2 Tawarikh 26:16, 19, “Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada Tuhan, Allahnya, dan memasuki bait Tuhan untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah Tuhan, dekat mezbah pembakaran ukupan.”
Enam bulan berlalu tanpa terasa. Roda kehidupan bergulir sebagaimana mestinya. Pagi hari berangkat bekerja dan pulang pada sore hari. Segala sesuatu tampak berjalan mulus. Di tengah ketenangan jiwa yang saya rasakan, bahkan ketika menikmati kemacetan perjalanan pada saat pulang kerja, telepon berdering, “Hei, ada cerita apa nih yang mau diceritakan ke aku?” aku pun bertanya lewat telepon. Salah seorang mantan tim kerja menelepon saya, “Iya nih Pak, mau curhat sama bapak, ada cerita baru nih.”
Rasa penasaran pun muncul seketika sama seperti kebiasaan kebanyakan orang umumnya, senang ketika ada topik yang hendak digosipkan. “Emangnya ada cerita apa sih?” tanyaku sambil memintanya untuk bercerita. “Boss, udah tau belum kalo Fat udah nggak menjabat posisi bapak yang dulu?” ia memulai ceritanya. “Nggak euy, gimana aku tau kalo belum ada orang yang cerita ke aku”, balasku. “Oh, kali aja udah ada yang lebih dulu telepon boss, makanya aku konfirmasi dulu ke bapak”, sahutnya. Ia menceritakan bahwa sang Ibu dari dua anak ini dinyatakan kurang tepat untuk menduduki posisi tertinggi di bagian keuangan perusahaan itu. Pimpinan puncak kurang puas dengan hasil kerjanya, tidak seperti yang diharapkan.
“Makanya jangan terus sombong atau jadi lupa diri kalau kita diberi kesempatan. Hidup ini bagai roda pedati, kadangkala kita di atas namun tidak tertutup kemungkinan kita pun bisa lengser dari sana, karena berbagai alasan dan pertimbangan. Manusia bisa saja berubah sewaktu-waktu, hari ini diputuskan agar kita diangkat tapi besok atau lusa bisa dicopot. Yang penting tetap menjaga hubungan baik dengan sesama tanpa harus berubah gaya walaupun mungkin saat ini karir kita lebih bagus dari mereka”, himbauanku kepadanya. Hal yang sama menimpa Raja Uzia, akibat kesombongannya untuk mengambil alih mezbah pembakaran ukupan, menyebabkan ia menderita kusta. Boleh jadi saudara dan saya bertindak seperti Uzia, melebihi sikap yang sepatutnya kita lakukan bahkan di dalam pelayanan kita bagi Tuhan. Allah menentang orang-orang yang tinggi hati, secara pasti ia menurunkan hukuman bagi orang-orang seperti itu. Marilah kita berdoa agar tetap dipenuhi kerendahan hati terhadap siapa pun kita berinteraksi. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: