Telah beberapa hari ini aku dan kakakku dijemput menggunakan kendaraan yang biasanya digunakan ayahku ke kantor sehari-harinya. Rupanya ayahku menggunakan kendaraan lain yang disediakan perusahaan tempat ia bekerja. Buat aku dan kakakku, gak jadi masalah mau dijemput kendaraan jenis apapun, asal seluruh kegiatan kami dapat didukung. Gak bisa ngebedain persisnya seperti apa antar satu jenis maupun merk kendaraan.
Kesempatan hari itu kami habiskan dengan bepergian ke pusat perbelanjaan di tengah kota tepat pada hari libur. Cukup ramai kendaraan yang lalu lalang di jalan tol. Namun ramainya kendaraan di jalan tol tak mangakibatkan laju kecepatan kendaraan yang dikemudikan ayahku menjadi lebih lambat. Kendaraan melaju cukup kencang dan sesekali bahkan melewati bahu jalan akibat banyaknya kendaraan yang melaju lebih lambat di lajur yang paling kanan sehingga menghambat laju kendaraan lainnya. “Papi, jangan ngebut donk, ntar bahaya tau!” ujarku kepada ayah mengingatkan agar tidak melaju dengan kencang. “Gak apa-apa nak, kita mau test dulu tarikan mobil enak gak. Kalo mobil masih tergolong baru sih gak apa-apa dikebut, pasti masih kuat fisiknya, kecuali mobil lama, kita harus lebih hati-hati”, ayahku menjawab sambil tetap melajukan kendaraan dengan kencang.
Sering pendapat yang sama kita kemukakan. Bagi saya, bahaya itu sewaktu-waktu mengancam kita baik dengan menggunakan kendaraan yang relatif baru maupun lama. Prinsipnya kita harus tetap hati-hati. Kehidupan kekristenan kita sering dihadapkan dengan perasaan seolah-olah iman kita kuat, sangat kecil kemungkinan kita jatuh. Namun kita justru harus berhati-hati ketika kita merasa memiliki iman yang kuat, jangan-jangan kita sedang mengikuti arah jalan kepada kejatuhan yang tidak kita sadari. Ayat pagi ini berkata, “Hati-hati!” supaya kita tidak jatuh ke dalam genggaman tangan si jahat yang membawa kita jauh dari hadapan Allah.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: