Tuesday, April 10, 2012

Setia Setiap Saat


Amsal 18:24 “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.”





Sejak beberapa hari lalu, saya mendengar anak-anak memiliki keinginan masing-masing untuk  menghabiskan waktu libur yang cukup panjang di akhir minggu ini.  “Mama, boleh enggak aku ketemuan sambil main bola dengan teman-teman  sekolahku yang lama?” si abang meminta ijin pagi itu.  “Boleh saja, tapi abang coba tanya lagi siapa tahu ada perubahan waktu,” jawabku sambil asyik membersihkan sudut halaman rumah.    “Terima kasih ya ma… Mama tahu enggak, mereka itu kangen banget sama aku.  Aku pergi sekarang ya…,” katanya sambil berlalu meninggalkanku.  Siang harinya si abang pulang.  Keringat membasahi kaos bola yang dipakai.  Wajahnya terlihat gembira.   “Gimana bang ? Senang dong bisa dikangenin teman-teman ! Kalian cerita seru-seruan dong ya? Oh iya,  ngomong-ngomong apa kabar best friend abang itu?” tanyaku beruntun, ingin segera mendengar cerita anakku yang tinggi badannya sudah hampir sama dengan papanya.  “Dialah orang yang paling enggak sabar banget, pengen cepet ketemu sama aku…hehehe…,” si abang tersenyum lebar dan duduk di sebelahku.

“Tapi kayanya dia sedih ma.  Setelah nggak ada aku, dia kesepian.  Karena dulu kan aku yang suka ngelucu dan ganggu dia,” si abang mulai bercerita tentang sahabat karibnya.  “Masa…?  Hebat dong abang bisa menghibur orang!” puji saya sambil menepuk pipinya.  “Dia tadi ngomong gini ma…, kamu  enak punya mama yang selalu ada buat kamu, sementara mama-ku susah banget kasih waktu buat aku…,” lanjut si abang sambil sesekali mengelap keringatnya.   “Aduh kasihan, kalau begitu abang harus tetap bersahabat dong.  Walau sekarang tidak satu sekolah lagi sama dia, tetapi abang kan tetap bisa menghibur dia,” kataku turut prihatin dengan keadaan sahabatnya.  “Ya pastilah ma… Makanya semua kita sudah sepakat supaya kita bisa ketemuan lagi nanti…,” jawabnya tersenyum sambil menikmati combro dengan lahapnya.  Saya coba membayangkan wajah sahabat anak saya itu.  Orangnya tergolong aktif dan selalu ceria.  Ternyata dia pandai memendam tekanan yang ada dalam dirinya. Dia rindu untuk bisa berbagi dengan ibunya.  Dia ingin merasakan kehangatan perhatian ibunya.  Namun dia sulit mendapatkannya.  Untung ada sahabat yang dekat dengan dia.

Ayat Roti Pagi ini mengingatkan ada teman yang mendatangkan celaka, tetapi ada sahabat yang lebih karib dari seorang saudara.  Sebagai manusia kita membutuhkan seorang sahabat.  Untuk berbagi suka dan duka.  Kita mau memiliki sahabat yang karib, bahkan lebih dari seorang saudara.  Bila sahabat di dunia dapat mengecewakan kita, maka Yesus akan menjadi sahabat kita yang sejati.  Kita tidak akan dikecewakan.  Yesus selalu memiliki waktu untuk kita.  Dia melebihi seorang sahabat, kapanpun kita ingin bersama denganNya, Ia selalu ada di samping kita. Yesus bersedia menghangatkan kita,  mendengar keluh kesah kita, menghibur dan menyenangkan hati kita.  Dia selalu setia setiap saat.  Jadikan Yesus sahabat yang terindah setiap hari.

Have a great day !

Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita.  Gunakan tombol “Tell A Friend” di bawah ini.