Thursday, June 02, 2011

Mata Yang Terlatih

Matius 6:21, 22 “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”



"Mami dan anak anak, malam minggu nanti kita makan malam di restoran aja ya..., terus habis itu pengen jalan-jalan di mal sekalian mampir di optik”, demikian saya mengajak istri dan anak-anak saya. “Ya sudah, boleh aja.”, jawab istri saya. “Tapi kita mau makan di restoran mana Papi?”, anak saya yang kedua bertanya. Maklum saja anak saya yang kedua memiliki selera makan yang jauh lebih besar dari nafsu makan kakaknya. “Terserah kita aja mau makan dimana, kalau Papi sih dimana aja mau, tapi jauh lebih baik kalau makanannya ada sayur-sayuran juga.”, jawabku lebih lanjut menanggapi pertanyaan anak kami. “Kakak, kamu setuju kan kita jalan-jalan malam Minggu ini, sekalian makan malam di luar rumah. Ntar jangan sampe kita mau berangkat tiba-tiba kakak bilang males trus gak mau ikutan”, saya menegaskan komitmen anak kami yang tertua karena ia memiliki kebiasaan yang sulit untuk diajak ke luar rumah jika merasa tidak memiliki keperluan.

“Selamat malam”, demikian petugas optik menyapa kami pada saat kami mengunjungi salah satu optik yang ada di mal yang kerap ramai dikunjungi orang setiap harinya. Kami mampir ke optik setelah menyelesaikan makan malam di salah satu restoran di mal itu. “Boleh kami melihat-lihat sejenak model kacamata yang ada, kali aja ada yang sesuai dengan selera, maka kami akan membelinya”, kata saya kepada petugas optik yang bertugas malam itu. “Kalau yang ini berapa harganya dan berapa persen diskonnya?”, tanyaku. "Apa bapak perlu diperiksa ulang ukuran minus atau plusnya mata bapak?", tanya seorang petugas. Saya menggelengkan kepala menandakan tidak perlu untuk diperiksa, cukup mengikuti ukuran yang ada saat ini saja. Malam itu, saya dan istri membeli masing-masing satu buah kacamata untuk membantu kami dalam aktifitas sehari-hari oleh karena pandangan mata yang kabur jika tidak menggunakan alat bantu.

Ayat pagi ini mengingatkan kita bahwa mata adalah pelita tubuh kita. Terang dan gelapnya seluruh tubuh kita tergantung kepada mata yang kita miliki. Perlu bagi kita memiliki mata jasmani yang terang supaya dapat melihat dan membedakan segala sesuatu dengan jelas, demikian halnya perlu bagi kita memiliki mata rohani yang baik untuk dapat melihat perkara yang baik, baik yang berasal dari tubuh kita maupun dari tubuh orang lain. Kita perlu melatih mata jasmani dan rohani kita untuk melihat kebaikan yang ada dari diri kita dan orang lain gantinya kita melihat perkara yang buruk dari diri kita dan orang lain bahkan menghakimi orang lain seolah-olah diri kita telah benar adanya. Kita sangat memerlukan mata jasmani dan rohani yang jelas untuk melihat manakah pengajaran Allah yang benar dan palsu untuk memastikan kita sedang berjalan dalam jalur jalan ke surga. Baik dan buruk, semuanya tergantung atas ke mana kita arahkan pandangan mata kita untuk melihat bukan karena tangan untuk bergerak atau kaki untuk melangkah. Namun apa pun yang dilakukan oleh organ tubuh yang lain untku dikerjakan semua itu berawal dari apa yang timbul dalam pemikiran kita atas apa yang kita lihat. Oleh sebab itu, jaga matamu dengan hati-hati! Latihlah matamu untuk melihat perkara-perkara surga yang suci, indah dan mulia. Selamat berlibur. Amin.