Dalam sebuah percakapan antara saya dengan seorang teman pada beberapa saat yang lalu, saya bertanya kepadanya. “Saya memerlukan sebuah pertolongan dalam hal yang sangat pribadi, apakah kamu tahu kepada siapa saya dapat mendiskusikan hal itu dan tidak disalahgunakan?”, tanya saya dengan serius. “Kalau menurut pendapat saya, mungkin kamu dapat berbicara dengan si….”, katanya yakin menyebutkan satu nama. “Tapi saya tidak terlalu dekat dengan beliau, apakah nanti dia mau membicarakan tentang hal itu?”, tanya saya ingin tahu. Kemudian sahabat saya memberikan reaksi yang saya tidak pernah saya bayangkan. “Dia adalah orang yang sangat baik. Walau pun kamu pernah menyakiti hatinya, dia pasti akan menolong kamu. Dia tidak akan mengingat lagi yang sudah lalu. Apalagi kamu kan jarang berbincang-bincang dengan dia, pasti dia mau meluangkan waktu untuk itu”, katanya mencoba meyakinkan saya lagi. Saya tertegun dengan jawabannya.
Saya teringat apa yang saya pernah alami di rumah. Kami memiliki tiga orang anak yang masih kecil. Anak kami yang pertama sering sekali mengganggu dan membuat anak kami yang kedua ini menangis, walaupun dia lakukan itu karena ingin menunjukan kalau dia sayang kepada adiknya. Tetapi dia tidak mengetahui kalau itu bisa menyakiti adiknya karena mereka masih sama-sama balita. Tetapi setiap kali istri saya atau saya membuatkan susu untuk mereka, anak yang nomor dua ini pasti bertanya. “Papi…mami…, ini susu abang ! Susu buat kakak mana?”, tanyanya dengan lugu. “Kakak tidak usah kita kasih susu saja, karena dia nakal. Tadi abang dipukul sama kakak ya ?”, kata kami mencoba mengganggu dia. “Susu kakak mana mi..?”, tanya dia lagi. kalau kami agak lambat bereaksi, dia akan pergi menghampiri kakaknya. “Kakak, ini susu buat kakak…”, katanya sambil tersenyum lebar. Dia dengan cepat melupakan apa yang kakaknya telah buat sebelumnya. Dia terus berbuat baik.
Ayat kita di pagi yang indah ini mengatakan agar kita jangan jemu-jemu berbuat baik. Kita diingatkan untuk selalu berbuat apa yang baik. Apa ukuran yang baik itu ? Tentu yang baik sesuai dengan yang Tuhan perintahkan kepada kita. Anak-anak yang masih kecil tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah karena usia mereka. Tetapi kalau mereka mendapatkan sesuatu yang baik, dia ingin saudaranya mendapatkannya juga. Terkadang kita merasa disakiti atau kecewa karena perbuatan orang lain kepada kita. Hal ini dapat mengganggu perasaan kita dan tidak sanggup untuk membalas dengan kebaikan. Tuhan meminta kita untuk terus berbuat baik. Saat Tuhan meminta, Dia akan menolong kita juga untuk sanggup melakukan yang baik senantiasa. Bila kita menghadapi situasi ini, datanglah kepada Tuhan. Minta tolong kepadaNya agar kita disanggupkan melakukan yang baik senantiasa. Tuhan akan memberi kesanggupan itu pada kita.
May we receive His wonderful blessings today !