Monday, June 06, 2011

Tabiat Hal Yang Utama

1 Samuel 16:7, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”




Hanya sedikit dari kita manusia yang hidup betul-betul puas dengan penampilan tubuh kita. Bila disuruh memilih, kebanyakan kita agaknya melihat yang berbeda dari apa yang ada pada kita. Hal ini terbukti dari beberapa kali kunjungan ke beberapa keluarga maupun pribadi yang berinteraksi dengan saya bila terlibat dalam berbagai hal pembicaraan baik secara umum maupun spesifik. Bahkan dalam suatu diskusi pada forum resmi keagamaan bersama orang-orang muda khususnya menyangkut topik “Penampilan Fisik Pribadi”.

Demikian saya pernah memberikan ilustrasi dalam suatu forum diskusi keagamaan bersama orang-orang muda dengan melontarkan satu pertanyaan kepada saya, “Bapak membaca dan mendengar di media elektronik maupun media cetak tentang banyaknya orang yang melakukan operasi plastik demi mempercantik diri, apa komentar Bapak?” Saya menjawab dengan memberikan sebuah ilustrasi sebagai berikut, “Di satu kota lahirlah seorang anak lelaki dengan wajah yang sangat buruk, tentu hal itu pada awalnya membuat rasa kecewa pada hati kedua orangtuanya. Karena setiap orangtua pasti berharap agar setiap anak yang dilahirkan sempurna secara penampilan pisik maupun mental. Keluarga ini kelihatannya kurang beruntung atas kelahiran anak tersebut. Kedua orang tua selalu berpikir bagaimana mereka membentuk pribadi anak yang buruk rupa tersebut. Apalagi ketika anak ini mulai bertumbuh dan bergaul dengan anak-anak sebayanya, dia sering diejek bahkan dikucilkan oleh teman-temannya. Di tempat bermain, di sekolah dia sering menjadi bahan ejekan dan seringkali dia pulang ke rumah dengan tetesan air mata dan berkata kepada ibunya, “Mama saya tidak mau sekolah lagi.” Pada satu hari saat anak itu sudah mulai mengerti apa arti satu kehidupan, ibunya berkata kepadanya: “Anakku, adalah tidak mungkin bagimu untuk membebaskan diri dari cacat ini, namun adalah mungkin bagimu, dengan pertolongan Tuhan, untuk memperkembang pikiran dan jiwamu sedemikian besar sehingga orang-orang akan lupa memandang wajahmu”. Anak itu menyimpan kata-kata ibunya di dalam hati sanubarinya yang paling dalam. Gantinya berdiam di dalam ketidakberuntungan, ia memperkembang kesanggupan pikiran dan rohaninya. Pada akhirnya dia menjadi seorang pendidik yang sangat terkenal.

Pada usia 35 tahun, ia terpilih menjadi Rektor di Universitas dimana dia sebagai seorang dosen, satu Universitas yang sangat terkenal di negaranya bahkan di seluruh dunia. Satu jabatan yang di pegangnya selama delapan periode berturut-turut yakni 40 tahun. Dia berhenti dari jabatan Rektor bukan karena tidak terpilih melainkan karena usianya sudah 75 tahun. Pada waktu ia pensiun, ia telah mengangkat nama Universitas itu menjadi terkenal di seluruh dunia. Pada tahun-tahun selanjutnya ia terpandang bukan hanya dalam hal-hal pendidikan, namun juga dibidang politik, sosial, industri dan rohani.” Saudaraku, penampilan yang Tuhan butuhkan bukanlah penampilan secara pisik melainkan penampilan batiniah. Orang bijak berkata: Jangan nilai satu buku dari sampulnya tetapi lihat apa isi buku tersebut, apa yang ada di dalamnya. Jangan memandang orang dari penampilan luarnya tapi pandanglah seseorang dengan tabiatnya yang memantulkan tabiat Kristus. Allah bukan melihat luar namun melihat hati, biarlah saudara dan saya memiliki hati yang mulia yang merupakan tampilan tabiat asli diri kita. Selamat berkarya bersama Allah hari ini. Amin.

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.