Wednesday, April 06, 2011

Tangan Yang Cekatan



Amsal 10:4, “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.”



“Ayo kakak sama adek, buruan nak! Rapikan buku-bukunya, kembalikan ke tempatnya!”, perintahku kepada anak-anak sesaat setelah kami menyelesaikan mezbah keluarga di pagi hari dan meminta mereka untuk mengembalikan buku kidung pujian dan buku bacaan renungan pagi disusun kembali ke tempat semula dengan rapi. “Langsung diminum jusnya ya kak! Trus, adek, ke sini nak!”, lanjutku memanggil dan saya pun menyuapkan sesendok madu ke dalam mulutnya. "Langsung minum air putih hangatnya trus dilanjutin minum jusnya ya nak!", pintaku kepadanya lebih lanjut. "Oke, kalo udah selesai diminum jusnya, langsung siapin pakaian sekolahnya trus mandi ya sayang. Satu mandi di kamar mandi atas, trus yang satu lagi mandi di kamar mandi bawah ya.", demikian instruksi ini saya sering lontarkan kepada anak-anak kami.

Menjadi kebiasaan saya setiap pagi untuk memberikan instruksi di atas kepada anak-anak kami dengan harapan agar anak-anak kami terbiasa menjadi orang yang teratur, rapi dan cekatan agar terbiasa untuk membagi waktu setiap hari dan mempersiapkan dan merencakana segala sesuatu dengan baik. “Kakak, adek, kalian harus membiasakan diri sejak kecil sekarang ini jadi orang yang teratur, tau bagi waktu juga ngerti yang mana yang harus diduluin untuk dikerjakan. Kalau kalian sudah terbiasa rapi, teratur dan mengerti prioritas, nanti kalau sudah besar kalian pasti akan sukses dan orangnya rapi karena sudah terbiasa rapi sejak kecil. Nggak mungkin kalo sudah besar nanti kalian tiba-tiba jadi orang yang cekatan, rapi dan sukses kalau sejak kecilnya saja berantakan. Seperti kakak, papa perhatikan kamu sering menunda-nunda sesuatu untuk dikerjakan dan ujung-ujungnya tergesa-gesa. Akhirnya, jadinya ada saja barang yang ketinggalan karena waktunya sudah mepet, sementara kalau diminta merapikan barangnya dari awal sering nggak peduli.”, demikian nasihat yang sering kami ajarkan kepada anak-anak kami untuk hidup rajin, memanfaatkan waktu sebaik mungkin gantinya menunda-nunda sesuatu seperti kebiasaan anak tertua kami yang usianya lebih tua kurang dari dua tahun dari adiknya, anak kami yang kedua.

Perlu bagi kita mencermati ayat renungan pagi ini. Hidup rajin, tidak bermalas-malasan adalah hidup kristiani yang patut kita lestarikan sama seperti Yesus yang selalu bekerja dengan rajin setiap hari sejak kekanak-kanakannya sewaktu hidup di atas bumi ini. Orang yang rajin tidak akan menderita lapar sebab Allah menyukai orang-orang yang dengan rajin dan bersukacita mempergunakan seluruh organ tubuh yang dikaruniakan-Nya untuk bergerak. Sungguh malang bagi orang yang malas bekerja namun mengharapkan kekayaan berdaulat bagi dirinya. Mustahil! Jangan buang-buang waktu! pergunakan waktu yang ada untuk bekerja, berbuat kebajikan dan percayalah kepada Allah, maka Ia akan berdaulat kepadamu untuk menjadikan segala hasil kerjamu yang benar itu menjadi berkat yang dapat saya dan saudara serta keluarga kita masing-masing menikmatinya. Tidak bekerja, tidak makan. Rajin bekerja mendapatkan makanan. Kiranya Allah menolong saudara dan saya menjadi orang yang rajin bekerja dan menghargai waktu yang ada maka berkat-Nya akan mendampingi hidup kita setiap hari. Selamat bekerja.



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.