Efesus 4:27, “dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”
Memasuki jalan tol Cipularang, hujan mulai turun. Saat itu kami sedang dalam perjalanan kembali dari Bandung. Suasana sore menjelang malam itu begitu sepi karena berbarengan dengan waktunya orang berbuka puasa. Hujan makin deras dan pandangan ke depan mulai terganggu. ”Hati-hati pa”, kata istri saya mengingatkan. ”Ok.”, jawab saya santai. Suasana yang sepi membuat saya sedikit santai. Dan, kendati hujan turun dengan deras serta pandangan mulai terhalang, saya tetap memacu kendaraan karena jalanan yang relatif sepi.
Di pertengahan jalan yang menurun, samar-samar saya melihat kerlip lampu. Namun saya tidak pasti, apakah itu lampu atau hanya pantulan cahaya saja. Semakin dekat dan dekat, akhirnya saya sadari bahwa itu adalah lampu sebuah mobil yang sedang mogok. Rupanya lampu mobil itu sudah tidak terang lagi sehingga dalam cuaca yang seperti ini, sangat sulit untuk melihat dari jarak jauh. Spontan saya menginjak rem dan membanting stir ke kanan. Puji Tuhan, di belakang kami tidak ada kendaraan lain, sehingga tidak terjadi kejadian yang lebih buruk.
Saudara, terkadang kita juga tidak sadar akan adanya bahaya di sekeliling kita. Kita merasa aman dan percaya diri dengan kemampuan kita. Sekalipun keadaan di sekeliling kita sudah mengingatkan diri kita, namum terkadang kita tidak mau mendengar amaran tersebut. Kita merasa nyaman sampai satu saat kita sadar bahwa kita ada dalam bahaya. Terima kasih kepada Tuhan, bilamana kita dapat disadarkan akan bahaya, namun bagaimana bila itu terlambat? Kita tidak mendapat kesempatan kedua untuk mengerem dan membanting stir. Janganlah memberi kesempatan kepada bahaya. Janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Tuhan Yesus Memberkati.