Kebaktian Rabu Malam, 15 Feb 2012
Buku Kemenangan Akhir Bab:7
Kebaktian dimulai tepat pukul 19.30 WIB, acara di pimpin oleh Ibu Lynda Karman. Acara diawali dengan mengundang kehadiran Roh Kudus di tengah2 perbaktian dengan berdoa di dalam hati masing2. Sebagai lagu pembukaan diambil dari LS No. 183 – “Inilah Jam Ku Berdoa”, dan doa pembukaan dibawakan oleh Ibu Lince Manurung.
Sebelum masuk dalam permintaan doa, waktu diberikan kepada anggota jemaat untuk menyampaikan kesaksian dan permohonan hal2 yang perlu di doakan. Kesaksian : 1. Kel. Pdt. Kapitan bersaksi atas pertolongan Tuhan terhindar dari bahaya saat menuju RS mengantar anak berobat, dan hari berikutnya kendaraan mereka juga ditabrak dari belakang sampai lecet saat parkir di kantor gereja MT. Haryono, namun tidak sampai melukai pengemudi, bersyukur Tuhan masih memberkati mereka. 2. KPA Villa Nusa Indah, Bp. Sopandi yang sedang belajar Alkitab, dan keinginannya untuk belajar hal berdoa yang benar. Mendoakan agar bapak ini dapat mengerti setiap firman yang dibagikan dan menerima kebenaran yang sejati. Pokok Doa : 1. Putra dan putri Bpk Pdt. Sonny Kapitan, Yehu dan Angel yang masih kurang sehat. 2. Anak Ibu Adelin, Ferry yang baru saja berulang tahun agar Tuhan ijinkan untuk mengenal kebenaran. 3. Ibu dari Bp. Wilson & Viertin Tobing yang sedang di rawat di RS Awal Bros. 4. Kristina, anak dari Ibu Rudi yang minta di doakan agar dapat kembali ke gereja. 5. Anak dan istri sdr. Herris Kore yang sedang berada di Kupang, anak dalam keadaan sakit. 6. Family of the Month bulan February, Bp. Aswin Sugiarto agar diberikan kesehatan dan sukacita dalam hidupnya. Maka jemaat membentuk kelompok doa yang terdiri dari 2-3 orang tiap kelompok.
Sebuah lagu pujian mengawali firman dibawakan oleh Pdt. HM Siagian, dilanjutkan dengan ringkasan firman yang diambil dari buku “Kemenagan Akhir” bab 7 dengan judul : “Pemisahan Diri Luther dari Roma” dibawakan oleh Pdt. Sonny Kapitan. Dalam ulasan pembuka dikatakan bahwa Martin Luther adalah seorang yang terkemuka dari orang2 yang terpanggil untuk memimpin gereja keluar dari kegelapan kepausan. Dia dibesarkan di lingkungan masyarakat yang miskin, akan tetapi orangtuanya sangat memperhatikan pendidikan dan pelatihan anaknya. Mereka berusaha mengajarkan pengetahuan akan Allah dan mempraktikkan kebijakan Kristen. Doa2 ayahnya sering dinaikan dan didengar oleh Martin Luther untuk tujuan agar anaknya boleh mengingat nama Tuhan dan suatu hari membantu memajukan kebenaran-Nya. Melalui dia, Allah melakukan pekerjaan2 besar untuk pembaruan gereja dan menerangi dunia. Martin Luther dalam memulai pergerakannya, dia digerakan oleh Roh Allah, dimana ia mengerjakannya tanpa pertentangan hebat. Luther hanya melihat kepada Allah, dia mengetahui bahwa ia dapat bersandar dengan aman di atas tangan Yang Mahakuasa itu. Dari khotbah2nya keluarlah sinar2 terang yang membangunkan dan menerangi beribu-ribu orang. Iman yang hidup menggantikan formalisme mati yang telah lama di anut gereja. Setiap hari orang tidak percaya lagi terhadap ketahyulan Roma. Firman Allah bagaikan pedang bermata dua yang menembus masuk ke dalam hati orang2 percaya. Mata orang2 yang begitu lama ditujukan kepada upacara2 manusia dan pengantara duniawi, sekarang dialihkan kepada pertobatan dan iman kepada Kristus. Demikianlah pergerakan pembaruan yang dilakukan oleh seorang Martin Luther yang pada akhirnya nanti (lanjutan bab 8) mempertahankan iman kebenaran di hadapan Mahkamah Agung kaisar Roma.
Untuk menutup kebaktian, jemaat berdiri dan menyanyikan LS No. 157 – “Berdiri karena Yesus”, dan dilanjutkan doa tutup oleh pembicara, Pdt. Sonny Kapitan.
Acara kebaktian telah berakhir, jemaat keluar dengan teratur baris demi baris. Selanjutnya bersalaman dengan pembawa acara dan pembawa firman. “Pulanglah dengan damai, berkat Tuhan melindungi kamu seklalian. Selamat malam, sampai bertemu kembali pada malam Vesper, Tuhan memberkati!
-Lynda Karman-