Roma 5:8 "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."
Cuaca siang ini memberi tanda seperti akan turun hujan. Tetapi ternyata awan yang tadinya gelap
berangsur menjadi terang kembali. Saya
sedang menunggu di halaman sekolah si bungsu. Sudah dua puluh menit lewat
waktunya pulang sekolah, tapi si kecil belum kelihatan juga keluar dari
kelasnya. “Mama…,.” suaranya terdengar sedikit lesu dari biasanya. “Eh, adek
sudah pulang? Kok sedih sayang?” tanya saya memperhatikan
wajahnya yang biasanya selalu ceria.
“Lapar mama… Habis miss-nya
lama banget kasih penjelasan di kelas,’’ suaranya nyaris berbisik. “Kok tumben, memangnya kalian melakukan
kesalahan apa?” tanya saya menggoda dia. “Bukan kesalahan mama. Miss
kasih tahu supaya kita semua ikut kompetisi menulis dan mengarang di sekolah. Tapi adek malas ikut mama… nanti sama seperti
kejadian tahun lalu. Pas sudah masuk di
final, adek nggak bisa hadir karena jatuhnya pada hari Sabtu… kita kan ke
gereja,” tangannya menarik saya untuk segera menuju parkiran. “Oh begitu… Nanti mama pastikan sama miss ya. Adek tetap semangat
ikutin kompetisi ini ya…,” bujuk saya dalam perjalanan pulang.
Lain dulu lain sekarang. Saya pikir anak-anak sekarang sangatlah
beruntung karena setiap sekolah berlomba-lomba memberikan kesempatan kepada
anak-anak untuk berkarya. “Ibu, tidak usah khawatir. Memang final kompetisinya jatuh pada hari
Sabtu. Tapi, khusus kompetisi menulis
dan mengarang ini bisa diikuti tanpa murid harus hadir. Kan yang dinilai hasil tulisannya, bu…,” guru
kelas si kecil menjelaskan. “Terimakasih
ya, miss. Kalau begitu saya akan sarankan si adek untuk
mengikuti lomba itu. Hari yang ditentukan pun tiba si kecil menuruti apa yang
saya anjurkan. Dua minggu setelah itu saya
menerima sms di handphone. “ Selamat ya
ibu… Si kecil juara 1 nasional untuk lomba menulis dan mengarang,” bunyi sms
dari guru anak saya. "Boleh saya tahu miss apa judul karangannya?" balas saya
dengan gembira. “Judulnya ‘My Hero’, bu. Ini saya kutip sedikit tulisan si adek ya bu
: For
me, my mother is my hero. Why? Because
in the past she had made me born to this world, and I don’t think it was easy…,” jawab gurunya dengan cepat.
Ayat Roti Pagi menyebutkan Yesus telah mati bagi kita ketika
kita masih berdosa. Saya bahagia dan
bangga karena si kecil merasa saya lah pahlawan bagi dirinya. Kita semua memiliki seorang pahlawan di dalam
hidup kita. Tetapi lebih dari semua itu kita memiliki pahlawan sepanjang masa karena
tidak akan lekang dimakan waktu. Yesus
adalah pahlawan kita. Dia memberikan
segalanya buat kita. Darah-Nya yang suci telah dicurahkan untuk memberi keselamatan
bagi kita yang jatuh dalam dosa. Yesus
telah memungkinkan kita mendapatkan
kehidupan kekal satu saat nanti. Mari
kita mencintai pahlawan kita yang tidak ada duanya di dunia ini. Jadikan Yesus yang utama dalam hidup kita.
Have a nice day !
Bagikan Roti Pagi ini
kepada sahabat anda. Gunakan tombol “Tell
A Friend” di bawah ini.