Friday, February 17, 2012

Bertahanlah Dalam Perjalanan Panjang ke Rumah

Imamat 20:24, “Tetapi kepadamu Aku telah berfirman: Kamulah yang akan menduduki tanah mereka dan Akulah yang memberikan-Nya kepadamu menjadi milikmu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, Akulah TUHAN, Allahmu, yang memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain.”


Entah apa yang ada dalam pikiran saya pada petang itu, tiba-tiba saya seperti sedang berkhayal, bagaikan sedang menonton sebuah film legendaris, terkenang kembali kehidupan empat puluh tahunan yang lalu, masa ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kami tinggal di sebuah desa yang mayoritas penduduk sekitarnya berasal dari suku Jawa. Saya sendiri bukanlah seorang yang berasal dari keturunan Jawa. Mata pencaharian di desa kami umumnya bekerja sebagai petani dan sebagian besar sebagai buruh perkebunan. Tidak ada pusat perbelanjaan seperti mal-mal yang ada di kota tempat kita tinggal saat ini. Bahkan untuk mencari beberapa keperluan pun kami harus meluangkan waktu satu jam perjalanan lamanya dengan bus untuk ke kota. Memprihatinkan kehidupan kami di desa saat itu.

Saya bersama teman-teman di desa harus berjalan kaki kurang lebih 7 kilometer untuk pergi dan pulang sekolah. Dibekali dengan cukup kenyang makan pagi, saya berangkat ke sekolah tanpa uang jajan satu rupiah pun di tangan. Panas matahari yang terik, perjalanan panjang pulang sekolah sering mengharuskan saya untuk menghirup air sawah tepat berada di sisi jalan guna menghilangkan rasa dahaga. Kehidupan seperti ini berlangsung kurang lebih 7 tahun lamanya hingga kami bersama orang tua memiliki rumah ke lokasi yang sangat dekat dengan sekolah. Perjalanan panjang setiap hari saya kerjakan dengan gembira bersama teman-teman. Sangat jarang kami mengalami gangguan sepanjang di jalan, kejadian penculikan anak belum marak pada waktu itu. Andaikan keamanan hidup saat ini seperti empat puluhan tahun yang lalu, hidup terasa lebih tenang.

Kini saya tinggal di kota metropolitan yang serba konsumtif dan cenderung memikirkan diri sendiri. “Gak nyaman banget ya hidup sekarang ini, harus serba berhati-hati. Kalau nggak nyawa dan harta kita segera melayang”, ungkapku kepada seorang teman dalam obrolan menceritakan keadaan hidup sekarang ini. Memang hidup saat ini serba tidak nyaman. Allah sedang menuntun kita melakukan perjalanan panjang untuk pulang ke rumah sama seperti Allah ketika menuntun perjalanan bangsa Israel menuju ke tanah Kanaan, yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Lebih dari berlimpah-limpah susu dan madunya, Allah telah mempersiapkan negeri yang serba nyaman dan tenteram untuk kita diami sepanjang masa. Hanya diperlukan sebuah kesabaran untuk menjalani seluruh paket kehidupan yang ada dihadapan kita saat ini, melalui doa dan penyerahan kita kepada-Nya, niscaya saudara dan saya akan berlabuh di negeri Kanaan semawi kelak. Bertahanlah dalam iman dan pengharapan kita untuk masuk ke surga! Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: