Saat pertandingan lari 400 meter dimulai, suasana begitu senyap di antara para peserta. Mereka masing-masing konsentrasi menyusun strategi bagaimana supaya bisa menang mengalahkan rekan-rekan yang lain. Rio, salah satu peserta pertandingan, lebih lama sedikit dari peserta-peserta yang lain berdiam diri berdoa. Garis pertama 100 meter terlewati, baris kedua 200 meter terlalui, baris ketiga 300 meter sudah mulai banyak peserta kecepatannya melemah, baris keempat ‘finish’, Rio dengan badan kecil dan lugu diantara peserta-peserta memasuki terlebih dahulu.
Saat diwawancarai ada seorang wasit mengatakan, “Tadi sebelum bertanding kamu berdoa mohon kekuatan untuk mengalahkan peserta-peserta yang lain ya!” Rio menjawab, “Tidak!” “Lho, jadi apa yang kamu lakukan?” tanyanya lebih lanjut. “Aku berdoa mohon kekuatan hati agar tegar dalam menghadapi kekalahanku seandainya aku kalah nanti.” Sang wasit pun terdiam sejenak sambil merenungkan perkataan Rio. “Sesungguhnya banyak orang berdoa memohon hanya keberhasilan bagi dirinya belaka, bahkan jarang orang yang mau berdoa sama seperti yang Rio lakukan”, pikir sang wasit dalam hati.
Satu hal yang perlu diacungkan jempol bahwa Rio merendahkan diri dan hatinya di hadapan Allah. Saat kita mengajukan permohonan tidak diperlukan doa yang muluk-muluk, karena begitu kita mencari Allah, Dia telah berada di sana siap menumpangkan tangan untuk kita. Menyadari keterbatasan kita melalui sikap merendahkan hati di hadapan manusia dan di hadapan Allah serta sadar akan ketidakterbatasan Allah memberikan segala sesuatu yang baik untuk hidup kita, marilah kita hampir kepada-Nya dengan segala ucapan syukur dan menyampaikan segala permohonan kita dengan tulus hati dan bersungguh-sungguh, niscaya Ia akan memenuhi segala kebutuhanmu. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: