Tuesday, October 13, 2009

Hidup Sehat Dengan Makanan dan Pertarakan

Kebaktian pembukaan Sabat pada hari Jumat 9 Oktober 2009, dimulai tepat pukul 19:30. Sebagai lagu pembuka, Bapak Sontani Purnama mengundang jemaat menyanyikan Lagu Sion nomor 136, ”Aku Suka Critakan”, dan kemudian dilanjutkan dengan doa pembukaan yang dibawakan oleh Bapak Sontani. Lagu ”Sucikanlah Aku ya, Tuhan” dinyanyikan oleh keluarga Willy Wuisan sebagai lagu pujian pada malam hari ini. Bapak Jamesson Silitonga yang membawakan renungan Vesper berjudul ”Hidup Sehat Dengan Makanan dan Pertarakan”. ”Siapa yang mau sakit?”, tanya Bapak Jamesson kepada semua jemaat di awal renungan malam ini. Tentu saja, semua yang hadir tidak ada yang mengacungkan tangan. Semua menggelengkan kepala, sebagai pertanda bahwa semua yang hadir tidak menginginkan sakit. Kesehatan merupakan harta yang paling berharga. Saat kita sehat, mungkin kita tidak menyadari harga dari kesehatan tersebut. Namun, saat kita sakit, kita baru bisa merasakan bagaimana berharganya arti sebuah kesehatan. Segala daya upaya dikerahkan agar kita dapat mengembalikan kesehatan kita. Seorang dokter mungkin saja dapat memberikan sebuah resep obat yang manjur, namun keras, agar kita penderitaan kita dapat berkurang. Namun, kadangkala, obat hanya berfungsi sebagai pereda sakit dan penyembuh sementara, sehingga tidak dapat mengatasi penyebab penyakit itu sendiri.

Obat yang sebenarnya ada pada alam sekitar kita. Obat yang asli itu meliputi udara bersih, sinar matahari, pertarakan, istirahat, gerak badan, makanan teratur, penggunaan air, dan keyakinan pada kuasa ilahi. Ada pepatah yang mengatakan, ”Apa yang anda makan, mencerminkan diri anda”. Saat Allah menciptakan manusia, Allah telah menyiapkan makanan untuk manusia. Makanan itu meliputi segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji (Kejadian 1:29). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan dibuang ke bumi, maka makanannya ditambah dengan tumbuh-tumbuhan di padang (Kejadian 3:18). Makanan daging atau segala yang bergerak, yang hidup diperkenalkan oleh Allah pada setelah masa air bah, oleh karena sudah tidak ada lagi tanaman atau tumbuhan yang dapat dimakan (Kejadian 9:3). Sebelum air bah, usia Nuh mencapai 950 tahun, namun setelah air bah, setelah makanan daging diperkenalkan, umur manusia berkurang. Abraham hanya berusia 175 tahun dan raja Daud hanya mencapai usia 75 tahun (Mazmur 90:10). Bagaimana dengan kita ? 1 Korintus 6:19,20 mengatakan, ”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.” Cara makan, minum dan bekerja kita menunjang kesehatan. Makan dengan tidak bertarak, seringkali menyebabkan penyakit. Diperlukan pertarakan dalam segala hal untuk memelihara kesehatan. Pertarakan dalam pekerjaan; pertarakan dalam hal makan dan minum, keduanya penting. Bapa kita di surga memancarkan terang reformasi kesehatan untuk melindungi kita dari kejahatan yang diakibatkan oleh selera yang tak terkendali. Mereka yang mencintai kesucian dan kemurnian dapat memahami pemanfaatan makanan yang baik yang telah disediakan Allah bagi mereka. Oleh melakukan pertarakan dalam hidup setiap hari, mereka dapat disucikan melalui kebenaran. Memanjakan diri dalam hal makan terlalu sering atau terlalu banyak, keduanya membebani alat pencernaan dan menimbulkan rasa panas dalam tubuh. Darah menjadi kotor, lalu timbullah berbagai jenis penyakit.

Ada banyak orang yang mengaku kristen sekarang ini yang menganggap bahwa Daniel terlalu fanatik dan mencapnya bodoh dan berpikiran sempit. Mereka menganggap yang urusan makan dan minum terlalu kecil artinya dalam membuat satu keputusan yang besar. Mungkin salah satunya ialah pengorbanan setiap kesempatan di dunia ini. (Petunjuk Diet dan Makanan Anda/PDMA, halaman 32,33). Tetapi mereka yang berpikir demikian akan mendapati pada hari penghakiman bahwa mereka sudah lari dari tuntutan Allah yang jelas dan membuat pikiran mereka sebagai standar menentukan salah atau benar. “Beginilah Firman Tuhan” seharusnya menjadi peraturan kita dalam segala hal. Penggunaan makanan sederhana dalam satu atau dua bulan dapat meyakinkan banyak penderita bahwa jalan penyangkalan diri adalah jalan kesehatan. Makanan yang terdiri dari buah-buahan selama beberapa hari sangat besar khasiatnya bagi pekerja yang menggunakan otak. Banyak kali, untuk sementara waktu tidak makan sama sekali, lalu diikuti dengan makanan sederhana, akan memberikan penyembuhan melalui kuasa alam. Dalam banyak kasus penyakit, cara pengobatan pasien yang terbaik ialah berpuasa satu hari, agar alat yang sudah kewalahan itu sempat istirahat. Kebiasaan makan terlalu banyak akan merusak mesin tubuh dan menghalangi pekerjaannya, walaupun makanan itu berkualitas tinggi. (PDMA, halaman 136). Air hangat sekitar dua gelas yang diminum sebelum makan, itu tidak akan membahayakan tubuh, namun melancarkan pencernaan. Apabila engkau memperhatikan tubuhmu semakin lemah (dalam reformasi kesehatan), carilah telur dari unggas yang sehat, gunakanlah telur ini mentah atau dimasak, kocoklah telur mentah dengan anggur yang tidak beralkohol. Telur mentah juga diberikan kepada seorang dokter yang sedang sekarat di Cooranbong, dimakan dua tiga kali sehari. (PDMA, halaman 395)

Apa saja yang mengurangi kekuatan fisik itu juga melemahkan pikiran, dan menurunkan kesanggupannya untuk membedakan yang benar dari yang salah. Kita menjadi kurang sanggup memilih yang baik, dan kekuatan kemauan menurun untuk melakukan apa yang kita tahu benar. Roma 12:1 ”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”, kata Bapak Jamesson mengakhiri renungan Vesper malam ini. Di akhir kebaktian, jemaat menyanyikan Lagu Sion nomor 29, ”Brikanlah Ya, Tuhan” dan Bapak Jamesson menutup perbaktian Vesper ini dengan doa. Setelah bersalaman, maka semua yang hadir membentuk lingkaran di halaman gereja dan menyanyikan lagu ”God is So Good”. Setelah itu semua mengucapkan ”Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Tuhan Memberkati ! Haleluyah ! Amin !