Mazmur 17:6, 8, “Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab Aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.”
Aku dilahirkan sebagai anak tunggal bagi pasangan ayah dan ibuku. Walaupun aku terlahir sebagai anak tunggal, namun sangat disayangkan karna pengalaman hidupku sejak kecil tidak seindah dan sebaik pengalaman hidup anak tunggal lainnya. Aku hidup dalam kesederhanaan, bukan karena orang tuaku mengajarkannya demikian, namun keadaan yang memaksaku untuk hidup serba sederhana karena memang keadaan ekonomi orang tuaku sangatlah sulit. Tak heran, kalau ayah dan ibuku harus hidup berpisah selama tiga belas tahun lamanya demi mencari sesuap nasi untuk mempertahankan hidup.
Ayahku terpaksa berangkat ke negeri seberang (paman Sam) untuk mencari pekerjaan, sementara aku tinggal bersama ibuku. Bagiku, Ibuku adalah seorang pejuang yang tangguh yang tak kenal lelah dan tak kenal menyerah. Segala upaya yang halal ia lakukan demi memenuhi hidup sehari-hari sementara ayahku juga berjuang di negeri paman Sam agar ada dollar yang dapat dia kirimkan untuk kami. Aku pun bertumbuh menjadi anak yang harus mandiri karena dipaksakan oleh keadaan. Tak heran jikalau orang menganggapku sebagai orang yang berpendirian keras, tegas bahkan mungkin dianggap sebagai orang yang temperamental, namun sesungguhnya saya orang yang melankolis jikalau orang lain mengetahui sebenarnya siapa aku.
Sungguh tak terbayangkan seperti apa hidupku kelak, ketika itu. Aku bercita-cita menjadi seorang dokter kala itu, namun keadaan menuntut aku harus mengerti semuanya itu hingga kini aku diijinkan Allah memiliki pendidikan yang cukup baik walaupun profesi dokter tidak aku sandang. Namun demikian, kini semua itu hanyalah cerita. Allah sungguh baik dan ajaib dalam kuasa dan pemeliharaan-Nya. Kini Allah mengijinkan aku memiliki keluarga yang memberi motivasi bagi hidupku. Istri dan ketiga putri dan putraku Allah berikan bagiku untuk menghapus semua kesusahan hidup yang dulu ku alami. Bukankah Allah sungguh baik bagi kita? Aku sering merasa sendirian dan tak seorang pun memperhatikanku, namun sesungguhnya aku baru mengerti bahwa aku bagaikan biji mata dipelihara oleh-Nya dalam naungan sayap-Nya. Ingatlah sahabatku, engkau tidak sendirian. Allah bersamamu ketika engkau juga menyerahkan dirimu kepada-Nya. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: