Setiap tahunnya kami berusaha untuk membawa anak-anak kami berlibur baik di dalam maupun ke luar negeri, baik pada saat hari libur panjang sekolah maupun ketika ada hari-hari libur yang jatuh pada akhir maupun awal pekan. Hal ini kami rasakan menjadi satu hal yang sangat penting untuk melepas rasa letih selama ini baik bagi kami yang bekerja sebagai karyawan di kantor maupun bagi anak-anak kami yang hampir selama sepekan mengikuti kegiatan kurikuler di sekolah maupun ekstrakurikuler yang cukup menyita waktu mereka hingga sore bahkan malam hari.
Kami telah berada di dalam pesawat sekitar lima belas menit sebelum pesawat diberangkatkan. Petugas yang melayani di dalam pesawat pun mulai mengeluarkan alat-alat peraga keselamatan yang harus diperagakan di hadapan para penumpang demi melengkapi pengetahuan para penumpang terhadap alat yang tersedia jika ada keadaan darurat terjadi di dalam pesawat. Sementara pelayan di pesawat memperagakan alat oksigen, tiba-tiba anak kami yang bungsu berkomentar, “Papi, untuk apa tiap kali kita naik pesawat pramugari selalu menerangkan alat oksigen dan yang lainnya itu sementara sekalipun itu gak pernah ke pake seperti apa yang diterangkan termasuk jaket pelampung juga.” Sambil tersenyum dan memeluknya saya pun berkata kepadanya, “Nak, kita harus berdoa supaya alat yang diterangkan untuk dipakai itu semua gak perlu kita pake karna tidak terjadi apa-apa di dalam perjalanan. Itu harus diterangkan kalau sewaktu-waktu terjadi bahaya, supaya kita tau ngapain.”
Polosnya anak bungsu kami berpikir, sehingga ia merasa sang pramugari membuang-buang waktu untuk menerangkan hal itu, sementara hal itu tidak pernah terjadi. Dia tidak sadar bahwa jikalau salah satu dari alat yang diperagakan tersebut digunakan berarti bahaya sedang terjadi. Kepintaran, kemampuan menganalisa dan hikmat manusia di dunia tidak dibutuhkan untuk memperlengkapi kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kepolosan dan kejujuran seseorang seperti seoraang anak kecil termasuk seperti polosnya cara berpikir anak kami, itulah yang kita butuhkan dalam memelihara iman kita bertumbuh setiap hari untuk memperoleh hidup yang kekal. Kiranya kita menyadari keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam diri kita, hampir kepada-Nya dengan segala kelemahan dan kekurangan kita dan percaya sepenuhnya akan kuasa Allah mampu melakukan berbagai hal yang tidak terpikirkan oleh akal pikiran kita seperti seorang anak kecil yang berpikir sederhana dan polos, niscaya Allah berkenan bagi kita. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: