Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Hari itu adalah hari di mana saya akan melakukan registrasi untuk bekerja di tempat kerja yang baru. Saya dengan bersemangat berangkat dari rumah dan menuju perusahaan di mana saya akan melanjutkan karir dan pengabdian saya. Begitu tiba di perusahaan, saya melapor pada petugas keamanan dan menyatakan ingin bertemu dengan bagian personalia karena sudah ada undangan untuk registrasi. Saya pun dipersilahkan bertemu dengan bagian personalia, setelah menunggu sekitar setengah jam lamanya. Dalam pertemuan itu, saya menyerahkan dokumen yang diminta, mulai dari Kartu Tanda Penduduk suami-isteri, kartu keluarga, akte lahir anak, pas photo suami, isteri dan anak, ijazah, surat catatan kepolisian, surat pemeriksaan kesehatan, surat bebas narkoba, meterai, kartu Nomor Pokok Wajib Pajak.
Pihak personalia pun memberikan penjelasan perihal hak dan kewajiban saya. Namun, ada yang mengganjal di hati saya, karena saya baru diberitahu bahwa hari kerja adalah 6 hari dan bila tidak masuk kerja akan dipotong gaji dengan alasan apapun. Saya berkata: “Pak, saya tidak bisa masuk kerja pada hari Sabtu sebab saya harus beribadah, kalau boleh jangan dipotong gaji.” Bagian Personalia mengatakan bahwa hal ini berlaku bagi semua karyawan, jadi bila tidak masuk kerja, akan dipotong gaji. “Kalau memang potong gaji, bolehkan saya menambah jam kerja pada 5 hari kerja sehingga jumlah jam kerja sepanjang sepekan dapat terpenuhi tanpa harus dipotong gaji?” pintaku kepada sang personalia. Setelah beberapa menit meninggalkan saya, sang personalia pun kembali menghampiri saya dan berkata, “Maaf Pak, permohonan bapak tidak dapat disetujui oleh pimpinan perusahaan, sehingga keputusan pemotongan gaji bagi ketidakhadiran akan tetap diberlakukan dengan alasan apapun.” Berbagai upaya permohonan saya ajukan agar pemotongan gaji tidak diberlakukan karena melakukan ibadah, namun ia tetap bersikeras mengatakan tidak bisa.
Saya pun merenung sejenak dan berpikir, “Saya sudah ikut wawancara, mempersiapkan cukup banyak dokumen yang diminta, bahkan tidak sedikit dana yang keluar untuk tes kesehatan dan bebas narkotika, kelihatannya prospek perusahaan cukup baik, karena di saat wawancara telah diinformasikan bahwa perusahaan akan mendaftarkan diri di bursa efek. Selain itu saya juga butuh pekerjaan ini untuk memenuhi keperluan hidup.” Akhirnya saya pun menerima pekerjaan itu, walaupun harus dipotong gaji. Bagi saya tidak masalah untuk dipotong gaji, karena taat kepada Allah dan beribadah kepada-Nya lebih berharga daripada harta dunia ini. Saya pulang ke rumah dan memberitahu hal ini pada isteri saya dan dia menguatkan keputusan yang saya buat. Saya dan isteri percaya bahwa janji Tuhan itu pasti, bahwa bilamana Tuhan kita utamakan dalam kehidupan kita, maka yang lainnya pun akan dicukupkan. Jadi seberapa pun yang kita dapat, bilamana kita mengutamakan Tuhan, pastilah itu akan Tuhan cukupkan. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: