Thursday, February 02, 2012

JANJI SETIAKU

Amsal 10:22, “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”

Tepat jatuh pada hari Minggu, saya dan keluarga mengambil waktu untuk berkunjung ke salah satu keluarga kami yang baru saja mendapatkan momongan bayi. Terlihat dengan jelas dari raut wajah dan senyum bapak dan ibu, betapa hati mereka dipenuhi rasa sukacita karena karunia Allah yang terindah bagi mereka lewat hadirnya tangisan bayi dalam keluarga mereka ditambah dengan jenis kelamin bayi yang terlahir sesuai dengan doa dan harapan yang mereka idam-idamkan selama ini. Melihat semua ini, kami pun turut merasakan bersukacita oleh karena Ibu dan anak dalam keadaan sehat.

Kami berbincang satu dengan yang lain, bercerita tentang berbagai hal pengalaman hidup, mengenai pekerjaan sehari-hari teristimewa tugas dan tanggung jawab sebagai suami dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Saya membuka Alkitab dan membacakan ayat roti pagi kita hari ini bagi keluarga. “Pastikan bahwa sebelum kalian melakukan suatu pekerjaan, terlebih dahulu diawali dengan doa. Pintalah kepada Tuhan berkat-Nya, sebab tanpa seijin Allah, usaha apapun yang kita kerjakan tidak akan berarti dan berhasil.” Lebih lanjut saya berbagi cerita, “Sadarilah bahwa apa yang kita miliki di dunia ini bukan milik kita seutuhnya, Allah mengijinkan berkat itu semua hampir kepada kita untuk kita ‘kelola’ dengan baik, bukan hanya untuk diri kita sendiri namun ada pembagian porsi, berapa menjadi milik kita, berapa menjadi milik Allah demikian juga alokasi berkat untuk orang miskin dan berkekurangan yang harus ditolong. Tatkala gaji bulanan kami terima, kami sekeluarga berdoa dan mengucap syukur kepada Allah atas berkat-Nya, menyisihkan sepersepuluh dari penghasilan kami untuk dihentarkan ke gereja menjadi milik Tuhan bahkan ditambahkan dengan persembahan sebagai ucapan syukur kita atas kebaikan Tuhan, maka yang lainnya pun kami alokasikan untuk keperluan hidup sehari-hari termasuk dana sosial bagi orang miskin dan berkekurangan.” Kami pun menganjurkan mereka untuk melakukan yang sama sambil membuka Alkitab yang diangkat dari Maleakhi 3:10.

Sungguh berkat yang melimpah dari TUHAN sangat kami rasakan dalam keluarga. Berkat itu bukan hanya dalam bentuk materi atau kekayaan, tetapi kesehatan, hikmat , ketenangan dalam menangani suatu masalah, sukacita, terlebih pertumbuhan iman untuk bergantung hidup kepada TUHAN yang dengan sendirinya menghilangkan rasa kekuatiran. Seringkali TUHAN melepaskan saya dari rencana-rencana orang yang mau menjatuhkan saya dalam pekerjaan. Kami akan tetap setia memberikan Perpuluhan dan Persembahan oleh karena kami yakin TUHAN akan menyediakan semua untuk memenuhi kebutuhan kami. Apa yang menjadi harapan kami adalah kasih sayang TUHAN bukan jumlah atau jenis berkat itu sendiri. Sepulang dari rumah keluarga hari itu, ada rasa sukacita dalam hati berkesempatan menceritakan bagaimana baiknya TUHAN dan ada komitmen dari mereka untuk setia dalam memberikan Perpuluhan dan Persembahan walau kebutuhan mereka melebihi dari penghasilannya. Allah memberkati saudara dan saya untuk setia kepada-Nya melalui persepuluhan dan persembahan kita. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah :