Tuesday, October 06, 2009

Sampai Kita Jumpa Lagi Ferdy !

“Bagaimana keadaan Ferdy malam ini ?”, tanya saya kepada Bapak Yusak Barnabas pada hari Sabtu 3 Oktober 2009. Ketika itu sudah pukul 20:30 malam, kebetulan kami berpapasan di jalan. “Malam ini sudah dipasang ventilator, semoga bisa lebih membaik keadaannya...”, ucap Bapak Yusak memberitahu keadaan Bapak Ferdy. Sudah beberapa hari terakhir ini kondisi Bapak Ferdy merosot. Upaya kemoterapi yang dijalankan selama tiga bulan terakhir di RS PGI Cikini sebetulnya telah berhasil. Pemeriksaan terakhir di penghujung Agustus 2009 menunjukkan tubuh Bapak Ferdy telah bersih dari sel-sel kanker darah yang mengganggu. Masih teringat jelas semangat Bapak Ferdy mengikuti KKR Wilayah 4 di Kemang Pratama yang dibawakan oleh Pendeta Johny Lubis dan Ibu Lubis di akhir bulan Agustus 2009. Setiap malam Bapak Ferdy dan Ibu Elda hadir di KKR tersebut. Bapak Ferdy dan Ibu Elda juga rajin mengikuti KKR “Hope For Indonesia” di PRJ Kemayoran di awal bulan September 2009. Ketika itu Bapak Ferdy sementara masih menjalani pengobatan rutin ke RS PGI Cikini. Bapak Ferdy selalu mengenakan topi, karena rambut yang rontok setelah mengikuti proses kemoterapi yang panjang.

Pertengahan bulan September, Bapak Ferdy sudah boleh kembali ke Balikpapan, sambil dimonitor perkembangan kesehatannya. Namun selang satu minggu kemudian, Bapak Ferdy terserang demam dan gangguan di tenggorokan. Keluarga memutuskan untuk membawa Ferdy kembali dirawat di Jakarta. Selama dua minggu tubuh Ferdy terus demam dan melemah. Pada hari Jumat 2 Oktober 2009, dokter menemukan peradangan di paru-paru di tubuh Ferdy dan sudah sangat serius. Ferdy segera dipindahkan ke ruang ICU pada hari itu. Nafas yang sesak dan berat dirasakan oleh Ferdy. Bantuan oksigen diupayakan oleh tim dokter dan perawat. Pada hari Sabtu 3 Oktober 2009, ventilator dipasang dan terlihat kondisi Bapak Ferdy agak membaik.

Hari Minggu 4 Oktober 2009, jam 06:50 pagi. Saya tengah bersiap untuk olah raga pagi, ketika telepon di rumah berdering. “Saya..mau beritahu….Ferdy…sudah meninggal pagi ini…!”, suara Ibu Diana Barnabas di ujung telepon terdengar terputus-putus diiringi isak tangis memberitahu tentang Bapak Ferdy. “Oke, saya akan beritahukan kepada anggota jemaat kita !”, kata saya segera. Bapak Ferdy Rusdiansyah meninggal di usia 42 tahun, usia yang masih muda. Dia meninggalkan istri yang dikasihi Elda Rusdiansyah-Papudi, adik dari Ibu Diana Barnabas-Papudi, dan seorang putra yang masih duduk di kelas 1 SD, Darrel. Keluarga akan membawa jenasah untuk dimakamkan di Balikpapan. Pendeta R.Y. Hutauruk menghubungi ketua-ketua jemaat. Acara penghiburan dan kebaktian pelepasan jenasah segera diatur untuk dilaksanakan pada hari Minggu pagi di ruang duka nomor 6, RS PGI Cikini. Saya menghubungi Bapak Rolly Walintukan yang bertugas di kantor perwakilan Garuda Indonesia di Balikpapan, untuk membantu pengurusan logistik keluarga yang akan berangkat. Walaupun ini hari libur, tetapi Bapak Rolly segera berangkat ke kantor untuk membantu semua pengurusan tiket dan keberangkatan bagi keluarga yang berduka. Puji Tuhan untuk pelayanan Bapak Rolly ! Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Bapak Rolly mengkonfirmasikan bahwa beberapa anggota keluarga beserta jenasah Bapak Ferdy dapat berangkat ke Balikpapan pada sore hari.

Pukul 09:30 pagi, belasan anggota jemaat Kemang Pratama telah berada di ruang duka. Ibu Elda yang berduka duduk di samping peti jenasah ditemani Robert Papudi, dan beberapa anggota keluarga Rusdiansyah. Sebagian besar keluarga Papudi dan Rusdiansyah berangkat menuju Balikpapan pada pukul 12:30 siang, untuk mempersiapkan acara pemakaman di sana. Pada pukul 13:00 acara kebaktian penghiburan dan pelepasan jenasah dimulai. Bapak Willy Wuisan memimpin jalannya acara dengan mengundang yang hadir menyanyikan lagu “Adakah Yesus Lindung Aku.” Doa buka dilayangkan oleh Bapak Sudianto Suhardjo. Sebuah lagu “Apabila Damai Perjalananku” dialunkan dengan merdu oleh Ibu-ibu jemaat Kemang Pratama. Mendung yang menggelayut di langit, menambah suasana haru di dalam ruang duka. Pendeta R.Y. Hutauruk menyampaikan renungan penghiburan bagi keluarga yang berduka.

Pendeta Hutauruk mengutip perkataan Yesus kepada murid-muridNya, bahwa Ia pergi untuk menyediakan tempat bagi kita semua. “Tuhan Yesus tidak meninggalkan Ibu Elda dan Darrel. Walaupun saat ini Bapak Ferdy beristirahat untuk sementara, Tuhan mendampingi keluarga yang berduka. Ia sanggup untuk memberikan pertolongan bagi Ibu Elda dan Darrel.”, ucap Pendeta Hutauruk tentang janji Yesus. “Bila kita datang kepada Tuhan, maka Ia akan memberikan jawaban pada pertanyaan yang kita tidak dapat mengerti, memberi kekuatan pada kita, memberi kesabaran menghadapi kedukaan seperti ini, memberi kita kuasa dan ketabahan untuk melewati semua ini.”, lanjut Pendeta Hutauruk memberikan penghiburan bagi keluarga yang berduka. Hujan mulai turun membasahi halaman rumah sakit, memberikan keteduhan bagi semua yang ada di ruang duka. “Penghiburan yang sempurna akan datang dari Tuhan Allah bagi keluarga. Bila Yesus datang kedua kali nanti, mereka yang percaya dalam Yesus akan dibangkitkan kembali dan akan ada pertemuan besar yang indah saat itu dengan orang-orang yang kita kasihi yang telah mendahului kita. Untuk itu, biarlah keluarga tetap setia hingga Yesus datang.”, ajak Pendeta Hutauruk kepada keluarga yang berduka, sekaligus mengakhiri renungan penghiburan siang ini. Pendeta Hutauruk melayangkan doa khusus bagi keluarga; mendoakan Ibu Elda, Darrel, dan segenap keluarga besar agar mendapatkan kekuatan dan penghiburan dari Allah Bapa yang penuh kasih.

Bapak Willy mengajak semua yang hadir menyanyikan lagu tutup “Tabib Besar Ada Dekat”. Bapak Ramlan Sormin melayangkan doa tutup di akhir kebaktian penghiburan. Bapak Munas Tambunan, mewakili jemaat Kemang Pratama, menyampaikan kata-kata penghiburan bagi keluarga yang berduka. “Kita kehilangan Bapak Ferdy yang kita kasihi. Sementara kita menanti untuk bertemu kembali, ini adalah saat-saat penantian panjang yang sulit bagi keluarga yang ditinggalkan. Tetapi tidak ada yang sulit bagi Tuhan. Jangan kita menanggung beban kita sendirian. Kita datang padaNya dan serahkan beban kita, agar kita merasa ringan. Kiranya Ibu Elda, Darrel dan keluarga semua menantikan dengan penuh harapan pertemuan yang indah dengan Bapak Ferdy saat Yesus datang kedua kali nanti.”, ucap Bapak Munas memberikan kekuatan bagi keluarga besar Rusdiansyah – Papudi yang tengah berduka.

Acara kebaktian penghiburan dan pelepasan jenasah berakhir pukul 13:40 siang. Satu per satu yang hadir menyampaikan ungkapan dukacita kepada Ibu Elda dan keluarga Rusdiansyah yang hadir. Setelah itu petugas rumah sakit menutup peti jenasah. Sebelum berangkat, Pendeta Hutauruk memimpin doa untuk melepas keberangkatan keluarga dan jenasah Ferdy ke Bandara Soekarno-Hatta. Peti jenasah didorong perlahan memasuki mobil ambulans yang sudah siap. Satu per satu anggota jemaat Kemang Pratama kembali memberikan salam kepada Ibu Elda, sebelum dia memasuki mobil ambulans di kursi depan. Perlahan iring-iringan kendaraan yang membawa jenasah Bapak Ferdy meninggalkan halaman RS PGI Cikini, yang selama 3 bulan terakhir menyimpan banyak kisah keajaiban Tuhan bagi keluarga. Selamat beristirahat untuk sementara Bapak Ferdy ! Sampai kita berjumpa lagi di pagi yang cerah, saat Yesus datang kedua kali nanti !