Hidupnya sudah merasa menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Tidak heran, sebab ia telah tinggal di kota itu selama empat puluh dua tahun lamanya dari sejak ia dilahirkan, bertumbuh dan besar di kota itu. Bahkan ketika ia telah berumah tangga pun, ia tetap tinggal di kota yang sama bahkan rumah yang sama. Kenapa bisa terjadi demikian? Ayahnya bekerja menjadi salah satu pegawai pemerintah yang mendapatkan fasilitas perumahan termasuk dengan fasilitas bebas dari segala pembayaran biaya listrik dan air yang digunakan oleh tiap-tiap keluarga yang bermukim di kompleks perumahan pemerintah tersebut.
Tidak heran fasilitas yang ada telah dinikmati bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun ini membuat mereka semua merasa nyaman. Bahkan hingga orangtuanya pensiun pun, mereka tetap dapat menempati rumah tersebut. Kini tak seorang pun dapat memastikan kejadian apa yang akan terjadi kelak. “Saya mohon ijin cuti, Pak”, ia datang menemuiku pada suatu pagi dengan raut wajah terlihat bingung. “Oh, gak apa-apa saya beri kamu ijin cuti, untuk berapa hari dan ada agenda apa kok tiba-tiba cuti?” jawabku sambil menanyakan karna ia termasuk karyawan yang jarang mengambil cuti.
“Iya nih Pak, saya memang lagi bingung”, ia mulai bercerita. “Keputusan telah dikeluarkan bahwa rumah dinas yang selama ini kami tempati akan segera ditarik oleh pemerintah dan digunakan oleh para karyawan yang masih aktif bertugas saat ini. Sementara kami bersama Papa selama ini tidak ada persiapan untuk membeli rumah karna kita pikir kita gak akan di minta keluar dari rumah itu. Tapi sekarang, kami harus segera mencari rumah kontrakan, listrik dan air harus bayar yang dulunya seenak kita menggunakan bahkan AC pun selalu nyala selama 24 jam”, ia mengeluarkan segala keluh kesah dan kekhawatiran serta ketidaksiapan mereka menerima berita itu. Teringat dalam pikiran saya tulisan ayat roti pagi kita hari ini. Kita perlu berhati-hati dan memeriksa diri setiap hari apakah sesungguhnya kita sudah berjalan bersama dengan Tuhan, atau kita akan ditolak oleh-Nya pada hari kedatangan-Nya kelak? Periksalah diri saudara dan saya, di posisi manakah kita saat ini berdiri? Sudahkah kita sedang melakukan kehendak Bapa di surge atau kehendak pribadi yang ditunggangi Iblis dan membawa kita jauh dari hadapan Allah. Semoga kita siap sedia dan mawas diri selalu. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: