Menghabiskan waktu hingga larut malam menyelesaikan pekerjaan di kantor adalah suatu hal yang biasa bagi saya. Terkadang saya tidak pulang ke rumah dan bermalam di kantor agar pekerjaan dan target yang sudah diberikan oleh perusahaan bisa saya selesaikan dengan sempurna. Sikap seperti itu membuat kehidupan saya mulai tidak seimbang, saya akhirnya jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit. ”Bapak mengidap penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi hanya bisa dikurangi frekuensi pengulangannya dengan mengkonsumsi obat.”, kata dokter malam itu memberitahu hasil pemeriksaan kepada saya. ”Apakah ada cara untuk mencegah penyakit ini berulang dokter ?”, tanya saya dengan sedikit khawatir. ”Oh ada.., sebetulnya sangat sederhana. Bapak harus mengubah pola hidup selama ini, karena penyebab sakit ini adalah stress yang berlebihan. Bapak cobalah untuk membagi waktu dengan baik antara bekerja dan beristirahat.”, saran dokter pada saya. ”Baik dok, akan saya usahakan. Terima kasih!”, ucap saya pelan. Tetapi yang terjadi selama masa perawatan di rumah sakit adalah saya tetap bekerja, bukan beristirahat. Anjuran dokter agar membagi waktu dengan baik tidak saya lakukan. ”Silahkan datang saja ke rumah sakit jika ada dokumen yang perlu saya tanda tangani ya...”, jawab saya ketika ditelepon oleh kantor. Walaupun sedang dirawat saya tidak keberatan diganggu dengan tugas kantor. Sekeluarnya dari rumah sakit saya kembali beraktivitas seperti biasa, terus menerus sibuk bekerja, dan kurang istirahat. Dan akibat yang saya terima adalah dalam waktu setahun saya dirawat dirumah sakit selama tiga kali.
”Papi..., tolonglah lupakan dulu pekerjaan agar papi bisa sehat sempurna. Papi jangan takut dipecat... Kalaupun itu yang terjadi saya siap menerima kenyataan apapun, asalkan papi bisa sehat seperti dulu. Saya dan anak-anak begitu membutuhkan papi, lebih daripada pekerjaan membutuhkan papi!”, suara istri saya di ruang perawatan terdengar sangat menyetuh. Ketika saya tatap wajahnya, hati saya tersentak ! Saya merenung dan mencoba menyadari apa yang dikatakannya, bahwa mereka sangat membutuhkan saya lebih daripada pekerjaan membutuhkan saya. ”Maafkan sikap papi karena terlalu mementingkan pekerjaan dan karir. Sekarang mami tolong bawa pulang laptop dan semua dokumen pekerjaan ini. Papi mau cepat sembuh dan kembali berkumpul di rumah.”, jawab saya bersemangat. Saya bertekad untuk mengakhiri kelalaian yang telah saya lakukan. Selama ini saya terlalu berambisi dengan karir, sehingga melupakan hal positif yang sepantasnya dinikmati dalam hidup ini.
Ayat renungan kita di pagi ini mengingatkan agar kita menguasai diri dalam segala hal. Ingin sukses dan meraih yang kita impikan adalah hal yang wajar dilakukan oleh setiap orang. Dalam perjalanan meraih impian, ada banyak pilihan yang kita mesti lakukan. Begitu fokusnya kita terhadap apa yang kita mau capai, terkadang membuat kita salah dalam melangkah. Kita melupakan keseimbangan dalam hidup. Kita mengabaikan hal yang terlihat sederhana, padahal begitu besar akibatnya. Tuhan sudah mengatur segala sesuatu sempurna dan semua patut dijaga keseimbangannya. Kita perlu mengimbangi segala sesuatu agar tidak berat sebelah. Kita perlu mengimbangi pola hidup kita agar kita memiliki neraca yang baik di dalam kehidupan ini. Marilah kita menguasai diri dalam segala hal dan berusaha menjaga keseimbangan dalam kehidupan, baik kesehatan, sosial, pelayanan, pekerjaan dan rumah tangga. Kita akan menemukan keindahan hidup yang Tuhan maksudkan bagi kita.
Have a well-balanced day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.