Friday, March 02, 2012

Karena Berubah Setia

Yehezkiel 16:49-50, “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian dihadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu.”


Kekecewaan yang dialami oleh seorang mantan tim kerja membawa rasa sukacita tersendiri bagi mantan tim kerja saya yang lainnya. Ibu dari dua anak yang baru berusia tiga puluh empat tahun ini kini dipercayakan untuk menduduki jabatan tertinggi di bagian keuangan perusahaan yang dulunya saya pimpin. “Pak saya baru saja dipanggil oleh bagian kepegawaian dan diberikan surat”, ujarnya bercerita kepada saya. “Oh yah? Apa isi suratnya?” tanyaku membalas. “Saya diberikan kesempatan untuk menggantikan posisi bapak dengan percobaan selama enam bulan”, demikian intisari isi surat itu diberitahukan kepadaku.

Beberapa hari berselang saya mendengar informasi dari ibu dari dua anak ini, tiba-tiba telepon genggam saya bergetar dan terlihat ada panggilan masuk dari salah seorang mantan tim kerja yang merasa kecewa sebelumnya. “Hai Pak, ada cerita apa nih kok kelihatannya ada yang serius hendak disampaikan kok jam segini sudah telepon”, komentarku menebak maksud bapak dari dua anak ini. “Iya, aku ngerasa geli aja ngelihat tingkah kawan yang satu ini – maksudnya teman kerja wanita yang memiliki dua anak yang mendapat promosi jabatan”, ia mulai bercerita dengan penuh semangat sambil kesal. “Kenapa emangnya?” tanyaku. “Wah tingkahnya berubah total 180 derajat dari yang dulunya kami jadi tim bapak dengan setelah dia menggantikan posisi bapak. Gaya ngomongnya jadi nge-boss, kalo ngomong sok pake bahasa Inggris terus, dan banyak deh tingkahnya yang norak. Kaget kali pak ya, gak pernah mimpi duduk di posisi itu tiba-tiba duduk di kursi itu, jadi deh norak”, tutur sang pria yang berpenampilan tenang dan pendiam ini.

Ayat roti pagi kita pagi ini mengingatkan kita sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang berubah setia kepada-Nya dan menjadi tinggi hati oleh karena kemewahan dan kenikmatan hidup yang sempat singgah di dalam hidup kita sama seperti ibu dari dua anak dalam kisah nyata cerita roti pagi ini. Allah mau kita tetap setia hanya kepada-Nya bahkan ketika kita berada di puncak segala keberhasilan, kehormatan dan kekayaan. Janganlah harta kekayaan, kehormatan dan keberhasilan itu memperbudak anda dan saya untuk dibenci oleh sesama manusia bahkan Allah sendiri sehingga Allah menjauhkan kita dari daftar umat-Nya yang siap memasuki kerajaan surga. Kiranya Allah mempersenjatai kita dengan kerendahan hati dan kelemah lembutan dari-Nya, sehingga kita tidak berubah setia kepada pelayanan dalam pekerjaan-Nya dan kepada Allah sendiri. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: