Wednesday, June 01, 2011

Hampir Kepada-Mu


Roma 12:12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.”





Keadaan ini telah berlangsung sekitar dua minggu lamanya. Hari-hari kerja yang kulewati terasa tidak semulus waktu-waktu sebelumnya. Tidur di malam hari tidak bisa nyenyak, badan terasa berat di kala bangun di pagi hari, langkah kaki terasa berat ketika jam berangkat ke kantor tiba bahkan semangat kerja sepertinya sirna ditelan kemelut beban pekerjaan yang sedang menumpuk. Bagaimana semangat kerja tidak sirna kalau mengingat-ingat beban pekerjaan yang semuanya menuntut harus terselesaikan dalam waktu yang bersamaan dan sedang dinantikan oleh berbagai pihak yang berkepentingan baik internal maupun eksternal perusahaan. Belum lagi penjualan perusahaan yang drastis menurun selama tiga bulan terakhir sementara target keuntungan perusahaan yang demikian agresifnya harus dapat dicapai hingga semester satu tahun ini. Semua ini menguras pikiran saya oleh karena saya harus selalu mempresentasikan kepada pihak manajemen baik buruknya kinerja perusahaan dan dampaknya yang diterjemahkan ke dalam posisi laporan keuangan perusahaan dibandingkan dengan target perusahaan yang harus tercapai. Hal ini seluruhnya menyita pikiran dan fisik saya.

“Mami, hari ini Papa kelihatannya harus pulang malam untuk menyelesaikan pekerjaan yang tak kunjung habis dari satu permintaan ke permintaan lainnya oleh pimpinan perusahaan“, ujarku suatu pagi kepada istri sebelum berangkat ke kantor. Sesungguhnya semangat kerja saya terasa sirna, bahkan kadangkala hati ini ingin mengumpat saja mengapa beban tanggung jawab yang saya pikul harus seberat ini. Kecenderungan untuk cepat marah kepada tim kerja juga jadi meningkat, kesabaran perlahan-lahan mulai undur bahkan sesekali saya merasa putus asa dengan kondisi yang ada saat itu bahkan hingga kini. „Kapan beban pikiran seperti ini bisa sirna dari hidup saya?“ Inilah pertanyaan dalam hati yang kadangkala timbul dalam benak pikiran saya.

Saudaraku juga mungkin pernah menghadapi kondisi yang sama dengan saya dimana tak satu kemudahan pun kelihatannya terbuka di depan kita, bahkan beban pikiran yang sangat besar terasa tidak sanggup untuk kita atasi. Jawaban semua itu adalah ayat kita pagi ini bahwa kita berpengharapan Allah setia menolong kita, namun dalam kesetiaan Allah menolong, kita perlu bertekun dalam doa dan terus melakukan perkara-perkara yang terindah dalam kesulitan yang sedang kita hadapi. Dibalik semua kesulitan ini, saya berkata dalam hati, “Tuhan, terima kasih untuk semua beban pekerjaan ini, bagaimana jikalau saya tidak memiliki beban pekerjaan yang harus saya pikirkan karna saya kehilangan pekerjaan?” Untuk segala sesuatu Allah itu baik. Mari kita bersyukur kepada-Nya, hampir kepada-Nya disertai dengan sukacita dalam pengharapan akan pertolongan Allah, bersabar di dalam kesesakan kita sebab Allah hadir di sana dan bertekun dalam doa, nantikanlah jawaban-Nya. Tuhan menolong kita hari ini untuk tetap bergembira dalam menunaikan setiap tugas kita. Amin.

Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.