Telah menjadi kebiasaan kami untuk membangunkan anak-anak pada pukul lima di pagi hari, mengambil tempat di ruangan yang kami sediakan untuk mengadakan mezbah keluarga sebelum melakukan aktifitas masing-masing. Pagi itu situasi berjalan normal seperti biasa di keluarga kami, mezbah keluarga pun dilangsungkan dalam keadaan baik-baik saja. “Mami beli roti nggak?” tiba-tiba anak kami yang bungsu melontarkan pertanyaan kepada istri saya. “Nggak ada roti dek”, jawab istri saya spontan. Serta merta anak bungsu kami marah dan kesal kepada istri saya.
“Mami sediakan roti kan biasanya waktu hari Jumat, selain hari Jumat ya kamu harus ngomong donk kalo perlu beli roti, padahal kemarin sore kita jalan bareng, kenapa kamu gak ngomong?” jelas istri saya memberikan pengertian. Saya berdiam diri mendengarkan pembicaraan mereka, namun tak sabar juga untuk tidak membuka mulut, “Adek, tolong kamu sopan sama orang tua ya. Mami itu bukan pembantumu! Kalau kamu ada perlu harus ngomong, jangan kamu mau disiapkan sesuatu tanpa ngomong! Awas kalo lain kali Papi lihat kamu nggak hormat sama Mami, akan saya beri hukuman!” Omongan keras ini pun harus saya lontarkan dengan harapan ia mengerti untuk meminta keperluannya gantinya mengharapkan kami orang tuanya sudah harus apa yang dia perlukan.
Boleh jadi kita melakukan hal yang sama dalam pemikiran, perkataan dan tindakan kita sehari-hari kepada Allah. Kita berharap Allah sudah harus mengerti dan menyiapkan segala keperluan kita tanpa kita meminta kepada-Nya. Ya, Allah mengerti kebutuhan kita, namun Allah mengajarkan kita untuk meminta kepada-Nya di dalam hormat dan pennyembahan sebab DIA yang adalah Khalik kita yang sanggup memberikan segala keperluan kita, bukan sebagai hamba yang harus selalu siap melakukan apa saja yang kita mau. Meminta kepada-Nya di dalam hormat dan penyembahan, janji-Nya adalah kekal dan pasti, Allah akan melakukannya seperti ayat roti pagi hari ini. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: