Setelah menghabiskan beberapa tahun untuk berkuliah, memasuki tugas menyusun skripsi tentulah saat yang paling ditunggu. Tinggal selangkah lagi, saya akan masuk ke dalam dunia pekerjaan. Sebelum mulai mencari bahan untuk skripsi, saya berdoa kepada Tuhan untuk memperoleh akal budi agar bisa mendapatkan topik skripsi. “Kamu cari saja bahan- bahan pembahasan topik di perpustakaan, kemudian kamu diskusikan dengan dosen pembimbing kira-kira topik kamu cocok atau tidak!”, ujar kakak kelas yang sudah menyelesaikan skripsi ketika saya temui untuk meminta pendapatnya. “Baiklah kak, terimakasih ya atas sarannya..” jawab saya sambil permisi pulang. Dengan penuh semangat segera saya kumpulkan data dan membawa semua bahan skripsi menghadap kepada dosen pembimbing. “Saya pikir topik yang kamu pilih sudah baik. Sekarang kamu harus segera mencari perusahaan yang mau menerima kamu untuk melakukan penelitian!”, kata dosen pembimbing. Saat tiba di rumah saya berdoa berterima kasih kepada Tuhan sudah membuka kan jalan buat saya, tetapi kini saya kembali memohon bantuan Tuhan agar memibuka jalan untuk mendapatkan perusahaan yang mau menerima saya melakukan penelitian skripsi.
Sayapun mendatangi beberapa perusahaan dan menyampaikan permohonan saya untuk penelitian. Satu hari saya bertemu dengan seorang kenalan secara tidak diduga. “Katanya kamu sedang menyusun skripsi?”, tanyanya dengan ramah. “Betul sekali bang…, hanya saja kelihatannya perlu waktu. Hingga hari ini saya belum berhasil mendapatkan perusahaan yang mau menerima saya untuk melakukan penelitian.”, kata saya menjelaskan apa adanya. “Oh, kalau begitu kamu bisa ke kantor saya. Nanti saya bantu ajukan ke perusahaan agar kamu mendapat ijin melakukan skripsi di sana!”, katanya lagi dengan sikap yang ramah. “Wah, terima kasih banyak bang untuk bantuannya !”, ucap saya dengan gembira. "Oke, sampai bertemu nanti…!”, ujarnya seraya pergi meninggalkan saya. Saat itu juga saya langsung berdoa mengucapkan terimakasih kepada Tuhan karena sudah begitu baik membukakan jalan dengan cara yang tidak disangka-sangka. Hari-hari kemudian saya mulai dengan melakukan penelitian sampai akhirnya tiba pada tahapan pengajuan di sidang. Beberapa pertanyaan diajukan tim dosen penguji dan semua bisa saya jawab dengan baik, hari itu juga saya dinyatakan lulus dengan nilai bagus. Tanpa dapat menahan rasa gembira saya hubungi kedua orangtua untuk menyampaikan berita keberhasilan saya, dan di malam harinya saya langsung pergi bersenang-senang merayakan keberhasilan ini bersama dengan teman-teman. Ketika kami sedang bergembira,tertawa bersama menikmati makanan dan minuman yang di hidangkan, tiba-tiba saja seakan ada bisikan yang datang di telinga saya mengingatkan saya, “Kamu lupa berterima kasih kepada Tuhan?”. Saat itu juga hati saya merasa terkejut. Bagaimana mungkin di akhir semuanya ini, ketika keberhasilan sudah saya dapatkan, saya lupa untuk berterimakasih kepada Tuhan.
Ayat renungan pagi ini mengajak kita untuk mengangkat syukur kepada Tuhan dan memuji nama-Nya. Kita dihadapkan pada pelbagai macam tantangan, di setiap tahap kehidupan yang kita lalui. Di awal tantangan itu, kita akan datang kepada Tuhan, memohon dibukakan jalan dan kebijaksanaan untuk dapat berhasil. Tuhan akan membantu kita. Tuhan akan membukakan jalan, memberikan kita kebijaksanaan, mengirimkan jalan melalui pertolongan orang lain, dan banyak lagi cara yang Tuhan akan berikan hingga kita dapat berhasil. Namun, saat kita sudah berhasil, saat kita sudah mengatasi tantangan yang ada, terkadang kita lupa untuk mengucap syukur kepada Tuhan dan berterima kasih untuk semua kebaikan-kebaikanNya kepada kita. Marilah kita meluangkan waktu setiap hari untuk merenungkan semua kebaikan Tuhan kepada kita dan bersyukur kepadaNya.
Let us lift up our praises to Him every day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.