Thursday, October 29, 2009

Pelajaran Dari Seekor Ikan

Mazmur 139 : 14 “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat dan jiwaku benar-benar menyadarinya.”




Saya suka sekali dengan ikan hias. Walaupun hanya memiliki sebuah akuarium yang kecil, saya memelihara beberapa jenis ikan. Selain memiliki beberapa ikan koki, saya juga memelihara seekor ikan sapu-sapu, karena katanya ikan sapu-sapu yang membantu membersihkan kotaran atau lumut yang ada di dalam air. “Papa, lihat! Kok ikan sapu-sapunya mati…!!”, teriak anak saya yang sulung,. “Waduh, kenapa ya…?”, ujar saya sambil beranjak untuk melihat lebih dekat. “Papa harus segera beli yang baru ya…supaya akuariumnya tidak kotor !”, si sulung segera mengingatkan. “Ya sayang, tapi papa baru bisa beli nanti hari Minggu. Sekarang masih masih pagi, toko ikannya belum buka. Papa kan sudah harus berangkat ke kantor. Sementara kalau papa pulang kerja, toko ikannya sudah tutup.”, jawab saya sambil mengeluarkan ikan yang sudah mati dari akuarium. “Oke pa. Semoga akurium kita enggak apa-apa ya pa…”, katanya dengan wajah agak khawatir. Baru tiga hari ikan sapu-sapu tidak ada, akuarium saya sudah terlihat sangat kotor. Ikan koki yang warnanya begitu indah, tidak terlihat menarik lagi. Airnya menjadi keruh dan banyak lumut yang mengapung di dalam akuarium.

Hari Minggu tiba, saya pun segera ke toko ikan. “Saya minta tiga ya pak!”, kata saya kepada penjual ikan. Setelah dibungkus dan diberikan oksigen ke dalam plastik, ikan sapu-sapu saya bawa pulang. Saya masukkan ke dalam akuarium setibanya di rumah. Dengan cepat ikan sapu-sapu ini bergerak meliuk-liuk melahap lumut-lumut yang ada. Keesokan paginya kami sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. “Papa, kok ikan sapu-sapu itu hanya diam pojok sana? Kok dia tidak mau berteman dengan yang lain pa?”, tanya si sulung ingin tahu. “Oh iya ya..., mungkin dia malu dengan ikan koki itu karena kulitnya tidak seindah ikan koki…”, jawab saya seadanya. “Kasihan ya pa…, padahal yang membuat akuarium kita jadi bersih kan ikan yang jelek itu. Ikan koki-nya jadi terlihat bagus lagi karena airnya sudah jernih, iya kan pa?”, tanya si sulung, “Abang benar sekali, ikan sapu-sapu memang tidak indah, tetapi dia menjadi penolong untuk semua. Oke, nanti kita lihat lagi ya…, kita harus segera berangkat nak!”, ajak saya pada si sulung. Di dalam perjalanan saya merenungkan apa yang terjadi tadi. Ikan sapu-sapu memang tidaklah terlalu menarik dibanding ikan koki, tetapi Tuhan begitu ajaib bisa membuat semua ciptaannya, termasuk ikan sapu-sapu itu, menjadi berharga dan memiliki arti dalam hidup.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa kita semua diciptakan Tuhan secara ajaib dan dahsyat. Sebagai manusia ciptaan Tuhan kita diciptakan dengan sempurna, tetapi kita saling berbeda satu dengan yang lain itulah keistimewaan yang ada. Seseorang mungkin memiliki kelebihan dalam hal tertentu tetapi juga memiliki kelemahan dalam hal yang lain. Sama seperti ikan sapu-saput tadi yang tidak nampak terlalu menarik, tetapi ikan itu bisa menjadi penolong dan pembawa terang, serta keindahan untuk ikan-ikan lain di sekitarnya. Kita juga mungkin tidaklah semenarik atau memiliki kelebihan seperti orang lain, tetapi jika kita mau tentulah ada hal yang istimewa dalam diri kita yang bisa membuat kita menjadi berarti bagi diri kita dan bagi orang lain. Allah begitu berkuasa, Dia tahu bahwa semua makhluk ciptaan-Nya sangat berharga dan memiliki arti bagi Tuhan.

Have a good day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.