Hari Rabu 7 Oktober 2009, kendati yang hadir belum begitu banyak, namun perbaktian permintaan doa pada malam ini dimulai tepat jam 19:30. Jemaat diundang untuk menyanyikan lagu sion nomor 139, “Ingatkanlah Nama Yesus”. Bapak Sulasta, yang memimpin acara kebaktian ini, melayangkan doa pembukaan. Lagu pujian istimewa malam ini dibawakan oleh keluarga Ramlan Sormin dengan judul “Tuhanku Dekat”. Seyogyanya, pembicara Rabu malam ini adalah Bapak Erhat Tobing. Namun oleh karena beliau harus berangkat ke Balikpapan sehubungan dengan kedukaan atas meninggalnya Bapak Ferdy Rusdiansyah, maka Pendeta Richard Hutauruk menggantikannya. Pembahasan malam ini diambil dari buku “Kerinduan Segala Zaman” atau “Alfa dan Omega Jilid V” Pasal 30, yang berjudul “Ditetapkannya Dua Belas Orang”.
Pada pasal ini, dibahas mengenai beragam karakter dan sifat murid-muridNya. Yesus mengetahui, tak seorangpun dari murid-muridnya yang sempurna. Masing-masing dari mereka tentunya mempunyai kekurangan. Namun, Yesus tetap memilih mereka untuk menjadi murid-muridNya. Di antara murid Yesus, ada seorang yang bernama Filipus. Filipus adalah seorang yang selalu menggunakan logika dalam bertindak. Ia adalah seorang yang sungguh-sungguh mencari kebenaran, akan tetapi, ia sangat lambat untuk mempercayainya. Sekalipun Yesus telah dimaklumkan dengan suara dari Sorga, bahwa Ia adalah Anak Allah, tetapi bagi Filipus, Yesus adalah anak Yusuf, orang Nasaret (Yohanes 1 : 45). Kendatipun Filipus telah melihat banyak mujizat, ketika Yesus bertanya, dimana untuk membeli roti supaya orang banyak bisa makan, maka dengan ketidakpercayaannya, Filipus menjawab, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." (Yohanes 6 : 5 - 7). Walaupun Filipus telah melihat pekerjaan Yesus, namun ia tidak mempunyai iman. Inilah kelemahan dari Filipus. Begitu pula dengan sifat Natanael yang kekanak-kanakan. Ia memang seorang yang sangat sungguh-sungguh. Seorang yang dapat mempercayai walaupun tidak dapat dilihat dengan fakta. Begitu juga dengan sifat Yakobus dan Yohanes yang meledak-ledak, sehingga dikenal sebagai anak-anak guntuh. Mereka semua mempunyai kelemahan.
Dari semua murid-murid Yesus, hanya satu orang yang bukan dipanggil oleh Yesus. Dia adalah Yudas Iskariot. Yudas percaya bahwa Yesus itu messias. Dan, dengan bergabungnya dia dengan rasul-rasul, dia berharap mendapatkan pangkat yang tinggi di dalam kerajaan yang baru itu. Itulah sebabnya, Yudas meminta tempat diantara murid-murid. Ia mau mengikut kemana pun Yesus pergi. Namun, sambutan Yesus tidak menjawab “Ya” atau “Tidak”. Gantinya, Yesus berkata, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.". Dengan perkataan tentang kemiskinan ini, Kristus telah memutuskan pengharapan Yudas. Murid-murid heran dengan respon Yesus yang dingin. Murid-murid melihat kesungguh-sungguhan dan kemampuan Yudas. Namun, Yesus mengetahui lebih dalam lagi. Yesus tahu isi hati Yudas. Seringkali kita melihat fisik dan kemampuan seseorang sebagai layak atau tidak. Sama seperti pengalaman nabi Samuel ketika Allah menyuruhnya memberkati calon raja Israel pengganti Saul. Ketika Samuel melihat Eliab, Samuel melihat bahwa Eliab adalah sosok yang cocok diurapi menjadi raja. Namun, Allah berkata lain. Di dalam 1 Samuel 16:7 disebutkan, "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: 'Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati'."
Yesus tidak undur dari murid-muridNya oleh sebab kelemahan dan kesalahan mereka. Disisi lain, para murid mau meneruskan sampai kesudahan dan mau mengambil bagian dalam kesusahanNya serta mengikuti pelajaran dari hidupNya. Oleh memandang Yesus, tabiat mereka dirubah. Dan, Yudas sesungguhnya mempunyai kesempatan seperti murid-murid yang lain. Dia dapat diubahkan tabiatnya oleh Yesus. Namun, Yudas merasa lebih hebat dari yang lain, sehingga tidak mau diajar. Yudas tidak mau diubah oleh Yesus. Allah hanya melihat kemauan. Mau atau tidak. Dengan modal kemauan, segalanya akan dapat dilakukan. Sama seperti Yesus menerima murid-murid dengan kelemahan mereka masing-masing, Yesus pun menerima kita apa adanya. Asalkan kita mau mengikuti Dia, mau diajar, dan mau diubahkan, maka tabiat kita akan menjadi semakin menyerupai Juru Selamat. Siapapun kita, apapun kesanggupan kita, dan apapun kelemahan kita, kalau kita mau dipakai oleh Tuhan, maka kita akan mampu melakukannya. Kita akan bekerja sama dengan malaikat-malaikat sorga untuk menyaksikan Yesus kepada dunia. Hampir tidak sabar lagi malaikat-malaikat menunggu kerja sama kita; karena manusia harus menjadi saluran perhubungan dengan manusia. "Dan, apabila kita menyerahkan diri kita kepada Yesus dalam penyerahan yang sungguh-sungguh, malaikat-malaikat sorga bersukaria karena mereka boleh berbicara melalui suara kita untuk menyatakan kasih Allah.", urai Pendeta Hutauruk menutup renungan malam ini.
Pokok doa pada malam hari ini meliputi orang-orang yang sakit, seperti Stella Simanjuntak, bapak Munas Tambunan yang dalam proses penyembuhan, Bapak George Pelaupessy, keluarga Rusdiansyah dan Papudi yang berduka, Bapak Karamoy, KPA, nama-nama orang yang belajar alkitab, Family Of The Month bulan ini, keluarga Mulana Simanjuntak, dan lain-lain. Acara kebaktian Rabu Malam ini diakhiri dengan menyanyi dari Lagu Sion nomor 138, “Aku Kasih Tuhan Lebih”. Doa tutup dilayangkan oleh Pendeta Hutauruk. Setelah itu jemaat keluar untuk bersalaman dengan pembicara. Puji Tuhan untuk persekutuan yang indah malam ini.