu memandang ke depan bersama Allah. Walau mereka berbeban berat, mereka serahkan semua beban kepada Allah. Mereka rajin belajar firman Allah, berdoa, bersyukur, tidak mau mendengarkan nasehat orang fasik. Mereka menghasilkan buah-buah roh. Berapa banyak orang yang berjalan di jalan ini ? Sedikit sekali, kata Yesus.”, jelas Pendeta Hutauruk tentang sikap yang ditunjukkan orang yang menuju kepada keselamatan.

“Kemenangan tidak dapat diperoleh tanpa doa yang sungguh-sungguh. Kita harus serahkan dengan sukarela kemauan kita agar dapat bekerja sama dengan roh kudus. Harus ada penyangkalan diri yang sungguh-sungguh setiap hari dan perbuatan kita mesti menyaksikan Yesus kepada banyak orang.”, tutur Pendeta Hutauruk akan rahasia untuk bisa berjalan di jalan yang sempit dan menjadi pemenang kerajaan surga. “Marilah kita memohon kepada Tuhan agar kita diberi kesanggupan untuk terus berjalan menuju surga dan memperoleh upah kita saat Yesus datang menjemput nanti.”, ajak Pendeta Hutauruk di akhir renungan Vesper ini. Lagu “Karna Surga T’lah Hampir”, dinyanyikan sebagai lagu penutup. Pendeta Hutauruk melayangkan doa untuk menutup rangkaian kebaktian. Di luar gereja hujan gerimis kembali turun, memberikan kedamaian di setiap hati yang hadir di kebaktian malam ini. Jemaat membuat lingkaran dalam gereja dengan berjabat tangan, seraya menyanyikan lagu “God Is So Good”, dilanjutkan dengan mengucap, “Selamat sabat ! Tuhan memberkati ! Amin!”.