Thursday, June 23, 2011

Dia Hanya Sejauh Doa

Yeremia 10:23 “Aku tahu ya Tuhan, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”




Angin malam serta kabut yang begitu tebal cukup mengganggu perjalanan kami di tol ketika pulang dari Bandung. Baru saja kami menghabiskan waktu berkunjung ke rumah mantan tetangga ketika mereka masih tinggal di Bekasi. Empat belas tahun yang lalu hubungan kami cukup dekat dengan mereka. Saat itu anak-anak masih balita, ibu sahabat kami ini seringkali membantu dan memberikan nasehat seputar perawatan anak yang tentunya sangat berharga bagi saya khususnya. Karena bebas hambatan, perjalanan di tol Cipularang ini terasa membosankan. Apalagi di belakang anak-anak sudah pulas tertidur. Saya mulai pembicaraan untuk mengusir kantuk dan sepi. ”Si bapak tetangga kita tadi kasihan ya pa, kelihatan kurus sekali. Beratnya sudah turun 15 kilogram ! Papa dengar kan tadi beliau katakan setiap kali menjalankan operasi memakan waktu 9 jam ?”ujar saya pada suami. “Iya aku kaget tadi mendengarnya dan ini operasi yang ketiga. Lihat saja lehernya sudah hitam efek dari perawatan. Dia juga kan di-kemoterapi,” jawab suamiku sambil kagum dengan kekuatan bapak ini menjalani perawatan yang berat itu.

“Tadi sewaktu melihat hasil CT scan, aku ngeri campur takjub. Kita jadi bisa melihat dengan jelas tulang tengkorak, urat-urat dan aliran darah yang melakukan tugas mereka masing-masing. Benar-benar ajaib kuasa Tuhan”, giliran saya yang terkagum. “Iya, tadi kan si bapak bilang, di operasi yang ketiga ini beliau benar-benar merasakan kedekatan dengan Tuhan. Dia merasa dirinya tidak mempunyai kekuatan sama sekali dan di saat itulah dia merasakan apa artinya memiliki iman,” sahut suamiku pelan sambil membayangkan pertemuan tadi. “Benar-benar ajaib! Di situ kan begitu banyak saraf-saraf ke otak. Padahal tumor ganasnya harus diangkat di situ, dokter harus benar-benar teliti agar jangan sampai ada urat saraf yang terpotong,” lanjut dia membuat aku tidak sanggup membayangkannya. “Kita ganti pembicaraan ah pa, jadi sedih ingat ketika beliau masih sehat dulu. Semoga saja semua bisa berlalu dan beliau bisa sembuh sempurna. Kita akan melihat bahwa Tuhan mempunyai banyak cara untuk menolong kita,”jawab saya lirih.

Ayat kita pada hari ini mengatakan bahwa manusia tidak sanggup menentukan jalan dan langkah kehidupannya. Kesehatan masa lalu, bisa jadi hilang hari ini. Apa yang kita miliki hari ini, belum tentu kita miliki hari esok. Boleh jadi itu berupa kesehatan, sahabat, atau orang yang kita kasihi. Apa yang mesti kita buat ? Kita tidak bisa menentukan arah langkah kita. Apa yang kita miliki saat ini dan hari esok, tidak dapat kita pastikan. Di tengah ketidak-pastian, kita patut mengarahkan percaya kita kepada Tuhan yang penuh dengan kuasa dan kepastian. Tuhan tahu jalan yang ada di depan kita. Kita serahkan ketidak sanggupan kita kepada Dia yang sanggup. Percayalah, Tuhan memiliki rancangan yang baik bagi kita semua. Dan, Dia hanya sejauh doa. Have a great day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.