Monday, March 19, 2012

Revival and Reformation Families Reaching Up

Minggu Sembahyang Rumah Tangga

Gereja Kemang Pratama, 18 -24 Maret 2012.

Hari ke-1, Minggu 18 Maret 2012

Thema : Revival and Reformation Families Reaching Up

Menindak lanjuti hasil authorized meeting konferens dan juga majelis gereja, maka Gereja Kemang Pratama mengadakan Minggu Sembahyang Rumah Tangga selama satu minggu, yang telah dimulai pada hari Minggu tgl 18 Maret 2012 dan akan berakhir hari Jumat tgl 23 Maret 2012. Acara kebaktian akan dilakukan di kediaman beberapa anggota jemaat, kecuali pada hari Minggu, Rabu malam dan Jumat malam di adakan di gereja Kemang Pratama.

Day 1 > Mujizat dalam Pernikahan

Tepat pukul 07.00 pagi bertempat di gereja, kebaktian Minggu Sembahyang hari pertama pun di buka. Anggota jemaat yang hadir pagi itu cukup banyak sehingga tanpa perlu menunggu terlalu lama acara dapat segera di mulai. Sebagai pemimpin acara Bp. Karman Ak, dalam sambutan selamat datang kepada anggota jemaat yang hadir, beliau menyampaikan tujuan General Conference atas dilaksanakannya minggu sembahyang tahun ini dengan mengambil thema Families Reaching Up – yaitu, meningkatkan Kebangunan Rohani dan Reformasi di dalam keluarga, bagaimana peran orang tua dalam membawa

anggota keluarga untuk menjangkau keatas, dimana tidak mungkin untuk membangun hubungan yang layak dengan Allah tanpa membuat waktu untuk berkomunikasi denganNya setiap hari.

Acara di mulai dengan menyanyikan lagu pembukaan dari LS No. 184 –

“Tuhan Pimpin Sepanjang Jalan”, dilanjutkan doa pembukaan yang dilayangkan oleh Ibu Annie Simanjuntak. Sebagai lagu special pagi itu, dibawakan oleh seluruh Ibu2 yang hadir, dengan penuh semangat para ibu menyanyikan lagu dari LS No. 165 – “Tabur Waktu Pagi”.

Pembahasan hari pertama di sampaikan oleh Ketua Jemaat yang membidangi dept. Rumah Tangga, Bp. Mulana Simanjuntak, dengan judul pembahasan – Mujizat dalam Pernikahan.

Di awal pembahasannya, Bp. Mulana mengetengahkan arti Pernikahan, dan bagaimana Pernikahan itu menjadi lembaga pertama yang Allah ciptakan. Sekalipun Allah yang menciptakan Pernikahan bukan berarti segalanya baik. Dan ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Itulah penyebab mengapa di dalam pernikahan terjadi begitu banyak permasalahan dan tantangan, jika kita tidak bergantung kepadaNya, maka sulit bagi kita untuk dapat memiliki pernikahan yang bahagia. Apa yang terjadi saat Pernikahan di Kana menggambarkan bagaimana firman ditemukan di tengah2 perayaan pernikahan.

Kana berada sekitar tiga hari perjalanan dari sungai Yordan dan sangat dekat ke Nazaret, di mana Maria ibu Yesus hidup. Para sarjana menunjukkan pernikahan itu mungkin dari seorang kerabat Maria dan itulah alasan mengapa Yesus diundang, karena pelayanan-Nya kepada masyarakat baru saja dimulai dan Dia pun masih hampir tidak dikenal. Pesta pernikahan di timur dekat sering berlangsung selama tujuh hari, cukup membuat beban keuangan kepada orang yang menyediakan makanan dan minuman. Ketika persediaan anggur habis -- tampaknya keluarga ini agak miskin -- Maria melibatkan diri untuk mencoba menyelamatkan muka keluarga dengan memanggil Yesus. Yesus hingga saat itu belum melakukan mujizat apapun. Tapi, Maria pasti sudah tahu, dalam menghadapi kemustahilan ini, Mesias yang dijanjikan itulah satu-satunya harapannya untuk membantu memecahkan dilema memalukan itu.

Dengan tenang, rendah hati dan penuh kepastian Maria berbicara kepada para pelayan -- mereka jelas mengenalnya sejak kunjungan sebelumnya ke rumah itu -- dan berkata: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu" (Yohanes 2:5). Itu pastilah pernikahan orang Yahudi yang taat, mengingat adanya enam tempayan air yang terbuat dari batu (masing-masing berisi 20 sampai 30 galon) yang digunakan untuk ritual penyucian Yahudi sebelum dan sesudah makan (Mat. 15:1-2).

Dan, Yesus memerintahkan para pelayan untuk mengisi tempayan-tempayan itu dengan air, dan para pelayan itu mematuhinya, sampai penuh sekali. Yesus memerintahkan mereka untuk mencedok air itu dan membawanya ke pemimpin pesta untuk meminta persetujuannya. Pemimpin pesta itu sangat sibuk dalam pesta itu, tampaknya ia tidak tahu bahwa mereka telah kehabisan anggur, namun, ia sudah siap untuk mencicipi air anggur yang baru itu yang akan ditawarkan kepada para tamu. Pemimpin pesta itu berhenti sejenak tidak lama setelah mengecapnya, lalu memanggil mempelai laki-laki dan berkata anggur yang terbaik, tidak seperti kebiasaan pada umumnya, tetap ada sampai saat yang terakhir. (Walvoord, et al., 1983-c1985).

Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita diatas adalah bagaimana kita masing-masing dapat merundingkan pernikahan atau hubungan penting lainnya dalam cara yang lebih baik daripada yang kita miliki di masa lalu? Apakah kita menikah atau menjalin hubungan penting lainnya tanpa menghitung biaya? Apakah kita kehabisan anggur kesabaran, pengampunan, kebaikan, dan sukacita? Apakah kita menyadari pernikahan dan hubungan lainnya tidak hanya untuk memberikan kepada kita kenyamanan, persahabatan dan sukacita tetapi juga untuk memberikan kehormatan, pujian dan kemuliaan bagi Allah? Meskipun mungkin telah sampai pada menit terakhir dari perencanaan, pasangan ini mengundang Yesus ke dalam pernikahan mereka, dan itu berarti ke dalam kehidupan mereka. Apakah kita mengundang Yesus ke dalam rumah kita dan ke dalam hubungan kita untuk mengatur lalu lintasnya dan melakukan mujizat? Pasangan di Kana itu mungkin tidak tahu pentingnya memiliki Yesus pada pesta pernikahan mereka, tetapi seseorang yang tahu dan peduli terhadap mereka mengundang Yesus untuk hadir di tengah-tengah mereka. Yesus menggunakan tempayan air yang telah tersedia di rumah mereka, sebuah simbol ketaatan kepada Allah. Apa yang kita sudah praktekkan di rumah tangga kita yang Yesus dapat gunakan untuk mengubah realitas hubungan pernikahan dan rumah tangga kita? Tidak ada yang terlalu sulit bagi Tuhan. Dia dapat membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dia dapat mengubah kekosongan kita menjadi kelimpahan yang meluap. Jika kita membiarkan Yesus masuk ke dalam pernikahan dan rumah tangga kita, Ia dapat melakukan mujizat yang mengubah rasa malu dan rasa sakit dari kehidupan kita.

Empat hal yang menggambarkan anggur di dalam rumah tangga kita, yaitu ; Kebaikan, Pengampunan, Kesabaran dan Sukacita, harus tetap kita jaga keutuhannya agar kita di mampukan memperoleh mujizat di dalam pernikahan. Berbicara tentang bagaimana kita harus bersikap satu sama lain dalam pernikahan dan dalam rumah tangga, Ellen White menyatakan dalam Rumah Tangga Advent, hal 421: "Kesopanan, bahkan dalam hal-hal kecil, haruslah dinyatakan oleh orang tua terhadap satu sama lain. Kebaikan yang menyeluruh harus menjadi hukum rumah tangga. Tidak ada bahasa kasar yang boleh dimanjakan, tidak ada kata-kata pahit yang boleh diucapkan." Suatu keahlian yang banyak telah disadari, namun yang sering lupa untuk digunakan ketika kita membutuhkan keajaiban dari Yesus dalam pernikahan atau hubungan kita yang lainnya disebut Rekening Bank Emosional, digunakan oleh Dr Stephen Covey, dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People.

Dalam setiap interaksi dengan setiap orang yang dengannya kita berurusan setiap hari dalam kehidupan kita, tiap-tiap kita melakukan penyetoran – yaitu penyetoran emosional dengan apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakannya, atau apa yang kita lakukan dan bagaimana kita melakukannya, atau kita membuat penarikan / pengambilan kembali secara emosional.

Setiap hubungan -- pastinya setiap pernikahan, dan setiap jenis hubungan lainnya – mengalami penyetoran maupun penarikan emosional setiap hari dalam kehidupan kita. Sehingga, tergantung pada seberapa sering kita melakukan penyetoran atau penarikan, frekuensinya akan menentukan kelangsungan atau kurangnya keberlanjutan hubungan kita. Jika di sisi lain hampir semua yang kita lakukan dalam hubungan kita adalah penarikan emosional, sangat segera rekening bank emosional kita akan tekor karena kurangnya setoran emosional dan kita akan mengalami kebangkrutan dalam pernikahan atau hubungan kita masing-masing, karena perilaku kita telah menelan semua mata uang yang tersisa.

Setiap pernikahan mengalami masa-masa yang baik, dan setiap pernikahan juga memiliki masa-masa yang buruk. Hal ini juga berlaku bagi setiap hubungan yang kita miliki dalam kehidupan kita. Harapannya adalah bahwa kita akan memiliki pernikahan yang hebat dengan sedikit masa-masa yang menyedihkan, bukannya pernikahan yang mengerikan dengan sedikit masa-masa yang baik. Ini adalah waktu yang baik untuk memulai melakukan setoran harian ke dalam rekening bank emosional pasangan kita.

Namun, kita tidak akan pernah mencapai tujuan tsb, kita tidak akan pernah sukses, tanpa kuasa dan kasih karunia Yesus. Untuk memiliki sebuah pernikahan (hubungan) yang diisi dengan kesabaran, kebaikan, pengampunan, dan sukacita, kita membutuhkan kuasa dan kasih karunia Yesus setiap hari. Marilah kita memutuskan hari ini untuk berjalan seperti Yesus; berbicara seperti Yesus; mengasihi seperti Yesus; mengampuni seperti Yesus; bersikap baik seperti Yesus; sabar seperti Yesus, untuk menjadi seperti Yesus. Kemudian kehancuran hidup kita akan diperbaiki, rasa sakit dalam hubungan kita akan menemukan penyembuhan; amarah dalam hubungan kita akan menemukan kedamaian, kesedihan dalam hubungan kita akan menemukan sukacita. Marilah kita mengundang Yesus masuk ke dalam hati kita, rumah kita, dan hidup kita, dan kita akan mengalami mujizat dalam pernikahan setiap hari, demikian Bp. Mulana mengakhiri pembahasan hari pertama pagi itu.

Sebelum menutup acara, mengingat minggu sembahyang Rumah Tangga adalah juga waktu untuk menyampaikan pokok2 doa, maka beberapa hal telah disampaikan di hadapan jemaat untuk di doakan oleh Gembala Jemaat Pdt. Sony Kapitan. Adapun pokok2 doa tsb adalah : 1. Ibu Lies Purnama, Ibu Meiske Tampubolon dan Ibu Pdt. Sitimei Kapitan, Paris dan Kaikal putra dari Bp. Padan Simanjuntak yang sedang kurang sehat, 2. Ibu dari Ibu Debby Simanjuntak yang baru saja keluar dari RS, saat ini sedang dalam pemulihan kesehatan, 3. Anak2 dan menantu dari Ibu Tina Wira dan Ibu Adelin yang mereka sangat rindukan untuk dapat kembali ke gereja, 4. Family of the Month bulan Maret – Kel. Rizal Maringka. Sebagai penutup acara perbaktian, jemaat menyanyi dari LS No. 187 – “Kuperlu PadaMu Tuhan”, dan doa tutup dilayangkan oleh Bp. Ramlan Sormin.

Acara berakhir pukul 08.30 WIB, pemimpin acara mengumumkan kembali rangkaian acara minggu sembahyang Rumah Tangga satu minggu ke depan, beserta informasi nama participant, pembicara, dan tempat diadakannya kebaktian.

Jemaat meninggalkan ruangan dengan penuh sukacita, berdoa dan penuh harap mengalami mujizat dalam pernikahan setiap hari.

Mari kita datang dan menghadiri minggu sembahyang Rumah Tangga hari ke-2, pada hari Senin tgl 19 Maret 2012, dengan topik yang lebih menarik lagi, yaitu : Kebangunan dan Reformasi dalam Pernikahan”, yang akan dibawakan oleh Ibu Lenny Silitonga, bertempat di kediaman Kel. Ramlan Sormin pukul 19.30 WIB.

Tuhan kiranya memberkati masing-masing keluarga di dalam pengharapan mengalami mujizat dalam pernikahan setiap hari.

-Lynda Karman-

Dept. Rumah Tangga