Thursday, March 08, 2012

Sharing Hope Beyond Borders – Pelatihan Pembuatan Tayangan Rohani

Kebaktian Sabat dan Seminar,
Sabat, 25 Februari 2012
Prima Resor, Cipayung - Jawa barat.


Hari Sabat 25 Februari 2012. Jarum jam belum lewat jauh dari pukul 7:00 pagi. Udara di sekitar Resor Prima Cipayung, Megamendung, terasa sangat segar dan sejuk. Beberapa peserta Seminar Komunikasi dan Pelatihan Pembuatan Tayangan Rohani terlihat duduk menikmati sarapan Lontong Sayur dan roti di meja makan. Beberapa orang terlihat asyik ngobrol menikmati udara sejuk di halaman yang terawat baik. Sementara yang lain masih ada di kamar bersiap untuk mandi. Saya duduk satu meja dengan gembala jemaat Kemang Pratama Pendeta Sonny Kapitan dan Bapak Karman, wakil pemimpin Komunikasi Kemang Pratama. Kami berbincang ringan sambil menikmati sarapan yang hangat dan nikmat. Tidak terasa, sudah menjelang pukul 8:00 pagi, saat dimulainya acara di hari Sabat. Keyboard mulai memainkan lagu-lagu rohani. Kami pun bergegas mempersiapkan diri untuk bergabung di ruang pertemuan yang bisa memuat sekitar 70 orang.

Pendeta Arbeni Sagala, Direktur Komunikasi Konferens DKI Jakarta, mengawali acara pagi.  Seminar komunikasi kali ini bertajuk "Sharing Hope Beyond Borders". Pendeta Arbeni mengingatkan tugas-tugas pokok pemimpin departemen Komunikasi di jemaat. Pendeta Arbeni mengajak pemimpin Komunikasi untuk memanfaatkan pelbagai media yang ada seperti internet, social media seperti Facebook atau Twitter, website, sms, untuk membantu menyebarkan informasi dan pekabaran kepada jemaat atau pun orang-orang di luar jemaat. Pendeta Michael Palar, Direktur Hope Channel Indonesia, membawakan sesi kedua bertajuk “The Theology of Media”. Diulas bagaimana sebelum manusia jatuh ke dalam dosa Tuhan bisa berkomunikasi kepada Adam dan Hawa secara langsung, sambil berjalan bersama menikmati taman Eden. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan tetap ingin menjangkau umat manusia untuk memulihkan pikiran dan jiwanya agar kembali kepada rupa semula. Tuhan menjangkau melalui firman dalam Alkitab. Dengan perkembangan zaman saat ini, maka media radio, televisi, buku-buku, bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan keselamatan yang Tuhan sudah lakukan melalui penebusan Yesus. Media yang ada saat ini dapat digunakan untuk lebih menjangkau banyak orang. Pendeta Michael mengingatkan agar dalam menggunakan pelbagai media komunikasi, maka kita harus berfokus hanya pada Yesus. Tidak boleh ada api asing yang mencampuri pekabaran keselamatan. Penggunaan media harus diupayakan sempurna, suci dan menobatkan banyak orang.

Dua sesi di Sabat pagi usai. Peserta diberi kesempatan untuk meregangkan otot tubuh sekitar 5 menit. Setelah berkumpul di ruangan pertemuan, diskusi Sekolah Sabat dimulai. Pendeta Sonny Kapitan dan Bapak Benny Pasuhuk sebagai narasumber diskusi pagi ini. Sementara Ibu Pamela Saerang dan Bapak Vishal Keva bertindak sebagai host. Loh kok ada host dalam diskusi Sekolah Sabat ? Diskusi Sekolah Sabat kali ini dibuat seperti di dalam studio rekaman untuk acara televisi. Ada sofa disediakan, video lighting di kiri dan kanan sisi ruangan memancar ke depan. Tiga buah kamera siap untuk merekam jalannya diskusi, lengkap dengan tiga orang cameraman. Lendhy Maramis, salah satu narasumber, sudah berada di balik video mixer dan sambil memberikan petunjuk jalannya acara kepada semua yang terlibat. Ev. Bruce Sumendap di depan memberikan aba-aba, “Camera standby…action…! Wah, pengalaman baru nih bagi semua yang hadir ! Kita bisa melihat dan belajar secara langsung cara membuat satu paket siaran diskusi Sekolah Sabat. Begitu camera mulai merekam, semua mengikuti jalannya diskusi Sekolah Sabat dengan seksama. Pendeta Sonny dan Bapak Benny dengan baik menyampaikan inti pelajaran dan aplikasinya.

Usai Sekolah Sabat, Lendhy Maramis mengisi sesi ketiga. Peserta diajak untuk melihat bagaimana membuat video berdurasi pendek dengan hasil yang mantap. Video yang dibuat bertema untuk mengandalkan Tuhan dalam setiap masalah kehidupan. Lima orang peserta dipilih untuk memperagakan beberapa wajah kecewa, kesal dan putus asa. Lendhy memberi pengarahan sambil terus merekam. Peserta kemudian diminta untuk berdoa dan bersalaman. Semua direkam dalam waktu yang singkat sekitar 10 menit. Setelah itu Lendhy dengan sigap memadukan semua hasil rekaman. Dalam bilangan 10 menit kemudian, sebuah video dengan tema Mengandalkan Tuhan dalam setiap situasi kehidupan telah selesai dibuat. Hasilnya luar biasa ! Sangat mengena bagi yang melihat. Lendhy memotivasi peserta untuk mencoba ini saat sesi di siang hari nanti.

Khotbah Sabat dibawakan oleh Pendeta S. Tjakrapawira, pemimpin GMAHK Konferens Jawa Barat. Judul khotbah yang diambil mengutip tema seminar Komunikasi ini yaitu “Sharing Hope Beyond Borders”. Di awal khotbah Pendeta Tjakrapawira menunjukkan pilihan-pilihan apa yang bisa dibuat oleh setiap manusia dalam hidupnya. Sepasang suami istri yang sudah usia lanjut memutuskan untuk menabung agar dapat menikmati liburan di pantai Copa Cobana, Brazil. Mereka berhasil mewujudkan keinginannya. Sementara Steve Jobs memilih untuk membuat karya dalam bidang komputer yang akan mencengangkan dunia. Dan Steve Jobs pun berhasil mewujudkan visinya dan memiliki dampak yang besar bagi banyak orang di dunia. Yesus mengajak kita untuk menyiarkan kabar keselamatan kepada semua orang di dunia. Melalui media yang sudah semakin banyak tersedia seperti internet, social media, televisi, radio dan lainnya, maka kita dapat menggunakan itu untuk menyebarluaskan kabar keselamatan ke banyak orang, sehingga banyak orang memiliki pengharapan. Melalui media ini semua, kita dapat melintasi batas-batas wilayah dengan mudah, menjangkau ke banyak orang.

Usai khotbah, peserta menikmati makanan yang hangat dan lezat. Kurang lebih 1 jam diberikan untuk makan sambil berbincang santai satu dengan yang lain. Lewat sedikit dari jam 2:00 siang, semua kembali berkumpul di ruang pertemuan. Pendeta Michael memberikan pengarahan jalannya sesi di siang hari. Peserta dibagi ke dalam 4 kelas yang akan berjalan secara paralel, yaitu video taping, script writing, video editing dan audio. Lendhy memimpin kelas video taping. Kelas script writing dipimpin oleh Ibu Isye Soentoro. Bapak Donald Weley mengajar di kelas video editing, sementara Pendeta Andri Daymbani menjadi instruktur kelas audio. Peserta yang telah terbagi dalam empat kelompok menuju ke kelas yang telah disiapkan. Sesi ini berlangsung hingga matahari terbenam. Saatnya untuk tutup Sabat.

Evangelis Bruce Sumendap membawakan renungan tutup Sabat. “Satu hal yang penting dalam belajar adalah kita harus bisa mengaplikasikan-nya, “ kata Bruce. Tujuan seminar Komunikasi ini adalah agar kita dapat belajar mempersiapkan pekabaran melalui media televisi. Contoh dan cara sudah diberikan kepada peserta. Bruce mengajak semua agar mulai mencoba mengaplikasikan di jemaat masing-masing apa yang telah dipelajari. Yesus harus menjadi pusat dari pekabaran. Manfaatkan media televisi sebagai salah satu sarana untuk menyebarluaskan ke banyak orang di seluruh muka bumi, melampaui batas-batas wilayah. Sharing hope beyond borders. Doa tutup Sabat dilayangkan. Setelah itu, peserta menikmati makan malam. Satu jam lebih digunakan untuk makan dan mandi.

Setelah disegarkan dengan mandi dan makan malam peserta berkumpul di ruang pertemuan. Kali ini Lendhy Maramis memberikan briefing apa yang akan dilakukan pada malam ini. Dibentuk beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari yang telah mengikuti ke-empat pelatihan. Jadi ada yang bertindak sebagai script writer, cameraman, video editor dan audio manager. Kepada setiap kelompok diberikan satu proyek yaitu membuat iklan atau video berdurasi sekitar 1 menit. Masing-masing kelompok serius menggarap proyek mereka di ruang terpisah. Script writer/penulis naskah menyodorkan naskah yang sudah mereka siapkan. Cameraman memikirkan bagaimana mengambil sudut-sudut gambar, menggunakan teknik pencahayaan dan mengarahkan para pemain yang terlibat, mengatur property yang akan digunakan, dan siap untuk mengambil setiap adegan sesuai arahan penulis naskah. Proyek ini dikerjakan cukup lama. Sebagian baru selesai sekitar pukul 12 malam. Sebagian lagi masih harus dilanjutkan keesokan harinya. Yang sudah selesai pengambilan gambar malam itu terlihat asyik mulai meng-edit video yang sudah selesai. Video editor sibuk untuk memotong rekaman yang dirasa tidak perlu. Lalu mulai mengkompilasi potongan-potongan yang terbaik. Musik latar belakang yang pas dipilih dan disatukan dengan kompilasi video. Beberapa penggalan kalimat yang perlu diketik ke layar editing agar menyatu dengan video dan suara. Kalau perlu suara tambahan, maka Audio Manager siap untuk mereka suara para talent untuk kemudian digabung lagi oleh video editor. Wah…seru sekali pengerjaan proyek ini ! Semua mengaplikasikan apa yang telah dipelajari. Semua menikmati dan bekerjasama menyelesaikan proyek ini.

-Ramlan Sormin-