Permasalahan ini muncul jauh sebelum saya bergabung didalamnya. Perbedaan demi perbedaan dalam hal pengakuan tingkat penyelesaian proyek membuat masalah bertambah runcing di antara kedua belah pihak, baik pihak kontraktor maupun pihak perusahaan tempat saya bekerja. Pendekatan demi pendekatan telah dilakukan, namun tidak berhasil menuntaskan perbedaan pendapat yang ada. Kini kedua belah pihak berada pada titik jenuh.
Sayangnya permasalahan ini masih tersisa hingga kini dan dilimpahkan kepada saya untuk menanganinya. Saya pun berusaha untuk melakukan pendekatan kepada lawan pihak, namun kata sepakat belum juga tercapai. Kemarin pagi, saya menerima telepon yang tidak saya kenal dan meminta untuk ketemu dengan saya. Setelah berbincang-bincang, akhirnya saya pun menyepakati, “Ok, Pak kita ketemu jam makan siang disana”, sambil aku memberitahukan tempat pertemuan kami pada siang hari nanti. Kebetulan saya sedang bersama tim bagian Legal di perusahaan kami, akhirnya kami pun bertemu dengan mereka.
Ternyata lawan pihak kami telah mengirimkan ‘Debt Collector’ untuk bertemu dengan saya setelah mereka gagal menggunakan kuasa hukum yang mereka tunjuk untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. “Wah, sialan” pikir saya dalam hati, “Saya yang tidak tahu menahu persoalan, kok jadi aku yang harus berurusan dengan orang-orang seperti ini.” Terasa tidak adil bagi saya yang ditugaskan untuk menyelesaikan permasalahan demikian besar bahkan harus berhadapan dengan orang-orang kasar sekalipun. Yesus dihadapkan kepada permasalahan yang jauh lebih pelik dan tiada tandingannya, namun Ia setia mengemban tugas itu demi saudara dan saya dapat dibenarkan untuk hidup kekal. Tidakkah kita bersyukur kepada Yesus yang telah mengemban tugas penyelamatan dengan setia hingga tuntas sehingga kita berpengharapan?
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: