1 Samuel 16:7b “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”
Cuaca pagi hari ini mendung. Masih ada sisa tanah yang basah karena hujan rintik-rintik dini hari tadi. Sebetulnya suasana seperti ini membuat rasa enggan untuk meninggalkan rumah. Tetapi karena sudah berjanji dengan teman tentu saja saya tidak bisa memanjakan diri. “Krrrinnggg…!!,” telepon di rumah berbunyi. “Haiiii, kita jadi survei hari ini kan?” tanya teman saya di ujung telepon. “Oh iya dong, aku jemput kamu di halte ya…,” jawab saya memastikan. “Oke deh,” jawabnya singkat. Hari ini kami akan mensurvei beberapa tempat untuk kegiatan sosial program gereja. Tempat yang dituju ternyata lumayan sulit karena kami beberapa kali harus berhenti untuk bertanya.“Punten…,” sapa kami kepada sekelompok ibu yang sedang duduk santai. “ Apakah ada mamanya Bambang ?” tanya saya sambil tersenyum. “Oh, mamanya Bambang sih lagi mulung bu. Nanti sore baru pulang,” jawab salah seorang dari kerumunan mereka.
“Ada keperluan apa ya bu?” tanya seorang bapak. Saya ceritakan maksud kedatangan kami ke tempat ini adalah untuk membantu memberikan pelayanan pendidikan dan ketrampilan bagi ibu-ibu. “Ibu-ibu perlu mengerti pentingnya kesehatan dan manfaat memiliki ketrampilan seperti memasak dan menjahit. Nanti jika sudah pandai bisa digunakan untuk menambah penghasilan keluarga,” jelas teman saya pada semua. “Terimakasih atas kedatangan dan niat baik ibu-ibu kepada kami di sini. Tetapi apakah mungkin bu, jika kami sudah pandai memasak dan berdagang orang akan mau membeli makanan dari kami? Karena semua orang pasti takut. Kami ini kan sudah dicap orang yang jorok dan miskin,” tanya salah seorang ibu sambil tersenyum lebar. Pertanyaan ini sebetulnya sulit untuk dijawab. “Ya, justru nanti ibu akan diajar untuk mengerti kesehatan dan kebersihan, jadi ibu-ibu tidak perlu khawatir dengan penilaian orang yang negatif”, jawab saya. Ada banyak hal lagi yang kami perbincangkan ketika itu, paling tidak mereka jadi menyadari akan niat baik kedatangan kami.
Ayat renungan pagi ini mengingatkan bahwa manusia melihat yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. Tidak bisa dipungkiri, manusia cenderung menilai penampilan luar orang lain. Padahal penampilan luar manusia sering bersifat semu, tidak menggambarkan hati dan tabiat yang sesungguhnya jauh lebih penting. Menilai seseorang dengan hanya memuaskan mata kita, akan membuat kita gagal memperoleh ketulusan hati orang tersebut. Penilaian akan penampilan luar itu pula yang membuat banyak orang gagal untuk melihat kasih Yesus dan menerima Dia saat datang ke dunia . Banyak yang gagal dalam menilai Yesus, yang akhirnya menuntun kepada kegagalan memperoleh keselamatan yang mestinya mereka terima. Bila kita cenderung menilai orang lain dari penampilan luarnya, saatnya kita untuk merubah kebiasaan tersebut. Sebaliknya, bila kita dinilai orang hanya dari penampilan luar, kita tidak perlu kecewa. Karena Tuhan melihat hati kita. Have a wonderful day !
Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini dan bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.