Hal yang paling menyenangkan dalam melihat perkembangan anak adalah ketika mereka mulai bisa berbicara dan meniru sesuatu yang baru. Salah satu kesempatan yang kami gunakan untuk bisa melatih mereka memiliki hal seperti itu adalah ketika kami melakukan kebaktian di rumah. “Anak-anak sekarang kita berdoa ya…, lipat tangannya seperti ini dan tutup mata ya…”, kata saya memberi contoh. Saat itu dengan sedikit bersusah karena harus berkonsentrasi menutup mata dan melipat tangannya, saya merasa lucu juga ketika mendengar mereka tidak sabar ingin segera berkata, “Amin” sebagai tanda doa sudah berakhir. Dalam beberapa hari si sulung sudah mulai ingin memimpin doa. Ketika itu kami sedang bersiap untuk renungan pagi “Papi, sekarang kakak yang berdoa, bolehkan ya?”,tanyanya meminta persetujuan dengan wajah yang begitu menggemaskan. “Tentu saja boleh sayang”, jawab saya segera. “Tuhan, berkati kakak mau makan, amin…!”, suaranya terdengar keras. Kami tersenyum bahagia dengan apa yang anak kami bisa serukan kepada Tuhan, walaupun masih kurang tepat.
Berikutnya yang terjadi adalah ketika kami akan pergi ke gereja, setelah semua duduk rapih pada posisinya di mobil, saya mendapat peringatan dari si sulung. “Papi, kita harus berdoa dulu ya…! Kakak yang berdoa ya papi…!”, kembali dia berkata dengan senyum rayuannya. “Oke, terimakasih papi sudah diingatkan. Ayo, kakak berdoa sekarang.”, jawab saya sambil tersenyum kepadanya. “Tuhan berkati papi mau ke gereja, mami mau ke gereja, kakak mau ke gereja, abang mau ke gereja..., papi mau ke gereja, mami mau ke gereja, kakak mau ke gereja..”, berulang-ulang dia ucapkan kalimat yang sama dan akhirnya, “Amin !”. Walaupun saya dan istri cukup terkejut dengan kalimatnya yang panjang dan diulang-ulang, tetapi kami bangga karena anak kami sudah mengetahui apa yang ingin dia sampaikan dalam doanya. Di gereja, saat usai mendengar cerita anak-anak dan pembawa cerita menanyakan siapa yang ingin berdoa, putri saya segera mengangkat tangannya, “Kakak mau berdoa !”, katanya cepat. “Tuhan, kakak sudah dengar cerita anak, amin!”, ucapnya dengan penuh keyakinan. Saya merasa senang dengan apa yang anak kami telah dapat lakukan hari itu.
Ayat renungan kita di pagi yang indah ini mengingatkan agar kita tetap berdoa. Tuhan kita Maha Tahu. Dia tahu semua tentang diri kita. Tuhan mengerti apa yang kita inginkan, sebelum kita menyampaikan kepada-Nya. Allah tahu apa yang ada di hati kita, walaupun itu belum kita ucapkan kepada-Nya. Walaupun Ia Maha Tahu, Tuhan ingin mendengarkan kita berbicara kepada-Nya, menyampaikan isi hati kita dan kerinduan kita. Tuhan senang bila kita datang kepada-Nya, seperti seorang anak kepada Bapa. Kita tidak perlu khawatir, bila doa kita tidak sempurna. Tuhan akan menyempurnakan doa kita, Dia akan mendengar doa kita, permohonan kita, ungkapan kepedihan hati kita, semua syukur yang kita panjatkan. Tuhan mendengar dan mengerti ucapan kita dalam doa yang sungguh. Ia rindu untuk menjawab doa kita dan memberikan berkat-Nya. Setiap hari, marilah kita berbicara kepada Tuhan dan percaya bahwa Ia siap mendengar. Tetaplah kita berdoa.
Berikutnya yang terjadi adalah ketika kami akan pergi ke gereja, setelah semua duduk rapih pada posisinya di mobil, saya mendapat peringatan dari si sulung. “Papi, kita harus berdoa dulu ya…! Kakak yang berdoa ya papi…!”, kembali dia berkata dengan senyum rayuannya. “Oke, terimakasih papi sudah diingatkan. Ayo, kakak berdoa sekarang.”, jawab saya sambil tersenyum kepadanya. “Tuhan berkati papi mau ke gereja, mami mau ke gereja, kakak mau ke gereja, abang mau ke gereja..., papi mau ke gereja, mami mau ke gereja, kakak mau ke gereja..”, berulang-ulang dia ucapkan kalimat yang sama dan akhirnya, “Amin !”. Walaupun saya dan istri cukup terkejut dengan kalimatnya yang panjang dan diulang-ulang, tetapi kami bangga karena anak kami sudah mengetahui apa yang ingin dia sampaikan dalam doanya. Di gereja, saat usai mendengar cerita anak-anak dan pembawa cerita menanyakan siapa yang ingin berdoa, putri saya segera mengangkat tangannya, “Kakak mau berdoa !”, katanya cepat. “Tuhan, kakak sudah dengar cerita anak, amin!”, ucapnya dengan penuh keyakinan. Saya merasa senang dengan apa yang anak kami telah dapat lakukan hari itu.
Ayat renungan kita di pagi yang indah ini mengingatkan agar kita tetap berdoa. Tuhan kita Maha Tahu. Dia tahu semua tentang diri kita. Tuhan mengerti apa yang kita inginkan, sebelum kita menyampaikan kepada-Nya. Allah tahu apa yang ada di hati kita, walaupun itu belum kita ucapkan kepada-Nya. Walaupun Ia Maha Tahu, Tuhan ingin mendengarkan kita berbicara kepada-Nya, menyampaikan isi hati kita dan kerinduan kita. Tuhan senang bila kita datang kepada-Nya, seperti seorang anak kepada Bapa. Kita tidak perlu khawatir, bila doa kita tidak sempurna. Tuhan akan menyempurnakan doa kita, Dia akan mendengar doa kita, permohonan kita, ungkapan kepedihan hati kita, semua syukur yang kita panjatkan. Tuhan mendengar dan mengerti ucapan kita dalam doa yang sungguh. Ia rindu untuk menjawab doa kita dan memberikan berkat-Nya. Setiap hari, marilah kita berbicara kepada Tuhan dan percaya bahwa Ia siap mendengar. Tetaplah kita berdoa.
Pray, and receive His wonderful blessings every day !