Saturday, April 30, 2011

Masalah = Tantangan ???


Filipi 4:13, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”



“Aduh, kenapa masalah seperti ini harus mampir sama aku ya? Kenapa nggak sama orang lain yang lebih siap karena aku merasa nggak punya kekuatan untuk menghadapi masalah seperti ini. Atau ada sesuatu perilaku saya yang kurang berkenan di hadapan Allah, yang harus segera saya rubah saat ini juga? Inilah mungkin salah satu cara Allah menegur dan mengingatkan saya oleh karena kasih-Nya.”, Inilah pertanyaan yang muncul berulang-ulang di dalam pikiran saya, ketika saya baru saja terluput dari satu permasalahan besar yang tidak pernah saya duga hal itu akan terjadi.

Terbayang bagaikan film yang sedang diputar, kejadian yang baru saja terjadi menimpa diriku. Cuaca cerah saat itu menunjukkan waktu masih pagi sekitar pukul 10 pagi, tatkala saya sedang asyik berkendara, tiba-tiba sebuah sepeda motor dengan dua orang penumpang memukul dengan kencang kaca spion mobil sebelah kanan saya sambil berteriak, “Berhenti atau kau kutembak!” Kaget setengah mati bahkan hampir panik menghadapi kejadian itu, sambil saya berusaha melarikan kendaraan dengan kencang berharap orang tersebut tidak mengejar saya. Namun, pagi yang naas, pengendara sepeda motor mengejar mobil yang saya kendarai hingga kami berhenti di daerah yang ramai penduduk berlalu lalang. “Wah, gak ada pilihan saya untuk bisa menghindar dari permasalahan ini, kecuali saya hadapi dengan tenang”, pikirku. Akhirnya debat kusir bahkan hampir merenggut nyawa saya pun terjadi, hingga Allah menolong saya untuk menyelamatkan diri keluar dari permasalahan pagi itu walaupun beberapa harta benda yang saya miliki saat itu harus dikorbankan.

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan sukacita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan di balik setiap masalah. Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah. Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bahkan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika induk elang melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang dilemparkan dari tebing yang tinggi, anak-anknya menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Sesudah kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati. Allah sumber penyelesaian dan pertolongan dari setiap permasalahan yang kita hadapi. Hampirlah kepada-Nya, memohon petunjuk, kekuatan dan pengetahuan sama seperti ayat kita pagi ini mengatakan tiada yang tak dapat kita selesaikan di dalam Allah. Jadikanlah sebagai suatu pelajaran berharga dalam hidup kita, jika kita menghadapi masalah. Allah memberkati kita sekalian hingga Maranatha. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Who am I

Kali ini PA Kemang Pratama pergi ke gereja Narogong untuk mengikuti acara PA gabungan wilayah 4. PA gabungan dimulai pukul 16:00 WIB dengan song service yang dibawakan oleh Sharine Sinaga. Lalu disambut dengan lagu special pertama yang dibawakan oleh jemaat Tomotou, Bekasi dengan judul Who am I yang juga merupakan sebagai tema dari PA gabungan kali ini. Pembawa acara yang dibawakan oleh Femro dari jemaat Narogong dan Yolanda dari jemaat bojong menteng. Supaya keadaan semakin seru jemaat bukit sion membawakan dua lagu energizer yang dibawakan oleh anak-anak adventurer yang begitu bersemangat. Acara dilanjutkan dengan drama yang dibawakan oleh jemaat narogong yang bercerita tentang anak muda advent zaman sekarang.

Setelah acara drama jemaat Kemang Pratama membawakan lagu pujian dengan judul “bless the broken road”. Tibalah di acara inti yang dibawakan oleh Pdt.Doloksaribu yang merupakan gembala jemaat Villa Nusa Indah. Acara inti bercerita tentang Who am I yang bermaksud siapakah diri kita menurut alkitab. Banyak nasihat yang dibawakan oleh pendeta yang ditujukan untuk para pemuda dalam menjalani kahidupan sekarang ini.

Sebelum acara inti usai jemaat Jakasampurna membawakan lagu energizer yang berjudul “ setelah itu pendeta melanjutkan seminar nya dan mengambil kesimpulan. Setelah acara inti ditutup dengan lagu special yang dibawakan oleh jemaat Villa nusa indah yang berjudul “Sia hamba” mereka membawakan lagu dalam 3 bahasa. Acara PA ditutup dengan tutup sabat yang dibawakan oleh Pdt. J. Runtu dan juga doa tutup. Pasti mau tau kan serunya PA sabat depan.. Mari kita datang PA sabat depan dengan acara yang lebih menarik pukul 16:30 di gereja Kemang Pratama.


-feliz-

Friday, April 29, 2011

Langkah Demi Langkah Namun Pasti

Yosua 6:15, “Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali.”


“Wah kalau saya sih harus memperhitungkan kemampuan dan kecepatanku sekuat dan secepat apa, lalu menyesuaikan perencanaanku untuk menentukan apa yang harus saya lakukan. Bagaimana cara melakukannya dan kapan saya harus mulai mengerjakannya”, demikian aku mengungkapkan pola pemikiranku kepada salah seorang rekan kerja saat kami ngobrol-ngobrol makan siang. “Bagi aku, ...", komentarku lebih lanjut, “Melangkah dengan pasti selangkah demi selangkah pasti kita akan tetap maju daripada aku berusaha untuk langsung melangkah dua atau tiga langkah sekaligus, kemungkinan tersandung pasti lebih besar dibanding sebelumnya. Jadi jangan kebesaran ambisi membuat kita tersandung lebih besar". Keyakinanku adalah, “Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.”

Dalam hidup ini kita sering merasa buntu hanya karna kita ingin mengambil satu langkah yang terlalu besar. Langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya, anda hanya termenung dan tidak bergerak. Sabar dan cobalah mundur sebentar. Perhatikan tantangan anda. Tidakkah lebih memungkinkan bagi anda untuk mengambil langkah-langkah pendek terus menerus, ketimbang berusaha menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil, asalkan anda tidak berhenti, adalah cukup, karena anda masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju dan bukan berhenti.

Hal yang sama dengan keadaan di atas, Allah memberitahukan kepada Yosua untuk memimpin bangsa Israel ketika hendak mengalahkan penduduk kota Yerikho. Penurutan, kesabaran dan kerjasama untuk melangkah perlahan tapi pasti sedang diajarkan Allah kepada umat-Nya sehingga mereka harus dengan sabar mengelilingi kota itu sekali sepanjang enam hari dan tujuh kali pada hari yang ketujuh dan kota Yerikho dapat ditaklukkan oleh penurutan mereka kepada Allah, kesabaran bangsa Israel mengelilingi kota itu selama tujuh hari dan kerjasama diantara bangsa Israel, pemimpin mereka Yosua dan Allah sendiri. Allah bukan tidak sanggup untuk menumpas penduduk kota Yerikho dan merebut kota itu dalam hitungan detik, namun perlu memupuk kesabaran umat-Nya. Berjalanlah selangkah demi selangkah dengan pasti, Allah berjalan bersamamu sama seperti DIA berjalan bersama Yosua dan umat-Nya dahulu kala. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Gunakan Talenta Kita

Pelayanan Perorangan 23 April 2011 dibawakan oleh Ibu Tina Wira.

Yohanes 21:15, "Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?" Jawab Petrus kepadaNya:"Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya:"Gembalakanah domba-dombaKu.

Menggembalakan domba bukanlah hal yang mudah, kadang domba yang kita gembalakan tidak berterimakasih bahkan tidak menyukai apa yang kita sudah lakukan. Tetapi oleh karena motivasi terhadap Kristus dan melayani, maka Petrus mengingatkan kita untuk menggembalakan domba tidak dengan paksa.

1 Petrus 5: 2, "Gembalakanah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan tetapi dengan pengabdian diri"

Apapun talenta kita marilah kita gunakan untuk menolong satu dengan yang lain.Jika kita bersama Kristus maka kita akan dapat mengasihi domba-domba sama seperti Kristus mengasihi kita.

Tuhan memberkati


- Debby -

Thursday, April 28, 2011

Pensil Yang Patah vs Ketulusan

Matius 6:2,3, “Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.”



Pada suatu sore, seorang teman karib menghampiri meja kerja saya dan memungut sebatang pensil yang patah. Pintanya, “Boleh aku pinjam ini?” Saya yang sedang sibuk bekerja hanya menoleh sejenak dan berkata, “Ambil saja.” Teman karib saya di kantor ini pun mengambil pensil yang patah itu dan kembali ke meja kerjanya. Setelah itu saya melupakan akan kejadian itu selamanya. Padahal bagi teman saya, pensil patah itu amat berharga demi pengerjaan tugasnya.

Hari demi hari berlalu dan saya pun tidak pernah mengingat kejadian itu sama sekali. Saya kaget ketika saya dan teman karib saya terlibat dalam suatu obrolan sesaat menjelang waktu kerja akan dimulai di pagi hari tiba-tiba berkata, “Brother, terima kasih ya untuk pensil patah yang aku ambil dari meja kerjamu pada saat itu. Kalau saja pensil patahmu itu tidak ada, tentunya aku harus membuang lebih banyak waktu untuk meminjam pensil dari orang lain sementara pekerjaanku saat itu sedang ditunggu oleh pimpinan dan sudah hampir mendekati waktu yang diberikan kepada saya. Belum lagi, orang lain juga belum tentu pensil yang mereka miliki tidak sedang digunakan atau bahkan tidak memiliki pensil cadangan yang dapat dipinjamkan kepada saya”. Saya terhenti sejenak berpikir, sungguh benda itu tidak berarti banyak bagiku namun hal itu dapat memiliki nilai yang sangat berarti bagi orang lain.

Tahukah anda bagaimana “rasa” sebuah ketulusan? Setiap dari kita pasti pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang mampu memahaminya. Karena ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tidak terasa, sebagaimana anda menyilakan teman dekat anda untuk mengambil pensil patah anda. Tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semuanya lenyap dalam ketulusan. Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia ini seperti pensil patah itu sehingga selalu ada rasa keberatan atau berjasa saat kita saling berbagi. Sayangnya tidak mudah juga untuk bersibuk-sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun tampak bagaikan pena emas yang nilai itu kita menuntut harus dimengerti oleh orang lain. Jangan ingat-ingat perbuatan baik anda. Kebaikan yang anda letakkan dalam ingatan bagaikan debu yang tertiup angin. Ingat, Yesus Sang Juruselamat dengan segala pemberian-Nya yang tidak dapat dinilai dan dibayar oleh manusia, namun Ia telah memberikannya tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balas jasa dan tidak pernah untuk diungkit-ungkit kembali kepada anda dan saya. Kita akan mendapatkan balasan berkat yang luar biasa dari surga pada saat anda dan saya memberikan sesuatu dengan rasa tulus, murni, tanpa pamrih dan tidak mengharapkan ucapan terima kasih sekalipun dari orang yang anda dan saya telah tolong. Allah memberkati kita sekalian. Amin.



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Wanita–wanita Pembawa Misi

Kebaktian Sabat tanggal 23 April 2011 adalah sabat khusus untuk wanita-wanita melayani dalam kebaktian pagi hari hingga jam khotbah sehubungan dengan memperingati hari Kartini 2 hari yang lalu . Untuk memeriahkannya beberapa wanita menggunakan kebaya dengan anggunnya dan pria menggunakan pakaian batik, ada pula beberapa yang tidak menggunakan karena tidak terbiasa.

Sebagai Pianis jam kebaktian khotbah yaitu Felicia Tambunan dan korister oleh Jessica Wuisan. Bacaan ayat bersahutan dibacakan oleh Ully Tambunan dan Jemaat, dilanjutkan dengan nyanyian pembukaan khotbah dari lagu sion nomor 159
“ Mari Kita Kerja Bagi Tuhan “. Doa syafaat disampaikan oleh ibu Evlyn Sormin. Bacaan persembahan dibawakan oleh ibu Lies Purnama dilanjutkan dengan pemungutan persembahan oleh diakones Oma Tina Wira dan ibu Vira dan ditutup dengan doa. Kemudian sebuah lagu pujian dengan judul “Rumah Kecil di Dunia“ disampaikan oleh seluruh Wanita Kemang Pratama. Cerita anak-anak penghantar khotbah di bawakan oleh Eyang Etty dan semua anak diundang untuk maju ke depan untuk mendengarkan cerita.Allah Bersabda sabat ini melalui Firman Tuhan yang dibawakan oleh ibu Sitimei Kapitan dengan judul “ Wanita – wanita Pembawa Misi “ dengan ayat inti yang diambil dari Roma 16 : 6 yang menyatakan dan mengingatkan kepada Kartini Rohani yaitu wanita - wanita Kristen yang hidup sekarang ini untuk mengambil nilai-nilai yang penting dari kisah masa yang lampau dengan mempelajari tentang wanita-wanita dalam Alkitab yang menjadi pembawa misi dengan menjadi misionaris pada waktu krisis seperti isteri Pilatus, misionaris peginjil yang sukses seperti Wanita Samaria, misionaris melalui keramah tamahannya seperti Lidia, misionaris instuktur Alkitab seperti Priskila, misionaris melalui sikap yang suka menolong dan memperhatikan janda dan orang miskin seperti Dorkas atau Tabita dan kisah wanita pembawa misi lainnya yang ada di Alkitab. Dan juga menghimbau wanita – wanita Kristen untuk menghindari sikap seperti Eoudia dan Sintikhe yang berselisih oleh karena adanya perbedaan pemikiran yang dapat menimbulkan perpecahan, sebaliknya mengajak wanita-wanita Kristen untuk mau menggunakan karunia – karunia yang diberikan Tuhan untuk menyampaikan misi kebenaran kepada keluarga, lingkungan dan di dalam jemaat Tuhan bahwa Yesus adalah Kristus yang adalah Juruselamat dunia. Empat hal yang harus dilakukan sebagai wanita-wanita pembawa misi adalah, datang dan bertemu dengan Yesus, belajar bersama Yesus, percaya kepada Yesus, pergi dan bagikan kabar sukacita kebenaran Yesus kepada semua orang, maka banyak orang yang akan percaya dan datang kepada Yesus dan dibaptiskan sama seperti yng dilakukan wanita Samaria. Yesus tidak melihat gender, bangsa atau pun status sosial untuk digunakan sebagai alat-Nya untuk membawakan misi-Nya. Juga bagi setiap wanita-wanita Kristen yang berjiwa misionaris dan pembawa misi, yang terpenting dilakukan adalah apapun yang akan kita lakukan pertama-tama kita harus memusatkan perhatian kita hanya kepada Tuhan, maka segala sesuatunya akan berjalan dengan sendirinya sesuai dengan apa yang Allah ingin kita lakukan… Kiranya menjadi Berkat.

Untuk meng-aminkan firman Tuhan yang baru disampaikan, Jemaat menyanyikan lagu sion nomor 304 “ Marilah Bersukacita “ dan ditutup dengan doa oleh Gembala Jemaat Pdt. Sonny Kapitan. Setelah selesai bersalaman maka semua tamu yang hadir diundang untuk makan bersama dan juga mengikuti acara PA yang akan dibawakan oleh pemuda-pemudi Advent Kemang Pratama pada sore hari.
Semoga berkat Sabat menjadi bagian kita semua. Tuhan Memberkati.

-Mei-

Wednesday, April 27, 2011

Nikmatilah Hidup Ini


Mazmur 19:2, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.”



Entah mengapa saya dilahirkan sebagai orang yang sering mengingat kilas balik kehidupan yang telah saya lalui. Saat yang sama saya menjadi orang yang sering memperhatikan bagaimana orang lain menyikapi hidupnya dalam kegiatan kesehari-harian. Pada suatu sore, saya terlibat dalam suatu lamunan sambil bertanya dalam hati, “Seberapa luas dunia yang anda ciptakan?” Banyak orang hanya memiliki dunia seluas meja tulisnya atau sepetak ruang kerjanya. Atau mungkin sebesar gedung kantornya saja. Pandanglah keluar. Tebarkan pandangan anda! Carilah ujung cakrawala. Nikmati cahaya matahari sore menemani perjalanan pulang anda ke rumah. Ternyata dunia anda jauh lebih luas dari yang anda sangka. Ruang yang tersedia bukan hanya antara rumah dan ruang kerja anda. Anda di anugerahi lautan, pegunungan, hutan, mata air dan berbagai keindahan alam lainnya. Sadarilah bahwa semua ini tak kalah berharganya. Karena itu, jangan sia-siakan waktu anda untuk tidak melebur dengan keindahan yang tiada tara. Jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaan anda, sebab hari esok masih ada. Kecuali anda mau menyesal karena di saat pandangan anda telah lamur, anda baru sadar akan keelokan alam ini.

Pekerjaan anda biasa menunggu. Namun umur anda takkan kembali. Waktu adalah anak panah yang melesat kencang. Anda tak mungkin mampu menghentikan atau melambatkannya. Selama waktu masih tersisa, tak perlu ragu untuk menikmati kehadiran anda di bumi ini. Ketika anda menyadari betapa berharganya itu semua, anda pun menyadari betapa berharganya anda yang mungil ini di alam semesta yang maha luas. Kehadiran anda bagian dari alam ini. Sangat disayangkan beberapa orang yang saya kenal sejak kecil, menggeluti kehidupan setiap hari dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa mengenal ada waktu untuk bersosial, berekreasi, bertamasya, dll. Pada saat penyakit itu datang menghampiri tubuhnya dan sungguh tidak terelakkan olehnya, harta yang ia kumpulkan selama ini ternyata hanya sebagai bekal untuk membiayai pengobatan penyakitnya itu.

Allah mencipatakan alam semesta ini sebagai pendukung kehidupan kita dan IA mau kita memiliki keseimbangan hidup. Pandanglah alam semesta yang telah disediakan Allah untuk kita nikmati dan belajarlah daripadanya, ketahuilah dan sadarilah kebesaran Allah ada di dalamnya dan jadilah rendah hati. Bersyukurlah atas kesehatan yang IA anugerahkan kepadamu, sebab sesungguhnya Allah itu baik sepanjang masa. Gunakan waktu yang Allah berikan kepadamu untuk mengadakan tamasya, beristirahat sejenak dari segala kepenatan dan menyegarkan tubuh kita dengan cara menyatu dengan alam. Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. Allah, Pencipta dan Yang Maha Dahsyat itu kiranya memeliharakan anda dan saya setiap hari serta memberikan kerendahan hati agar melalui alam ciptaan-Nya kita dapat belajar mengenal Allah dan menyembahnya dengan cara yang benar. Selamat berjuang dan semoga berhasil selalu. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Majalah Adventist World - April 2011

Majalah Adventist World edisi Bahasa Indonesia bulan April 2011 telah terbit. Anda dapat membaca di sini.

Untuk membaca, pilih tombol "Full Screen Mode" di kiri bawah majalah, yang bergambar "Layar Komputer". Majalah akan terbaca dengan layar penuh. Bila huruf kurang besar, klik kiri tombol mouse, maka ukuran majalah akan membesar. Masih kurang besar ? Gunakan tombol "scroll" pada mouse anda atau tombol "panah ke bawah" di keyboard, untuk ukuran halaman lebih besar lagi. Untuk pindah ke halaman berikut atau sebelumnya, gunakan tombol panah yang ada di sisi kanan dan kiri majalah. Bila huruf terlihat kurang jelas, atau halaman terlihat kosong, anda harus tunggu beberapa saat agar halaman selesai di "download". Selamat membaca.


Tuesday, April 26, 2011

Kalau Bukan Kasih


Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”




Saya adalah seorang yang memiliki kegemaran menjelajah ke beberapa daerah yang memiliki hasil bumi yang beragam, baik bepergian ke pegunungan, daerah yang penduduknya memiliki pekerjaan utama sebagai petani, daerah lepas pantai bahkan daerah lainnya termasuk wilayah pertambangan. Adalah merupakan kebiasaan saya untuk memperhatikan pola hidup penduduk setempat baik pekerjaan maupun kegiatan mereka lainnya. Sore itu saya terbawa ke dalam lamunan perjalanan hidup saya, lalu terbayang dan tergambarkan seperti sebuah film yang sedang diputar bagaimana kehidupan para penduduk di setiap daerah yang pernah saya kunjungi, sambil muncul pertanyaan di dalam pemikiran saya, “Bagaimana seseorang tahan berjam-jam bekerja seolah tak mengenal lelah? Apa pula rahasia pekerja rig lepas pantai yang meninggalkan anak istri bertarung dengan angin dan badai? Bagaimana juga dengan para petani, nelayan, kuli, sopir angkutan, pekerja berat yang tahan membanting tulang di tengah terik panas matahari atau dingin malam? Kekuatan apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara mental? Sedangkan di sudut sempit yang lain, banyak orang mengeluh karena persoalan yang tak lebih besar dari ujung kuku?”

“Pak, boleh saya tau kenapa bapak mau melakukan pekerjaan yang berbahaya dan sewaktu-waktu menghadapi maut ini?”, tanyaku kepada salah seorang petugas rig lepas pantai. Jawabnya adalah, “Saya harus menghidupi istri dan anak saya, karena saya mengasihi mereka”. Apapun kondisi dan sifat pekerjaan yang mereka harus hadapi, tidak lain tidak bukan hanya karena cinta mereka kepada keluarga. Kekuatan itu bernama cinta. Cinta yang melahirkan harapan dan pengabdian kepada siapakah mereka mempersembahkan hasil kerja mereka; kepada keluarga nan jauh disana; kepada masyarakat banyak yang membutuhkan karya mereka; kepada alam yang mengasuh mereka; kepada masa depan kehidupan yang sejahtera; atau kepada hati tempat cinta itu mengalir. Bila anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu kerja anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau memiliki sesuatu yang ia cintai, yang kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita belajar tentang pengabdian atas nama cinta.

Kalau bukan kasih, kasih kering lautan, langit tak berbintang, burung tak berkicau. Kalau bukan kasih, surga hanya cerita. Demikian syair lagu yang sering kita dengarkan bahkan nyanyikan. Jikalau apa pun beban berat, penderitaan bahkan maut sekali pun siap merenggut nyawa para pekerja rig lepas pantai, nelayan dan pekerja-pekerja lainnya, semua itu dilakukan karena cinta mereka kepada keluarganya. Yesus tidak saja melakukan pekerjaan penyelamatan yang hampir merenggut nyawa-Nya namun Ia oleh karena kasih-Nya kepada kita sebagai ciptaan-Nya rela mempersembahkan nyawanya sendiri dan tidak dapat digantikan oleh nyawa orang lain “demi keselamatan saudara dan saya”. Jalan penebusan dan keselamatan satu-satunya adalah melalui “pertumpahan darah” Yesus. Tidakkah kita mau bersyukur hari ini atas semua pengorbanan Kristus untuk keselamatan saudara dan saya? Allah memberkati kita. Amin.



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Untuk Apa Wanita di Ciptakan ?

Kebaktian Vesper di Gereja Advent Kemang Pratama di mulai jam 07.30. Dan untuk memulai acara jemaat berdoa di dalam hati masing-masing untuk mengundang kehadiran Roh Suci. Nyanyian pembukaan diambil dari lagu sion nomor 224 “ Aku Pikirkan Skarang “ dipimpin oleh ibu Ellen Sugianto sebagai pembawa acara dan dilanjutkan dengan doa pembukaan. Lagu pujian dengan judul “ Almasih di muka pintu “ dibawakan oleh Pemuda-Pemudi Kemang Pratama.

Firman Tuhan pada malam vesper ini dibawakan oleh ibu Debby Simanjuntak yang berjudul “ Untuk Apa Wanita di Ciptakan ? “, yang menekankan kepada wanita – wanita yang hadir pada malam vesper ini bahwa, Wanita diciptakan Allah adalah untuk menjadi penolong bagi pria. Dan Allah menciptakan wanita bukan secara kebetulan, tetapi sudah direncanakan-Nya. Wanita haruslah mengerti akan tugasnya. Untuk apa wanita diciptakan ?... pertama, Untuk menjadi penolong bagi Adam/Suami dalam melakukan tugas-tugasnya juga mendukung di dalam pekerjaan suami, kedua, Untuk berkembang biak atau meneruskan keturunan, mendidik , memperhatikan serta menjaga anak-anaknya agar dapat bertumbuh dengan baik, ketiga, untuk menolong dan membagi kemampuan di dalam masyarakat. Ada beberapa hal yang menjadi perbedaan wanita dan pria, baik dari segi pembawaan, pemikiran, perasaan serta fisik. Namun perbedaan – perbedaan itu diberikan Allah agar wanita dan pria dapat saling melengkapi satu dengan yang lainnya…


Untuk meng-aminkan firman Tuhan, Jemaat menyanyikan lagu penutup dan kebaktian vesper diakhiri dengan doa oleh ibu Debby Simanjuntak. Selesai kebaktian jemaat membentuk lingkaran di dalam gereja karena di luar masih hujan, dan menyanyikan lagu “ God is so good” dan mengucapkan yel-yel, Selamat Sabat 3X, Tuhan Memberkati, Halleluya, Amin. Sampai berjumpa Sabat Pagi pada sabat Kartini…

-Mei-

Monday, April 25, 2011

Nilai Sejumlah Uang Koin


2 Korintus 9:7, “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”


Pagi itu saya bangun dengan tubuh yang cukup segar dan merasa fit. Seperti ada suara berbisik ke dalam telinga saya, “Cobalah untuk mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tidak terlalu berharga di depan mata anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan: diberikan. Apakah anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi memekakkan telinga, atau anda sedang berada dalam mobil yang dilengkapi dengan suhu pendingin yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada mereka”. Hal ini sangat mengganggu pikiran saya.

Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Namun saya bertekad kepada diri saya sendiri sambil berkata dalam hati, “Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian anda. Bukankah tak seorang pun ingin memburukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang berlatih memberi, mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang”.

Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, bukan receh atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di tangan, melainkan di hati. Nilai receh yang mungkin saja kurang berarti bagi saudara dan saya, namun itu bernilai tak terhingga bagi para pengemis jalanan, pengamen dan orang timpang lainnya yang memerlukan uluran tangan kita, sekedar sebagai penyambung hidup mereka. Kiranya Roh Allah yang bekerja di dalam diri kita masing-masing, agar disanggupkan menjadi orang yang peka dan peduli terhadap keterbatasan dan keperluan hidup orang lain. Ingat! Koin atau receh yang tiada memiliki arti bagi saudara boleh jadi bagaikan mendapatkan segenggam berlian atau permata berharga di siang bolong bagi orang lain yang diterpa kesulitan hidup. Alah mengasihi orang-orang yang memberi dengan sukacita sebagai wujud kasih sayang kita kepada Allah. Amin.



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Tesalonika

Acara malam permintaan doa tanggal 20 April 2011 dimulai jam 7.40. Protokol oleh ibu Siagian. Perbaktian malam ini dimulai dengan mengundang Roh suci hadir melalui berdoa dalam hati masing-masing. Jemaat menyanyikan lagu sion nomor 172 “Pada Jam Ku Berdoa” sebagai lagu buka dan doa oleh bapak Willy Wuisan. Lagu pujian dinyanyikan oleh Keluarga Jamesson Silitonga. Malam permintaan doa adalah malam untuk kesaksian.

Kesaksian pertama diberikan oleh Bapak Jamesson Silitonga yang tekah merasakan berkat Tuhan, dimana Tuhan telah memulihkan kesehatannya setelah 1 minggu beristirahat karena sakit dirumah. Dan juga Tuhan telah menolong melindungi keluarganya ketika ada tawuran terjadi di jalan Narogong, kaca mobil belakang pecah terkena lemparan tetapi keluarga selamat tidak terjadi cedera, itu semua berkat perlindungan Tuhan kepada keluarganya. Bapak Aswin bersyukur atas pimpinan Tuhan karena ketika pulang rabu malam pada minggu yang lalu, Tuhan telah menghindarkannya dari bahaya.

Topik-topik doa lainnya yaitu, Jemaat mendoakan anak-anak yang sedang mengikuti UAN baik SD, SMP dan SMU, Acara MGR (sdr. Chandra Perangin-angin dan Edward) yang sedang dilaksanakan agar berjalan dengan baik, mendoakan 5 KPA Kemang Pratama yang sedang berlangsung agar dipimpin Tuhan dan banyak jiwa yang akan menerima kebenaran dan diselamatkan, Kel. Bpk. Pdt. H. M. Siagian dan ibu yang akan berkunjung menjenguk cucu mereka di Australia agar diberikan kesehatan dan perlindungan, Ibu Sari Tobing yang sedang dirawat karena sakit di RS. Awal Bros, Acara pernikahan sdr. Gomgom Tampubolon dan acara pernikahan Fernando Tambunan agar dapat berjalan dengan baik pada bulan Mei dan juga tidak lupa jemaat mendoakan Family Of the Month yaitu keluarga Joko Prasetyo.
Setelah kesaksian maka diadakan doa kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang.

Renungan Firman Tuhan dibawakan oleh bapak Munas Tambunan, diambil dari buku Alfa dan
Omega Jilid 7 pasal 22 dengan judul “ Tesalonika ” yang menekankan bahwa Injil besar tentang keselamatan, penggenapan nubutan-nubuatan yang digenapi, kehidupan, kematian, kebangkitan, tugas pekerjaan dan masa depan Kristus yang diajarkan oleh Paulus dan Silas di Tesalonika mendapatkan perhatian yang sangat besar walaupun banyak perlakuan yang tidak menyenangkan kepada Mereka. Dan bagi kita, apabila banyak orang yang tidak menyukai pengajaran-pengajaran mengenai kebenaran yang kita ajarkan tidak disukai, kita tidak perlu putus asa. Kita harus terus bekerja. Umat-umat Tuhan Sebagai pesuruh-pesuruh salib mesti mempesenjatai diri sendiri dengan berjaga-jaga dan berdoa, dan maju dengan iman dan keberanian, bekerja selamanya dalam nama Yesus. Amin

Untuk meng-aminkan Firman Tuhan, jemaat mentup dengan menyanyikan lagu sion nomor 50 “Hiduplah Dalam Aku” dan ditutup dengan doa oleh bapak Munas Tambunan.
Kiranya Menjadi Berkat.

-Mei-

Sunday, April 24, 2011

Jeritan Di Keheningan Pagi

Pengkhotbah 3:1, 2, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam.”


Waktu menunjukkan lima belas menit sebelum pukul tujuh di pagi hari. Hari itu berketepatan dengan hari libur nasional Saya berjalan keluar gedung rumah sakit yang terletak tidak jauh dari salah satu pusat perbelanjaan di kota Bekasi menuju ke parkir mobil sekaligus memanaskan mobil. Mata saya tertuju kepada seorang bapa yang sedang menangis sambil berusaha ditenangkan oleh anak lelakinya sementara pria yang satu lagi asyik menuliskan sesuatu lewat telepon genggam. Saya pun keluar dari mobil dan menemui sang anak lelaki yang asyik dengan telepon genggamnya sambil bertanya, “Dek, ada apa kok bapak itu menangis?” “Oh, itu Om saya bang, kakak dari papa saya. Papa saya terkena serangan jantung tadi pagi”, jawab sang anak lelaki menjelaskan duduk persoalan yang sesungguhnya.

Baru beberepa menit berlalu kami terlibat dalam perbincangan dengan anak lelaki itu, tiba-tiba saya melihat dua orang ibu bersama dengan seorang anak gadis menuju ke tempat dimana sang bapa dan anak berada sementara salah seorang ibu tiba-tiba berteriak sambil berkata, “Dia sudah pergi” lalu pingsan seketika. Jerit tangis terdengar di halaman parkir rumah sakit pada pagi hari yang masih hening itu, sambil saya terus memperhatikan kejadian itu. Ternyata sang ibu yang pingsan itu adalah istri dari bapak yang menderita serangan jantung tersebut yakni ibu anak lelaki lawan bicara saya. Rupanya sang suami telah menghembuskan nafas yang terakhir tanpa sebuah pesan bagi istri dan anak-anak. Saya memberanikan diri untuk terlibat sambil mencoba menenangkan hati anggota keluarga itu. Sang ibu, yakni kakak ipar almarhum berkata kepada anaknya sambil dalam keadaan bingung, “Mama mau minum tapi mama gak pegang duit, coba minta duitmu dulu supaya mama beli air minum!” Sang anak membuka dompet hendak mengambil uang. Namun niat itu diurungkan karna saya menawarkan air minum kepada mereka dengan berkata, “Ibu, biar saya ambil aqua di mobil saya. Ibu tunggu saja sebentar”, saya pun mengambil satu dus aqua gelas yang memang saya sediakan di dalam mobil saya. Tidak lama berselang, anggota keluarga mereka pun berdatangan dan suasana hiruk pikuk terjadi di ruang gawat darurat rumah sakit itu. Jerit tangis dimana-mana sementara saya berusaha membagi-bagikan air minum kepada keluarga yang telah berada di lokasi sejak pukul 5.30 pagi.

Betapa tak seorang pun mengetahui secara pasti berapa lama ia akan hidup dan kapan hidup seseorang itu akan berakhir. Ayat pagi ini menandaskan bahwa segala sesuatu ada waktunya, namun kapan masing-masing waktu itu akan terjadi tak seorang pun dapat mengetahuinya kecuali Allah. Kepastian itu tidak pasti namun ketidakpastian itu pasti adanya bagi hidup kita. Itulah sebabnya kita perlu menjaga kualitas hidup kita selagi kita masih hidup baik kerohanian, hubungan terhadap anggota keluarga, masyarakat dan sesama manusia, apakah kita didapati sebagai orang yang rendah hati, jujur, suka bersahabat, pendamai, bertutur kata lemah lembut dan banyak perkara-perkara kebajikan lainnya yang pantas kita hidupkan agar Kristus dipermuliakan melalui kehidupan kita selama kita hidup dan jikalau ajal pun menanti kita didapati siap sedia dipertemukan dengan Kristus, yang telah menaklukkan kematian itu. Amin.



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Saturday, April 23, 2011

Andai Titanic Mendengar


Amsal 27:5, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.”



Saya teringat pada tahun 2002 yang silam, ketika saya, istri dan anak kami yang pertama waktu itu berumur 1 tahun, pindah dari kampung halaman ke kota Jakarta. Kami berkenalan dengan satu keluarga yang baru di gereja, mengundang kami sekeluarga untuk makan siang bersama di rumah keluarga tersebut. Seusai makan siang, tuan rumah bertanya pada saya dan istri, “Bapak dan ibu, maukah kita menyaksikan tontonan film terbaru dengan judul “Kapal Titanic?” Saya dan istri katakan: “Oh.. boleh, sangat senang kami ingin menyaksikannya… dan kami pun menonton bersama film Titanic”. Saya menyimak cerita dalam film tersebut. Ketika para awak kapal mengangkat bagasi dari bawah, nyonya Albert Caldwel bertanya, “Benarkah kapal ini tidak bisa tenggelam?” “Benar nyonya,” jawab salah seorang diantaranya. “Bahkan TUHAN sendiri tak mungkin menenggelamkan kapal ini.” Dua hari kemudian kapal yang diberangkatkan dari pelabuhan Southampton, Inggris menuju New York itu memasuki kawasan Grand Banks, sebuah kawasan berbahaya karena banyak gunung es bawah laut. Pada April 1912, dua puluh menit sebelum pukul 24.00 malam, kapal pesiar mewah Titanic menyerempet gunung es dan akhirnya tenggelam 3 jam kemudian.

Awalnya Frederick Fleet, petugas menara pengintai melihat sesuatu yang gelap menghadang di depan. Mula-mula kecil, lama kelamaan bertambah besar, ia segera membunyikan bel berbahaya, “Fleet apa yang kamu lihat?” Tanya kapten kapal. “Gunung es di depan.” “Terima kasih” jawab suara itu lagi santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Bahkan ketika kapal menyerempet gunung es itu, sang kapten Edward J Smith, sama sekali tidak mengurangi kecepatan kapal . Titanic tetap melaju dengan kecepatan 22,5knot sekitar 45 km per jam, tanpa ada gerakan menghindari maut yang menanti di depan. Kapal mewah yang mengklaim diri “tidak bisah tenggelam” itu seolah ingin menguji dirinya melawan gunung es raksasa. Sungguh ironis Titanic justru karam dalam pelayaran perdananya, bahkan Thomas Andrews, yang juga ada di atas kapal tidak mampu menyelamatkan kapal rancangannya. Hanya 705 orang dari 2.235 penumpang yang selamat, itu pun diselamatkan kapal tua Carphatia yang kebetulan lewat. Sungguh pengalaman nonton film yang menggugah hati kami.

Seringkali kita jumpai, kesombongan membuat sebagian orang sulit untuk menerima teguran. Mengapa teguran dan peringatan selalu diasosiasikan dengan kelemahan atau aib? Bagaimanakah respons yang benar menghadapi sebuah teguran? Peringatan dari TUHAN melalui teguran dapat dianggap ibarat menerima sesuatu yang berharga, seperti ayat renungan pagi ini menekankan lebih baik teguran yang nyata untuk mengingatkan kita dari suatu kesalahan yang sering dilakukan bahkan dari maut. Teguran atau peringatan FirmanNya, membuat kita hidup, sama seperti andaikan kapten kapal Titanic mendengar peringatan bahaya dari petugas menara pengintai, mungkin saja Titanic tidak akan tenggelam. Tidak jarang TUHAN memakai badai untuk merebut perhatian kita, ketika angin sepoi tidak lagi mempan. Allah memberkati kita semua untuk sedia selalu menerima teguran kasih dari-Nya.



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Friday, April 22, 2011

Membenci Teguran

2 Tawarikh 18:7, Jawab raja Israel kepada raja Yosafat: “Masih ada seorang lagi dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan segala malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla. Kata Yosafat: Janganlah raja berkata demikian.”


Hari itu saya, istri dan anak-anak mengambil waktu berkunjung ke kampus almamaterku setelah kami beberapa hari berlibur di kota Kembang, Bandung. Kampus yang bagiku secara pribadi memiliki banyak cerita dan kenangan atas perjuanganku saat berkuliah hingga menyelesaikan perkuliahan. Dan tentunya kampus dimana saya menemukan tambatan hati yaitu mantan pacar yang akhirnya ku persunting menjadi istriku yang tercinta saat ini.

Ketika saya hendak parkir mobil, kira-kira 5 meter di hadapan kami ada dua orang mahasiswa yang sedang terlibat percakapan serius bahkan saling berargumentasi. Seorang mahasiswa berkata pada rekannya, “Kamu kok marah sama saya, saya kan hanya menyampaikan pesan ini dari bapak dosen.” “Ya, tetapi kamu kan harusnya bisa membela saya. Sudahlah saya benci kamu dan juga dosen itu,” jawab mahasiswa tersebut sambil ngeloyor pergi dengan membawa surat peringatan dari dosennya. Rupanya mahasiswa ini tidak lulus atas mata kuliah yang diajar oleh seseorang dosen yang telah menerbitkan surat peringatan kepadanya.

Saudara yang diberkati dan dipeliharakan Allah, ayat renungan pada pagi ini berkata, “…tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku…” Betapa mudahnya orang membenci hanya karena teguran yang didengarnya. Hal yang sama juga terjadi dalam diri raja Ahab. Padahal, apa yang disampaikan Mikha, yang dianggap teguran yang tidak menyenangkan hati, itu benar adanya. Ahab pun akhirnya mangkat di medan pertempuran, akibat kekerasan hati dan kebenciannya atas nasihat dan petunjuk Allah melalui Abdi-Nya itu. Kalau kita mau melihat lebih jauh, sesungguhnya orang yang menegur kita itu hanya sebagai penyampai berita saja, ketika kita melakukan kesalahan. Teguran yang disampaikan baik secara langsung maupun melalui khotbah para hamba-Nya adalah alat peringatan dari TUHAN. Rekan kerja atau pimpinan yang menegur kita juga merupakan alat peringatan dari TUHAN. Bahkan seseorang yang menegur kita, dia hanya alat saja. Teguran yang kita anggap tidak menyenangkan itu sebenarnya merupakan cara TUHAN mengasihi kita. TUHAN menginginkan kita bertobat, berobah dari sikap hidup yang salah menjadi benar. Membenci orang lain yang menjadi alat untuk menyampaikan teguran sama sekali tidak benar bahkan juga tidak bermanfaat. Selain menambah ‘musuh’, kita juga tidak pernah akan bertumbuh, baik di dalam kerohanian maupun karakter. Doaku: “TUHAN, lembutkanlah hatiku untuk dapat menerima teguran dari siapa pun. Saya yakin itu datangnya dari padaMu. Dalam nama Yesus saya berdoa. Amin.”



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Thursday, April 21, 2011

Jauhilah Kejahatan!




1 Tesalonika 5:22, “Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.”




Beberapa puluh tahun yang lalu, ketika kuliah, saya pernah mengingat suatu pengalaman. Ketika itu saya diberi kesempatan oleh dosen untuk mengawasi ujian ‘Mid-Semester’ dari adik-adik tingkat di bawahku. Suatu pagi, saat kami akan memasuki ruang ujian, saya melihat seorang mahasiswa yang sudah mengambil tempat duduk, sedang asik-asiknya melipat kertas catatan kecil, kemudian disimpan di saku bajunya. Mahasiswa ini memilih kursi yang paling belakang di antara deretan kursi-kursi yang sudah dipersiapkan untuk ujian mid semester di ruangan tersebut.

Pada waktu kertas soal ujian dan lembaran jawaban dibagikan dengan cepat si mahasiswa ini menulis jawaban di lembar jawaban. Saya mendekati tempat duduk mahasiswa tersebut sambil saya berbisik padanya. ’Ssttt teman, jangan nyontek dari catatan kecil di saku bajumu’, bisikku pada mahasiswa tersebut. Lebih lanjut saya bisikkan pada mahasiswa tersebut, ‘cobalah untuk mengisi lembaran jawaban dengan jujur,’ tegasku. ’Belum tentu jawabanmu tepat di lembar jawaban seperti soal yang dipertanyakan di lembaran soal.’ Dengan malu-malu si mahasiswa tersebut kembali memasukan lembaran kecil contekan ke saku bajunya. "Teman,…", kataku setengah berbisik, "Bolehkah saya menyimpan lembaran kecil di saku bajumu?". Sambil menggerutu dia memberikan kertas itu padaku. ’Ini bang ambil saja’, katanya. Si mahasiswa tersebut menyerahkan kertas kecil sambil menggaruk-garuk kepalanya. “Abang, terima kasih ya. Saya belajar dengan Abang tentang arti sebuah kejujuran” ujarnya ketika kami bertemu beberapa hari yang lalu sambil ia memperkenalkan keluarganya kepada saya.

Saudaraku, ayat renungan kita pagi ini menasehatkan, “Jauhkanlah dirimu dari segala kejahatan”. Keadaan saat ini menunjukkan sungguh banyak pencurian, pembunuhan, penodongan, korupsi yang dikelompokkan orang ke dalam jenis-jenis kejahatan besar. Bagaimana dengan mencontek, berbohong, mencuri, suka berantem, bertindak semau gue, memfitnah, kata-kata kasar yang dilontarkan pada orang lain, perilaku yang tidak beretika, jenis dosa apakah ini gerangan? Bagi TUHAN tidak ada jenis dosa yang besar atau kecil, semua dosa sangat dibenci oleh TUHAN. Sekecil apapun kejahatan itu, TUHAN menyuruh kita untuk membuang jauh-jauh kejahatan itu dan jangan lakukan. Manfaatkan waktu yang sisa dalam hidup saudara dan saya untuk melakukan kebajikan, perkara-perkara surgawi dan perbuatan iman agar kita tidak didapati terlalu ringan di atas neraca timbangan kasih karunia Allah. Hanya orang-orang yang mengerti arti hidup dan manfaat kehidupan bagi diri sendiri dan orang lain, yang akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk perkara-perkara suci dan indah selagi Allah mengijinkan kita menghirup nafas dengan cuma-cuma, selagi hayat masih dikandung badan berkarya dan berarti bagi-Nya. Allah memberkati saudara dan saya sepanjang hari ini. Amin.



Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

The Growing Faith

Kebaktian khotbah Sabat tanggal 16 April 2011 dilayani oleh Pdt. H. W. Suawah dari Gereja Advent Depok Timur yang bersabat bersama di Gereja Advent Kemang Pratama dalam rangka promosi sekolah Advent Depok Timur. Sebagai Pianis jam kebaktian khotbah yaitu Felicia Tambunan dan korister oleh bapak Erhart Tobing. Bacaan ayat bersahutan dibacakan oleh bapak Munas Tambunan dan Jemaat, dilanjutkan dengan nyanyian pembukaan khotbah dari lagu sion nomor 181 “ Yesus Sahabat Terindah “ . Doa syafaat disampaikan oleh Bapak Williy Wuisan. Bacaan persembahan oleh bapak Viertin Tobing dilanjutkan dengan pemungutan persembahan oleh diakon saudara Didin dan bapak Mulana Simanjuntak dan ditutup dengan doa. Kemudian sebuah lagu pujian dengan judul “Take My Hand“ disampaikan oleh V. G. Sion dari Jemaat Depok Timur. Cerita anak-anak penghantar khotbah di bawakan oleh ibu TSA. Lumbangaol dari Jemaat Depok Timur dengan judul “ Persembahan Kasih Untuk Bait Allah ” dan semua anak diundang untuk maju ke depan untuk mendengarkan cerita. Dilanjutkan kembali dengan lagu pujian yang disampaikan oleh V. G. Sion dari Jemaat Depok Timur dengan judul “God Will Make A Way“.

Allah Bersabda sabat ini melalui Firman Tuhan yang dibawakan oleh Pdt. H. W. Suawah dengan judul “The Growing Faith“ dengan ayat inti yang diambil dari Roma 1 : 16 yang menyatakan bahwa Injil adalah merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan. Dan himbauan kepada umat-umat Tuhan sabat ini yaitu, Sebagai umat Tuhan apabila menyampaikan Firman Tuhan haruslah dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dimengerti oleh orang yang mendengarnya. Dan Firman Tuhan itu bukanlah harus logika ataupun analisis melainkan yang dituntut adalah hanya percaya saja dan bukan teori-teori yang dituntun oleh manusia. Firman Tuhan yang disampaikan haruslah ditunjukkan melalui perbuatan. Sehingga bilamana kita berbicara tentang surga maka kehidupan kita haruslah menunjukkan umat yang siap masuk surga dan kitapun perlu menumbuhkan iman kita. Alkitab mengatakan bahwa ‘ Iman yang tidak bertumbuh adalah iman yang mati ’ seumpama pohon, apabila pohon itu tidak bertumbuh berarti pohon itu mati.

Ditengah-tengah khotbah sebuah lagu pujian berupa instrument di bawakan oleh Samuel Suawah Family.

Iman yang bertumbuh dapat dilihat dari buah roh yaitu perbuatan kita. Dan pada sabat ini umat-umat Tuhan diingatkan agar menjadi umat-umat Tuhan yang beriman dengan menunjukkan buah – buah roh yaitu suka cita, kelemahlembutan, kebaikan hati,…. melalui penurutan dan dukungan terhadap program-program salib yang sesungguhnya yaitu kebenaran. Banyak kebenaran yang dipertahankan dengan cara yang salah sehingga menghalangi orang untuk memandang Salib. Kebenaran haruslah dipertahankan dengan cara yang benar dan dengan menonjolkan hanya Jubah Kristus sehingga kebenaran yaitu injil dapat menjadi kekuatan yang membawa keselamatan kepada umat-umat yangNya dan juga bagi yang mendengarnya. Amin.

Untuk meng-aminkan firman Tuhan, Jemaat menyanyikan lagu sion nomor 301 “ Yesus Harta yang Terindah “ dan ditutup dengan doa oleh Pdt. H. W. Suawah. Setelah selesai bersalaman maka semua tamu yang hadir diundang untuk makan bersama dan juga mengikuti acara PA yang akan dibawakan oleh pemuda-pemudi Advent Depok Timur pada sore hari. Semoga berkat Sabat menjadi bagian kita semua. Tuhan Memberkati.

-Mei-

Wednesday, April 20, 2011

Roh-Nya Memimpin Hidupmu





Roma 8:14, “Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah.”



Suatu hari saya dan istri membuka-buka album. Di dalam album tersebut tentunya banyak kenangan yang dipotret dari bayi, masa kecil, kanak-kanak hingga dewasa bahkan masa sekarang. Istriku berkata, “Papa, lucu yach fotomu masa kecil”. "Iya Ma. Foto ini sewaktu saya masih berumur 3 tahun", saya menjawab sambil tersenyum.

Istriku lebih lanjut membuka lembaran album yang lain dan menunjuk sebuah foto, “Papa, nih … coba dilihat ini foto. Kamu dengan ayah dan ibumu.” Saya perhatikan foto yang ditunjuk oleh istriku. “Ya mama", jawabku. "Ini foto disaat saya berumur 1 tahun. Saat-saat yang indah dikala saya waktu itu sementara belajar untuk berjalan. Ayahku memegang tangan kananku dan ibuku memegang tangan kiriku sambil saya dituntun atau dipimpin langkah kakiku sambil belajar untuk berjalan”. Saya dan istri tertawa bersama. Sungguh saat yang indah bersama istri untuk melihat foto-foto kenangan tersebut.

Ayat renungan pagi ini mengatakan, “Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah”. Sahabatku yang dikasihi dalam TUHAN, waktu kita masih kecil, apa tujuan orang tuamu menuntun tanganmu? Betul jawabanmu, supaya kita tidak tersandung dan jatuh. Demikian juga dengan Allah, Dia penuhi kita dengan Roh-Nya supaya Ia pimpin dan tuntun kita agar tidak jatuh. Berikan hidupmu untuk dipenuhi Roh Kudus agar kita juga menjadi teladan untuk orang lain dalam perkataan, perbuatan, hidup kita dan pikiran kita. Sehingga kita akan disebut anak Allah. TUHAN memberkati.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.