Tuesday, April 03, 2012

Satu Hari yang Mempengaruhi Hidupku

Mazmur 147:11 “Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.”


Pada waktu kecil aku bersekolah di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh gereja di mana kami sekeluarga juga bergereja di tempat itu dari waktu ke waktu. Setiap pagi ayah dan ibuku mengantar aku ke sekolah. Kebiasaanku adalah menaruh tas di kelas dan meminta mereka menungguku, lalu aku akan melambaikan tangan ketika mereka meninggalkanku di sekolah untuk menuju ke tempat pekerjaan mereka. Aku hanya akan kembali ke kelas, apabila mereka sudah hilang dari pandanganku.

Hari demi hari berlalu, bulan dan tahun pun berganti. Meskipun orang tuaku sibuk bekerja, mereka selalu meluangkan waktu untuk memonitor keadaanku di sekolah. Setiap saat ketika pembagian rapor tiba, kedua orang tuaku pasti hadir untuk mengambilnya. “Ma, pa, besok pembagian rapor kenaikan kelas. Aku sudah mau naik kelas tiga”, kataku kepada mama dan papa. “Baik, mama papa akan hadir. Tenang aja nak”, jawab orang tuaku dengan semangat. Sebagaimana biasanya, selesai kebaktian pagi, di hari pembagian rapor, kepala sekolah berkata: ”Bapak bapak dan ibu-ibu, para orang tua murid yang terhormat, kami akan mengumumkan anak-anak kita yang menjadi juara kelas dari kelas masing-masing. Kami akan mulai dari kelas satu, yang akan dibacakan oleh wali kelasnya yaitu ibu Tuti.” Ibu Tuti pun mulai membacakan nama juara kelas, dari juara satu sampai dengan juara tiga. Aku melihat anak yang dipanggil namanya maju ke depan. Dalam hatiku, mereka pasti bangga sekali, terlebih lagi orang tua mereka. Sementara aku membayangkan kebanggaan mereka, tiba-tiba ku dengar namaku di sebut, sebagai juara tiga di kelas dua SD. Aku terkejut. Aku maju ke depan. Sesampainya di depan, aku berkali-kali menoleh ke belakang ke arah orang tuaku duduk. Masih jelas dalam ingatanku, wajah mama dan papaku yang begitu berbahagia, dan kulihat ada air mata yang mengalir di pipi mamaku dan juga air mata yang menggenang di mata papaku. Pemandangan itu cukup buatku, dan aku tahu untuk selanjutnya apa yang harus kulakukan agar dapat menyenangkan hati orang tuaku dan membuat mereka tersenyum bahagia.

Ayat kita pagi ini mengatakan bahwa Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, orang-orang yang menaruh harap pada kasih setiaNya. Menyenangkan hati Tuhan haruslah menjadi tujuan hidup kita. Tuhan begitu mengasihi kita, jauh sebelum kita mengasihi Dia, kasih-Nya lebih besar dari kasih ibu dan bapa kita. Kita menyenangkan hati Tuhan bila kita mengasihi Dia di atas segala sesuatu, percaya kepada-Nya, menurut perintah-Nya dengan sepenuh hati dan senantiasa bersyukur serta memuji Dia. Mari kita belajar menyenangkan hati Tuhan hari ini dan seterusnya dalam hidup kita. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :