Amsal 10:12 “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.”
Sebetulnya ruang tunggu di sekolah ini cukup sejuk, karena areanya terbuka luas, bisa dibilang mirip seperti lobi di bandara. Tetapi siang ini matahari begitu terik, panasnya terasa membakar kulit. Spontan saja keringat mengalir membasahi wajah saya. Satu per satu teman-teman mulai berdatangan. Hampir semua berkomentar sama. “Wuiih panas banget ya hari ini….”, kata seorang ibu mengeluh. “Sudah mau kiamat kali…”, sahut yang lain sambil tersenyum kecil “Aduh ! Seharusnya kalau anak-anak pulang terlambat kita diberitahu dong, jadi nggak buang waktu begini!”, kata yang lain sedikit kesal. Begitulah keluhan ibu-ibu siang ini. Suasana semakin terasa hiruk pikuk ketika teman-teman berkumpul semakin banyak dan udara semakin terasa panas. “Loe kok diam aja sih, nggak kepanasan ya?” tanya teman saya sambil cemberut. “Masa kepanasan harus teriak-teriak? Mendingan diam aja, supaya agak sejuk,” jawab saya santai.
“Oh iya, gimana nih kita mau patungan berapa untuk kasih ucapan terima kasih ke guru anak-anak kita?” tanya salah seorang teman yang biasa aktif untuk segala urusan sosial sekolah. Karena aktifnya, sampai-sampai dia dijuluki ibu RT. “Yang lazimnya aja berapa, jangan terlalu ekstrim. Yang penting kita rela dan bermanfaat buat guru,” jawab yang lain. “Ok, kalau gitu kita samain seperti tahun lalu aja ya, jangan nanti ada yang ngomel di belakang loh, aku nggak mau terima complaint! ”, jawab si ibu RT tadi menganjurkan. “Loh, memangnya ada yang complain?”tanya saya heran. “Kasian deh, ketinggalan berita terus ini ibu,” teman di sebelah saya menggoda. “Itu loh kak, teman kita yang OKB jadi lebay banget deh! Dia sekarang maunya 4 kali lipat dari tahun lalu,” kata si bu RT lagi. “Ibu-ibu nggak setuju lah karena keberatan. Ini kan sifatnya kerelaan, sombong tuh dia. Padahal dulu nggak pernah mau ikut nyumbang. Tapi sekarang wow, maunya paling beda,” ujar yang lain. “Ya sudahlah jangan diambil hati, yang penting kitanya sepakat. Kalau dia tidak mau, silahkan dia memberi secara pribadi,” kata yang lain memberi ide. Dalam hati saya merasa lucu, kini cuaca yang tadi katanya panas akhirnya sudah tidak mereka rasakan lagi. Tidak ada keluhan dari siapapun. Justru sebaliknya, semua sibuk dengan berita yang satu tadi.
Ayat renungan kita pagi ini mengingatkan bahwa kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi pelanggaran. Perselisihan bisa saja terjadi di antara kita. Entah di antara keluarga, teman, atau saudara yang dapat membuat kita rasa kesal. Bila kekesalan ini ditimbun, maka ujungnya menjadi sebuah kebencian. Berbeda pendapat adalah hal yang wajar. Bila perbedaan itu diliputi oleh rasa kasih, tentu akan ada cara untuk menghindar dari pertengkaran dan rasa benci. Kita diajak untuk memupuk rasa kasih dan pengertian satu dengan yang lain. Padamkan api kekesalan dengan kasih, sebelum berubah menjadi kebencian. Have a great day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.