Thursday, April 12, 2012

Pahlawanku




Roma 5:8  "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."







Cuaca siang ini memberi tanda seperti  akan turun hujan.  Tetapi ternyata awan yang tadinya gelap berangsur menjadi terang kembali.  Saya sedang menunggu di halaman sekolah si bungsu. Sudah dua puluh menit lewat waktunya pulang sekolah, tapi si kecil belum kelihatan juga keluar dari kelasnya. “Mama…,.” suaranya terdengar sedikit lesu dari biasanya. “Eh, adek sudah pulang?   Kok sedih sayang?” tanya saya memperhatikan wajahnya yang biasanya selalu ceria.  “Lapar mama… Habis miss-nya lama banget kasih penjelasan di kelas,’’ suaranya nyaris berbisik.  “Kok tumben, memangnya kalian melakukan kesalahan apa?” tanya saya menggoda dia.  “Bukan kesalahan mama.  Miss kasih tahu supaya kita semua ikut kompetisi menulis dan mengarang di sekolah.  Tapi adek malas ikut mama… nanti sama seperti kejadian tahun lalu.  Pas sudah masuk di final, adek nggak bisa hadir karena jatuhnya pada hari Sabtu… kita kan ke gereja,” tangannya menarik saya untuk segera menuju parkiran. “Oh begitu…  Nanti mama pastikan sama miss ya.  Adek tetap semangat ikutin kompetisi ini ya…,” bujuk saya dalam perjalanan pulang.

Lain dulu lain sekarang.  Saya pikir anak-anak sekarang sangatlah beruntung karena setiap sekolah berlomba-lomba memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berkarya.   “Ibu, tidak usah khawatir.  Memang final kompetisinya jatuh pada hari Sabtu.  Tapi, khusus kompetisi menulis dan mengarang ini bisa diikuti tanpa murid harus hadir.  Kan yang dinilai hasil tulisannya, bu…,” guru kelas si kecil menjelaskan.  “Terimakasih ya, miss.  Kalau begitu saya akan sarankan si adek untuk mengikuti lomba itu. Hari yang ditentukan pun tiba si kecil menuruti apa yang saya anjurkan.  Dua minggu setelah itu saya menerima sms di handphone.  “ Selamat ya ibu… Si kecil juara 1 nasional untuk lomba menulis dan mengarang,” bunyi sms dari guru anak saya.  "Boleh saya tahu miss apa judul karangannya?" balas saya dengan gembira.  “Judulnya ‘My Hero’, bu.  Ini saya kutip sedikit tulisan si adek ya bu :  For me, my mother is my hero. Why?  Because in the past she had made me born to this world, and I don’t think it was easy…,”  jawab gurunya dengan cepat.

Ayat Roti Pagi menyebutkan Yesus telah mati bagi kita ketika kita masih berdosa.  Saya bahagia dan bangga karena si kecil merasa saya lah pahlawan bagi dirinya.  Kita semua memiliki seorang pahlawan di dalam hidup kita. Tetapi lebih dari semua itu kita memiliki pahlawan sepanjang masa karena tidak akan lekang dimakan waktu.  Yesus adalah pahlawan kita.  Dia memberikan segalanya buat kita. Darah-Nya yang suci telah dicurahkan untuk memberi keselamatan bagi kita yang jatuh dalam dosa.  Yesus telah  memungkinkan kita mendapatkan kehidupan kekal satu saat nanti.  Mari kita mencintai pahlawan kita yang tidak ada duanya di dunia ini.  Jadikan Yesus yang utama dalam hidup kita.

Have a nice day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.  Gunakan tombol “Tell A Friend” di bawah ini.