Gereja Kemang Pratama hari ke-2, Senin 19 Maret 2012
Judul : Kebangunan dan Reformasi dalam Pernikahan
Day 2 : Kebangunan dan Reformasi dalam Pernikahan
Bertempat di kediaman Kel. Ramlan Sormin, kebaktian Minggu Sembahyang Rumah Tangga hari ke-2 malam itu dimulai tepat pukul 19.30 WIB. Sebagai pemimpin acara Sdr. Chandra Perangin-angin menyampaikan selamat datang kepada seluruh anggota jemaat yang hadir. Untuk memulai kebaktian, jemaat menyanyikan lagu dari LS No. 145 – “Kalau Serta Tuhan”, dilanjutkan doa buka yang di layangkan oleh Ibu Ully Tambunan. Mengawali firman yang akan dibagikan, sebuah lagu pujian dibawakan oleh Pdt. Sonny Kapitan, sambil memetik gitar beliau menyanyikan sebuah lagu yang digubahnya sendiri, terdengar begitu indah dan merdu, mengangkat hati seluruh anggota jemaat yang hadir untuk menyiapkan hati menerima firman yang akan dibagikan.
Pembicara minggu sembahyang hari-2 adalah Ibu Lenny Silitonga, judul pembahasan : Kebangunan dan Reformasi dalam Pernikahan. Ibu Lenny memulai pembahasaanya dengan menceritakan sebuah ilustrasi mengenai burung. Bagaimana seseorang ketika masih kanak-kanak pergi beburu burung untuk di jadikan sebuah bisnis dan juga kesenangan pribadi. Saat burung yang dia ketepel jatuh ke tanah dan di dapati burung2 tsb hampir mati, dia akan mengambilnya dan meletakannya di bawah ember. Selanjutnya dia akan mengetuk2 bagian atas ember tsb untuk menghasilakan kebisingan. Jika burung2 tidak bereaski, dia akan mengulang-ulangi beberapa kali sampai dia merasa yakin bahwa burung2 tsb tidak dapat di selamatkan lagi alias mati. Jika dia temukan burung masih bergerak, burung akan dikeluarkan dari ember dan siap untuk di jual. Tidak ada penjelasan ilmiah mengenai cara itu, akan tetapi banyak orang telah melakukannya dan mereka berhasil menyelamatkan kehidupan burung sesaat ketika mereka dapati burung2 tsb hampir mati.
Demikian pula dengan kehidupan kita, perlu adanya kebangunan rohani, bukan saja burung2 tsb yang memerlukan upaya untuk di hidupkan kembali, tetapi kehidupan kekristenan kita dan kehidupan pernikahan kitapun memerlukan kebangunan rohani. Gereja Advent telah memiliki program baru untuk ini, yaitu Kebangunan Rohani dan Reformasi, dibutuhkan partisipasi dari tiap2 anggota jemaat, agar hal tsb dapat mempengaruhi integritas hidup kita dan memperpanjang manfaat bagi pernikahan anggota2 jemaat gereja Advent sedunia.
Pada jaman kemurtadan kerajaan Yehuda, empat raja2 yang berkuasa ketika itu telah menjadi jahat, penuh dengan anarki, penganiayaan, kekerasan dan tidak bermoral. Mereka lupa dan selalu menolak Allah. Ketika itu nabi Habakuk menyadari adalah lebih baik untuk bergantung kepada Allah sebagai juru kemudi kehidupan. Di tengah keadaan itu Nabi Habakuk berdoa kepada Tuhan, "TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!" (Habakuk 3:2).
Kita harus meminta Allah untuk melakukan pekerjaan yang diperlukan untuk menyelamatkan umat-Nya. Kata menghidupkan kembali, menyarankan untuk hidup kembali, menyadarkan, memulihkan kesehatan, datang , atau bangun. Sebagai anggota tubuh Kristus kita harus meminta Allah membangunkan kita untuk melakukan pekerjaan yang Ia telah percayakan kepada kita.
Ellen White menulis: "Meskipun demikian penafsiran iman dan kesalehan yang meluas, ada juga pengikut sejati Kristus dalam gereja-gereja. Sebelum penghakiman Allah terhadap bumi akan terjadi di antara umat Tuhan seperti kebangkitan kembali kesalehan masa lalu yang belum pernah disaksikan sejak zaman rasul-rasul." (1888, hal.464). Ini merupakan janji menggembirakan yang menegaskan tujuan Allah untuk memberikan kebangunan rohani ; "Kebangunan rohani menandakan pembaruan kehidupan spiritual, percepatan dari kekuatan pikiran dan hati, kebangkitan dari kematian rohani." (White, 1986, hal.128).
Kebangunan rohani anggota jemaat dimulai di rumah. Keluarga merupakan bagian penting dari gereja. Ellen White menegaskan : "Gerakan reformasi yang besar harus dimulai di rumah." (1954, hal 489. Maka, segeralah mengingat2 kembali kegiatan kerohanuan apa saja yang saat ini sudah kita tinggalkan, dan cobalah untuk memulainya kembali. Bagikan ide2 dan aktifitas kerohanian tsb kepada teman-teman dan keluarga yang mungkin membutuhkannya.
Ellen White menambahkan : "Banyak orang mungkin bekerja di kota-kota dan kota-kota besar, mengunjungi dari rumah ke rumah, berkenalan dengan keluarga, masuk ke dalam kehidupan sosial mereka, makan di meja mereka, masuk ke dalam percakapan di dekat api unggun mereka, sambil menaburkan benih berharga -- kebenaran -- sepanjang hari" (White, 1897, hlm 274), adalah salah satu cara menjangkau orang2 disekitar kita.
Kebangunan rohani adalah masalah pribadi. Apakah kita berharap untuk melihat seluruh jemaat dibangunkan kembali? Waktu itu tidak akan pernah datang. Ada orang-orang di gereja yang belum bertobat, dan yang tidak akan bergabung dengan doa yang sungguh-sungguh. Kita harus memasukkannya pada pekerjaan secara pribadi. (White, 1986, hal.122). Meskipun kebangunan itu bersifat pribadi, pasangan menikah harus dapat bersatu untuk mencari pengalaman seperti itu. Pasangan perlu membuat ide diatas menjadi sebuah prioritas, dengan memiliki suatu Pernikahan yang terhubung ke Surga, dengan cara :
- Doa
- Mempelajari Alkitab – Aktivitas Bersama Keluarga Jemaat
- Mintalah Bantuan Roh Kudus
- Meditasi Pada Kehidupan Kristus
Berdoalah dan mempelajari Alkitab bersama-sama pasangan, bacalah buku2 roh nubuat bersama pasangan - juga dengan pasangan menikah lainnya, miliki daftar permintaan2 doa khusus, doakan pasangan menikah lainnya, dan mintalah pasangan lain untuk mendoakan kita. Untuk memperoleh kebangunan rohani kita membutuhkan banyak kuasa. Sebuah kebangunan yang berasal dari Roh Kudus tidak dapat diwujudkan dengan hanya melatih kehendak manusia. Kita harus memintanya kepada Tuhan. Ellen White menulis : “Turunnya Roh Kudus ke atas jemaat dinantikan di masa mendatang; tetapi itu adalah hak istimewa jemaat untuk memperolehnya sekarang. Carilah hal itu, berdoalah untuk hal itu, percaya akan hal itu. Kita harus memilikinya, dan Surga sedang menunggu untuk melimpahkannya”. (White, 1895, hal. 2; 1946, hal. 701).
Sebuah kutipan terkenal yang diinspirasi oleh Allah mengajak kita untuk merenungkan Yesus, kehidupan dan pekerjaan-Nya sementara Dia berada di bumi. "Adalah baik bagi kita untuk menghabiskan satu jam setiap hari untuk merenungkan kehidupan Kristus. . Kita harus mengambil poin demi poin, dan membiarkan imajinasi menangkap setiap pemandangan, terutama bagian penutup. Sehingga, sementara kita memikirkan pengorbanan-Nya yang besar bagi kita, kepercayaan kita kepada-Nya akan lebih tetap, kasih kita akan dipercepat, dan kita akan lebih mendalam diilhami dengan roh-Nya. Jika kita hendak diselamatkan, setidaknya kita harus mempelajari pelajaran dari penyesalan dan penghinaan di kaki salib itu." (White, 1940, hal. 80).
Kebangunan rohani pernikahan mengubah pengalaman yang memperkaya pernikahan. Tentu saja, setiap pasangan perlu menyerahkan keinginannya pada tangan Allah, dan mematuhi perintah-perintah Allah. "Kebangunan rohani menandakan pembaruan suatu kehidupan spiritual yang diperbaharui, percepatan dari kekuatan pikiran dan hati, kebangkitan dari kematian rohani. (White, 1986, hal. 128)
"Ini bukan kuasa manusia, tapi kuasa Ilahi kuasa yang mengerjakan perubahan karakter." (White, 1911, hal. 274). Ketika gereja mendorong kebangunan setiap anggota, pasangan harus saling mendukung sehingga tidak ada anggota atau pasangan yang akan kehilangan berkat-berkatnya. Ketika itu terjadi, bukan hanya jemaat yang akan direformasi, tetapi pernikahan-pernikahan di dalam jemaat juga akan mengalami reformasi.
Kutipan terakhir diatas menjadi himbauan bagi jemaat akan sebuah “Kebangunan dan Reformasi dalam Pernikahan” di keluarga kita masing-masing.
Sebelum di tutup, dilakukan diskusi singkat mengenai hal2 kerohanian yang dibutuhkan jemaat untuk sebuah kebangunan rohani. Terdiri dari 2 Kelompok, yaitu kelompok Bapak2 dan Kelompok Ibu2. Kelompok Bapak2 menyampaikan bahwa pertemuan2 kerohanian spt kebaktian rabu malam dan vesper merupakan salah satu bentuk kebanguna rohani selain mempererat tali persaudaraan sesama anggota jemaat. Kelompok Ibu2 menyampaikan perlu diadakan kembali doa subuh, doa semalam indah, dan hari puasa bersama jemaat (bukan program GC per triwulan), dengan berdoa dan berpuasa bersama2 secara jemaat untuk satu tujuan khusus, diharapakan bukan saja terjadi kebangunan rohani akan tetapi persaudaraan anggota jemaat pun akan terjalin semakin erat.
Beberapa pokok doa disampaikan untuk di doakan di kelompok doa masing2, yaitu, 1. Anak sekolah yang sedang menghadapi ujian, 2. Anggota jemaat yang belum sempat hadir di minggu sembahyang rumah tangga ini, 3. Cuaca agar tetap bersahabat selama minggu sembahyang, 4. anggota jemaat yang kurang sehat; Ibu Lies Purnama, Ibu Sitimei Kapitan, Ibu Surbakti, dan Ibu Panjaitan yang dalam tahap pemulihan, 5. Firman yang baru saja dibagikan agar dapat bermanfaat bagi kehidupan pernikahan anggota jemaat.
Lagu penutup diambil dari LS No. 169 – “Mashurkanlah Yesus’, dan doa tutup dilayangkan oleh Bp. Dharlen Simanjuntak. Sebagai penutup, pembawa acara menyampaikan pengumuman untuk participant pada besok malam, dilanjutkan dengan doa ramah tamah yang dilayangkan oleh Ibu Ully Tambunan.
Departement Rumah Tangga menyampaikan Terima kasih yang sebesar2nya kepada keluarga Ramlan Sormin atas kesediaannya memberikan tempat kediaman sebagai tempat dilaksanakannya minggu sembahyang Rumah Tangga hari ke-2. Tuhan kiranya tetap memberkati seluruh anggota keluarga dan menambahkan berkat limpah bagi keluarga.
Mari kita datang kembali menghadiri minggu sembahyang Rumah Tangga pada malam ke-3 dengan judul pembahasan : Ibadah Keluarga – Keluarga menjangkau keatas, yang akan dibawakan oleh Ibu Sitimei Kapitan, dan akan diadakan di kediaman Kel. Dharlen Simanjuntak.
Dengan mengikuti seri minggu sembahyang Rumah Tangga ini, kiranya kita mengalami Kebangunan dan Reformasi dalam Pernikahan di dalam keluarga kita masing-masing.
Tuhan memberkati.
-Lynda Karman-
Dept. Rumah Tangga