Yesaya 41:10, “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Jalan bebas hambatan yang biasa disebut jalan tol merupakan pilihan bagi para pengemudi kendaraan. Harga tiket jalan tol lingkar luar Jakarta terkenal mahal, namun terasa puas melintas melaluinya karena perjalanan panjang merupakan jalurku setiap hari. Belakangan ini sering macet sebatas sampai di pertigaan arah Pondok Indah, Cawang dan Bogor. Tadi pagi aku mengendarai mobil seperti biasa, sambil bernyanyi-nyanyi mengikuti lagu yang mengalun dari tape. Lumayan menghilangkan rasa kesendirian. Baru masuk tol, jalanan sudah macet. Seperti biasa aku mengambil jalur ke kanan dan ke kiri melewati truk-truk. Setelah melewati pintu keluar Taman Mini Indonesia Indah mobil berhenti total. Padahal aku ada janji ketemu klien jam 9. Kulihat bahu jalan kosong dan ada beberapa mobil melaju disini, aku pun melihat dengan seksama kalau-kalau ada polisi di sekitar. Saat kulihat aman, aku arahkan mobil melalui bahu jalan. Belum lama, tiba-tiba semua mobil mengambil kanan, aku pun ikut mengambil kanan. Di sisi kananku ada truk konteiner panjang. Wah, otomatis aku harus menunggu truk lewat.
“Pagi ibu!”, ucap seorang polisi tiba-tiba sambil meminta mobilku untuk diarahkan ke tepi jalan. “Pagi pak...”, jawabku kaget. “Ibu tahu apa kesalahan yang ibu buat?”, tanyanya sopan. “Maaf pak, saya lewat bahu jalan, tapi banyak yang lewat kok pak. Mengapa mesti saya yang distop?”, kataku membela diri. Kebetulan mobil di depanku juga distop dan pengemudinya juga seorang wanita, tapi mobil di belakangku lewat begitu saja. Jendela kubuka lebar, sehingga polisi dapat melihat seluruh isi dalam mobil dan juga dapat mendengarkan lagu yang kupasang di tape. “Allah mengerti... Allah peduli... segala persoalan yang kita hadapi.....”, terdengar merdu suara penyanyi di kaset itu. Polisi melihat wajahku, sambil meminta SIM dan juga STNK. Untung sekali STNK baru tadi pagi kuambil dari tas yang kupakai hari Minggu kemarin. "Ya ampun...berarti sudah dua hari aku mengendarai mobil tidak membawa STNK", gumamku dalam hati. "Apa yang menggerakkan aku tadi pagi untuk bawa STNK ini ya?", kataku lagi, masih dalam hati. “Bagus bu, surat-surat mobil komplit. Apa ibu menyukai lagu itu ?", tanyanya. Dengan cepat aku menjawab, ”Iya pak, saya senang sekali dan selalu saya nyanyikan saat saya merasakan ketidaknyamanan. Apa bapak senang lagu ini juga?”, tanyaku balik. “Saya senang bu..., lagu ini selalu mengingatkan saya akan anak saya yang setahun lalu meninggal... Dia selalu katakan bahwa Yesus akan membuat saya kuat... Silahkan ibu jalan lagi. Hati-hati ya bu...”, polisi itu berkata dengan mimik wajah sendu. “Terimakasih pak, Tuhan berkati...”, jawabku spontan. Lega rasanya. Tapi aku lupa menanyakan siapa namanya, malah langsung pergi begitu saja.
Sungguh ajaib! Sebuah lagu dan gerakan hati mengambil STNK, telah membebaskan aku dari tilang yang seharusnya aku bayar di pengadilan, hingga aku tetap lancar mengendarai mobil sampai di kantor dan tidak menghabiskan waktu mengurus di pengadilan. Pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya bagi umat-umat yang setia kepada-Nya. Betul-betul Allah peduli akan masalah-masalah yang kita hadapi. Marilah kita bersyukur atas kepedulian-Nya.